Minggu, 03 April 2011

Ibadah yang Sejati

Kekristenan bukanlah kegiatan keagamaan atau praktek hidup kesalehan  yg dibatasi ruangan dan waktu. Dimana dimensi keagamaan telah terformat secara sempit dalam kegiatan, kebaktian, dengan firman Tuhan, memuji Tuhan, memberi persembahan digereja saja.


“Karena itu demi kemuliaan Allah aku menasehatkan kamu supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus, dan yang berkenan kepada Allah. Itu adalah ibadahmu yang sejati.”

Dalam bahasa Ibrani mengunakan kata ibadah ; "Abodah" yang memberikan pengertian sikap membungkukan badan tanda hormat seorang hamba dihadapan tuannya. 
Dalam bahasa Yunani kata "latreia", leitourgia memberikan pengertian sikap tunduk serta mencium tangan tanda hormat dan mengasihi. Hal ini menunjukkan sikap hormat dan kasih dari seorang hamba kepada Tuannya. 
Jadii pengertian ibadah disimpulkan bahwa ibadah menyangkut sikap hormat, tunduk yang dilandasi oleh kasih dari seorang hamba kepada tuannya. 


“Karena itu demi kemurahan Allah, yaitu demi semua yang sudah kita lihat, yaitu betapa kedahsyatan dosa yang membuat manusia menuju kepada kebinasaan yang kekal, kasih Allah yang begitu ajaib dalam Kristus Yesus, karena itu aku menasehatkan kamu untuk mempersembahkan tubuhmu. 
Bagaimana respons yang seharusnya menanggapi kemurahan hati Allah, kita tidak menyia- nyiakan anugerah Allah  tetapi justru kehidupan kita yang sudah diubahkan itu dipersembahkan sebagai satu respons kepada Tuhan yang telah mengasihi kita.
Pada waktu dikatakan “karena itu demi kemurahan Allah” Allah yang tidak menyayangkan AnakNya sendiri, yang telah memberi segala-galanya, oleh karena itu persembahkan dirimu. Artinya karena Allah telah memberikan diriNya sendiri, maka sudah sepatutnya sekarang totalitas hidup 
Dalam PL karya Allah yang menyelamatkan orang Israel lalu berkata, “Kasihilah Allahmu dengan segenap hati, jiwa, akal budi dan kekuatanmu,” 
Dalam PB yang sudah nyata Dia yang telah terlebih dahulu mengasihi kita, Dia yang telah mati pada waktu kita masih berdosa, Dia yang telah memberi diriNya, jelas sekarang konsekuensi logisnya adalah kita memberi diri juga bukan setengah-setengah.
kata “karena itu” menunjukkan satu penekanan kepada konsekuensi logis. Karena sesuatu yang terlebih dahulu telah dinyatakan, konsekuensi logis .
Kata “ibadah yang sejati” yang di dalam bahasa Inggrisnya ialah “reasonable service” berkonsekuensi logis bahwa persembahan ibadah itu adalah sebagai sesuatu yang reasonable, yang masuk akal, tahu diri dong. Jangan seperti orang Israel, semakin diberkati semakin kurang ajar, semakin diberkati semakin tidak tahu diri.
Paulus memerintahkan kita sekali untuk seterusnya mempersembahkan tubuh , tidak ada lagi reserve  dan anytime untuk Tuhan. Tidak ada yang akan dapat memisahkan kita dari kasih Tuhan Yesus Kristus. Di dalam Kristus tidak ada penghukuman bagi kita, itu adalah kemurahan Allah yang luar biasa. Apa dan siapakah yg dapat memisahkan kita dari kasihNya?  ketelanjangankah, penganiayaankah, kuasa-kuasa yang lain, tidak ada yang dapat memisahkan kita dari kasih Kristus. 
Karena itu biar kita mempersembahkan diri kita satu kali untuk selamanya 

Bagaimanapun persembahan dirimu itu adalah ibadahmu yang sejati. 
Mempunyai terjemahan yang berbeda, reasonable service, pelayanan spiritual. Ibadah yang sejati ini maksudnya ibadah yang rohani, 
Dalam konteks surat Roma yaitu tubuh yang sudah mati dan bangkit bersama Kristus. 
Kita bukan mempersembahkan tubuh kita yang berdosa, tetapi tubuh yang telah ditebus oleh darah Kristus, yang ditebus bukan dengan emas atau perak tetapioleh darah Anak Domba yang mahal dan yang tidak bernoda dan tidak bercacat itu. Dalam karya Kristus itulah diri kita yang telah diperbaharui ini kita persembahkan sebagai persembahan rohani. 
Artinya, di sini bukan persembahan ceremonial mampersembahan yang seperti binatang-binatang dalam PL, tetapi suatu kehidupan rohani kita yang sudah diperbaharui, dipersembahkan sebagai satu persembahan yang kudus dan yang berkenan kepada Dia. Bukan satu persembahan yang setengah-setengah. Allah berfirman dengan jelas di dalam Alkitab, kebencian Allah adalah kepada orang yang congkak dan kepada orang yang setengah hati. Yang tidak dengan segenap hati dan dengan sungguh-sungguh. Allah menghendaki kita dengan sungguh-sungguh mempersembahkan tubuh kita. 
Spiritual worship, jelas sekali itu yang dibicarakan di sini. Yaitu suatu sikap kehidupan yang nyata yang diberikan kepada Tuhan, yang kudus dan yang berkenan. 
demi kemurahan Allah aku menasehatkan kamu, persembahkanlah tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah, itu adalah your reasonable service, your spiritual worship, itulah persembahan tubuh yang sungguh-sungguh di hadapan Tuhan. Alangkah indahnya dalam Natal ini bersama para Majus kita menyembah Dia, tetapi dengan satu penyembahan yang baru yaitu mempersembahkan tubuh kita once for all. Apapun dan bagaimanapun engkau ada Tuhan, dalam pergumulan kehidupan kita, kita bisa mengatakan, Tuhan, biarlah kalau aku Tuhan ijinkan berlelah bagi Tuhan, let me feel the pain. Bukan hanya sekedar mencari kepuasan sendiri tetapi merasakan sungguh-sungguh keseriusan di dalam pelayanan. Inilah kehidupan yang dipersembahkan Tuhan, kita dipanggil untuk melayani Dia, bukan? Marilah kita persembahkan yang terbaik bagi Tuhan yaitu hidup kita. Bukan soal apa yang kau berikan tetapi bagaimana engkau memberikannya, dengan hati yang bagaimana kita memberikan hidup kita bagi Tuhan.(kz)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar