Minggu, 12 Juni 2011

The Powerful of PRAY

Allah memberikan ruang komunikasi yg sama kapasitasnya kepada semua orang.  Telinga dan Tangan Allah siap menjangkau semua orang tanpa kecuali. Pribadi Allah terbuka untuk siapa saja dan  tidak berlaku secara selektif untuk orang atau kelompok tertentu saja. 
Kasih dan Kuasa Allah yg sangat besar tanpa batas adalah kebutuhan yg hendak disasarkan kepada semua orang. Namun hanya orang yg mengenal dan melakukan perintahNya saja yg tahu seni untuk MENGUBAHKAN SEGALA SESUATU YG TIDAK MUNGKIN MENJADI MUNGKIN.

Bagaimanakah caranya menikmati Kuasa Allah yg dahsyat menjadi kenyataan hidup?
Yakobus 5 : 16-18
........Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya.


Doa-doa kita berpotensi menjadi energi yg sangat besar, sungguh-sungguh mujarab, bekerja secara efektif ,dan menjadi kenyataan.


Kata: "doa orang benar" disejajarkan dengan pengalaman nabi Elia yg berdoa secara spektakuler meminta hujan berhenti 3,5 tahun.
Elia adalah manusia biasa sama seperti kita, dan ia telah bersungguh-sungguh berdoa, supaya hujan jangan turun, dan hujanpun tidak turun di bumi selama tiga tahun dan enam bulan. (ayat.17)
Alkitab memotong argumentasi kita yg hendak mensahkan Elia sebagai orang yg luar biasa istimewa, perkasa, orang besar, orang suci yg hidup tanpa bercela. Allah menyebut Elia sebagai manusia biasa sama seperti kita.


Allah memberikan KESEMPATAN YG SAMA BESAR kepada semua orang untuk berdoa kepada Allah. Jawaban Allah tidak dipengaruhi oleh "siapa orangnya" tetapi bagaimana "relasinya" dengan Allah.
Respon Allah terhadap doa-doa kita tidak dapat dipengaruhi oleh penguasaan teologia, keterlibatan aktif dalam pelayanan ataupun jabatan gerejawi yg kita sandang. Daya pesona kita kepada manusia sama sekali tidak dapat menyuap hati Allah untuk mengikuti kemauan doa kita. Karena semua orang dihadapanNya adalah SAMA, menjadi MANUSIA BIASA.


Pernyataan Allah ini sungguh melegakan semua orang, karena kita semua diberikan kesempatan sekaligus kepastian jawaban doa bukan karena status kita tetapi karena relasi kita kepada Allah.
Jadi Doa yg sangat berkuasa itu dipropagandakan kepada kita tanpa kecuali, bahwa doa adalah jalan keluar yg paling baik, doa adalah sumber kekuatan yg mengubahkan, doa adalah solusi yg paling mungkin dari segala ketidakmungkinan.

Kualifikasi apa saja yg dibutuhkan untuk mengubahkan doa-doa kita menjadi kuasa yg mengubahkan?


1. Pastikan TUJUAN DOA kita adalah BENAR (ayat, 16b)


Kata: orang benar , bahasa Yunani:"dikaios" berarti: benar orang yg mengamati hukum-hukum Allah atau orang yg menjaga perintah Allah.
Elia tidak sedang meratapi persoalan pribadinya, ia tidak sedang berkepentingan dengan kebutuhan pribadinya namun ia sedang dalam posisi bekerja menjalan perintah Allah. Karena bangsa Israel sedang dalam puncak perlawanan terhadap otoritas Allah; ( I Raja-raja 16 : 33)
Sesudah itu Ahab membuat patung Asyera, dan Ahab melanjutkan bertindak demikian, sehingga ia menimbulkan sakit hati TUHAN, Allah Israel, lebih   dari semua raja-raja Israel yang mendahuluinya

Apa keuntungan yg didapat dari hasil doa yg menghentikan hujan selama 3,5 tahun?
Terjadi kekeringan, gagal panen, kelaparan, penderitaan yg berdampak secara menyeluruh tidak terkecuali juga menyentuh Elia. Sampai Allah harus memeliharanya secara spesial melalui burung gagak dan janda Sarfat untuk mengirim makanan.  ( I Raja 17 : 6; 17 : 10 )
Ini menjelaskan bahwa doa yg benar sangatlah jauh dari kepentingan keegoisan, pengumbaran nafsu keinginan atau hanya sekedar melepaskan diri dari beban persoalan hidup.
Doa bukanlah melaksanakan kehendak manusia di sorga melainkan melaksanakan kehendak Allah didalam dunia.
Doa bukanlah upaya mendikte, memaksa, mengintervensi, merayu Tuhan untuk mengikuti kemauan kita. Namun doa adlah upaya menyelaraskan kehendak Tuhan dalam hidup kita.


Doa yg benar adalah kolaborasi keyakinan kita yg bersedia taat melakukan perintah Tuhan, bersedia menerima kehendak Tuhan. 
Jadi unsur yg paling penting dalam doa yg benar adalah menjawab pertanyaan: apakah Tuhan dipermuliakan mealui doa kita, apakah kita dalam posisi melakukan Firman Allah atau sesuai dengan kehendak Allah, jika YA, pastikan bahwa doa kita memiliki kekuatan yg sangat besar untuk mengubahkan segala sesuatu.


2. Pastikan bahwa kita berdoa dengan IMAN (ayat.16)

........Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya.

Elia berani melakukan pekerjaan yg belum pernah ia kerjakan, Elia bersedia melakukan tindakan ygbelum pernah ia lihat sebelumnya dn ia tanpa keraguan, mempercyai segala sesuatu yg Allah perintahkan dengan tepat. itu adalah tindakan iman.

Doa dengan iman adalah melepaskan  ketergantungan pada situasi atau realita  disekitar kita. Walaupun tidak kelihatan support (dukungan), kurang kondusif, bagai berjuang seorang diri atau bahkan seperti melawan arus mayoritas masih sanggup melihat eksistensi Allah yg nyata dalam doa-doa kita. tak peduli apa kata dunia.........................
Keberanian bertindak untuk mempercayai sesuatu yg belum tampak atau belum pernah terjadi bukan berarti kita mempercayai fantasi atau impian kosong dimasa yg akan datang.
Iman memang dasar yg kita perhgunakan untuk mempercayai segala sesuatu diluar jangkauan logika manusia namun itu adalah fakta yg sungguh Allah sediakan bagi kita.
Doa dengan iman adalah membayar harga untuk menukar ketergantungan kita pada kekuatan manusia yg sangatterbatas dan mengisinya dengan kekuataan Allah yg sangat dahsyat bekerja didalam hidup kita.
Buanglah sejauh mungkin rumusan KETIDAK MUNGKINAN dalam diri kita, karena dengan iman kita boleh berdoa untuk menjelajahi segala potensi agung kemahakuasaan Allah yg melampaui segala akal manusia. Jangan lagi katakan: terlalu berat, jalan sudah tertutup, sudah kasep, tidak mungkin. Dalam kekristenan segala sesuatu adalah mungkin dan DOA adalah JALAN SATU SATUNYA untuk menuju KEMUNGKINAN TERBESAR dari Allah.

Ubahlah perspektif doa kita untuk melihat celah-celah kemungkinan yg pasti sanggup dikerjakan Allah. Pastikan doa kita adalah berdoa dengan iman!

c. Pastikan DOA kita dengan KETEKUNAN (ayat.17)

Elia adalah manusia biasa sama seperti kita, dan ia telah bersungguh-sungguh berdoa, supaya hujan jangan turun, dan hujanpun tidak turun di bumi selama tiga tahun dan enam bulan.  

Kata: "sungguh-sungguh berdoa"  berarti berdoa di dalam doa































Jumat, 10 Juni 2011

Menjadi Penyanggah Pertumbuhan Gereja

Berdirinya gereja Tuhan tidak selalu dimulai dari gerakan-gerakan spektakuler yg dikendalikan dari atas mimbar, yg dikobarkan oleh hamba Tuhan dengan reputasi yg membumi, ditambah dengan dukungan melimpah dari sejumlah pengikut yg tak terhitung.

Nama besar, pengaruh kekuasaan dan kekuatan manusia seringkali dianggap sebagai bagian yg tidak mayor dalam pertumbuhan gereja. Karena Roh Kudus adalah sumber yg menggerakkan sejumlah orang yg mau bekerja dengan rendah hati, tulus dan rela berkorban berfokuskan kemuliaan Tuhan. 

Barnabas adalah bukti catatan Alkitab: yg namanya tidak berkibar setenar Yohanes, Petrus dan Paulus namun kinerjanya telah membidani lahirnya jemaat Kristen yg pertama kali dan melambungkankan nama Paulus sebagai rasul besar yg dipercaya Allah penulis sebagian besar kitab Perjanjian Baru.

Barnabas merepresentasikan kedewasaan sikap dan karakter yg seharusnya dimiliki gereja masa kini
Bagaimana aksi nyata Barnabas dalam pertumbuhan gereja perdana?

1. Memiliki PERSPEKTIF IMAN yg MURNI ( Kisah Rasul 4: 36-37 )


........karena semua orang yang mempunyai tanah atau rumah, menjual kepunyaannya itu, dan hasil penjualan itu mereka bawa 4:35 dan mereka letakkan di depan kaki rasul-rasul; lalu dibagi-bagikan kepada setiap orang sesuai dengan keperluannya 4:36 Demikian pula dengan Yusuf, yang oleh rasul-rasul disebut Barnabas,   artinya anak penghiburan, seorang Lewi dari Siprus. 4:37 Ia menjual ladang, miliknya, lalu membawa uangnya itu dan meletakkannya di depan kaki   rasul-rasul.  

Banyak orang percaya Tuhan yg bergairah menjadi dermawan didalam gereja perdana memberikan hartanya bagi pekerjaan Tuhan namun identitas mereka tidak disebutkan secara personal oleh Alkitab.
  • Alkitab hanya mencatat satu nama penderma yg istimewa yaitu Yusuf (mendapatkan award). Nama Yusuf dikontraskan dengan sikap Ananias dan Safira yg memberikan persembahan kepada Tuhan secara tidak jujur (mendapatkan hukuman). Menjelaskan pengakuan gereja perdana kepadanya sebagai apresiasi besar terhadap keteladanan Yusuf yg memiliki kualiafikasi sikap berbeda dengan yg lain, karena Yusuf memberikan persembahan bagi pekerjaan Tuhan sebagai ekspresi iman yg jujur.
  • Rasul-rasul menambah identitas baru nama Yusuf menjadi Barnabas. Nama aslinya adalah Yusuf yg artinya: penyelamat namun karena karakternya yg sangat menonjol dalam menopang pekerjaan Tuhan maka para rasul memberikan nama tambahan kepadanya yaitu BARNABAS yg berarti: anak penghiburan. Gereja perdana harus mengakui pengaruh kehidupan Barnabas karena merasa banyak diberkati, ditopang, dikuatkan oleh sikap dan karakter Barnabas.
Melihat kualifikasi IMAN YG MURNI dalam diri Barnabas menjadikan gereja tidak merasa bekerja seorang diri namun ditopang dengan tidak tangung-tanggung oleh pribadi yg dewasa karakternya. Ketika Barnabas berbicara maka perkataannya menciptakan atmofsfir iman yg membangun, menguatkan, menghiburkan dan mendayagunakan orang lain. Dan ketika ia bertindak maka semua orang dapat melihat dampak pemberiannya yg tulus sehingga menjadi daya tarik orang lain untuk percaya kepada Kristus. 

Betapa pentingnya peranan orang-orang yg memiliki kualitas iman yg murni bekerja membangun gereja Tuhan!



Gereja masa kini sesunggunya membutuhkan figur yg bersedia menaklukkan keakuan dan pementingan diri sendiri dibawah otoritas Kristus. Gereja Tuhan membutuhkan pribadi-pribadi yg bekerja dengan spirit memberi , melayani dan mengabdi tanpa pamrih untuk kepentingan kerajaan Tuhan yg kekal bukan untuk membangun kerajaan sendiri selama didunia ini. 
Gereja Tuhan membutuhkan orang-orang yg berani bertindak secara nyata dan tulus iklas dengan konsekuansi pengorbanan yg besar .
Gereja membutuhkan pribadi yg lebih dari sekedar aktivis gereja yg memiliki jabatan Pendeta atau gembala jemaat, 
Gereja Tuhan memang membutuhkan investasi material dan kematangan sumberdaya namun eksistensi gereja untuk mencapai keagungan pelayanan tidak dapat ditopang hanya oleh para penderma yg memiliki kemapanan ekonomi dengan tingkat intelektual tinggi yg bekerja aktif didalamnya . Gereja yg sehat membutuhkan pribadi-pribadi yg berkarakter unggul dengan  memiliki kualitas iman yg murni didalam hatinya. Jika bukan kemurnian, kejujuran dan kerelaan hati yg mendominasi gereja pastilah pementingan diri sendiri dan kecurangan yg sedang mencari jalan untuk merusak.

2. Memiliki PERSPEKTIF IMAN yg CERDAS (kisah Rasul 9 : 26 - 27)


9:26 Setibanya di Yerusalem  Saulus mencoba menggabungkan diri kepada murid-murid, tetapi semuanya takut kepadanya, karena mereka tidak dapat percaya, bahwa ia juga seorang murid. 9:27 Tetapi Barnabas  menerima dia dan membawanya kepada rasul-rasul dan menceriterakan kepada mereka, bagaimana Saulus melihat Tuhan di tengah jalan dan bahwa Tuhan berbicara dengan dia  dan bagaimana keberaniannya mengajar di Damsyik dalam nama Yesus.

Latar belakang Saulus yg menjadi dalang dan pelaku penganiayaan pengikut Kristus, masih meninggalkan trauma dan ketakutan para murid Tuhan saat itu. Sehingga tidak mudah menerima kehadiran Saulus dalam komunitas murid Kristus. Pertobatan Saulus yg telah diubahkan total oleh Tuhan  realitanya mengalami penolakan oleh murid-murid Tuhan. Ini sangat menyakitkan bagi petobat baru!
Sementara mereka tidak percaya , menaruh kecurigaan besar, takut menerima bahkan menolak kehadiran Saulus justru Barnabas tampil kedepan untuk MENERIMA dan MEMBAWANYA kepada para rasul. Sikap yg tidak populer karena melawan logika dan situasi psikologi manusia.

Barnabas memiliki perspektif iman yg cerdas untuk melihat realita secara obyektif, berpikiran positif dan kontruktif.: Perhatikan argumentasi Barnabas memaparkan bukti-bukti yang dapat dipercayai oleh semua orang.

  • Saulus melihat Tuhan di tengah jalan , (menujukkan bukti visual)
  • Tuhan berbicara dengan dia, (menujukkan bukti verbal) 
  • bagaimana keberaniannya mengajar di Damsyik dalam nama Yesus. (menunjukkan bukti perubahan nyata)

Wawasan teologia jemaat perdana memang tidak selengkap jemaat masa kini, yg dapat mempercayai konsep II Korintuss 5 : 17 secara mudah.
" Jadi barangsiapa ada didalam Kristus, ia adalah ciptaan baru, yg lama sudah berlalu, sesungguhnya yg baru sudah datang."
Namun Barnabas sanggup melihat cara pandang Allah untuk menanggapi panggilan Saulus secara benar. Itu menunjukkan kecerdasan imannya didalam Tuhan.
Panggilan Allah kepada Saulus menjelaskan bahwa Allah dapat memakai siapa saja orangnya tanpa memandang latar belakang, kebejatan moral, kebodohan atau segudang dosa yg pernah diperbuatnya.
Allah secara mutlak dapat memilih siapa saja, Allah bersedia menerima, Allah sanggup mengampuni dan Allah dapat memakai semua orang tanpa terkecuali sebagai alatNya tanpa meminta pertimbangan manusia.
Bagaimana mungkin kita manusia ciptaan Allah berani membuat aturan sendiri untuk menolak orang yg sudah diubahkan Allah?
Kebesaran hati Barnabas meneladankan sikap Kristus yg bersedia: mengampuni, melupakan kesalahan, tidak memandang rupa, bekerja bersama untuk memperluas Kerajaan Allah.

Pastinya, tanpa dukungan Barnabas tidak akan pernah lahir Paulus yg menjadi rasul Yesus Kristus dan penulis sebagian besar kitab Perjanjian Baru .



3.  Memiliki PERSPEKTIF IMAN yg KONSTRUKTIF (Kisah rasul 15 : 37-38)

Barnabas dan Paulus adalah team pelayanan yg solid, dimana Yohanes Markus juga terlibat didalamnya . Dalam perjalanan pekabara Injil yg pertama Yohanes Markus serta merta memutuskan diri untuk meninggalkan pelayanan sementara berada di Pamfilia. ( Kisah rasul 13:13)

Paulus menolak dengan tegas kehadirannya, karena pembelotannya untuk tidak melanjutkan pelayanan saat di Pamfia tidak dapat dianggap kesalahan remeh, ini adalah problem serius, dosa besar dalam pelayanan  sehingga ia tidak melibatkan dalam perjalanan misi yg berikutnya.
Namun Barnabas masih berharap dapat melibatkan Markus dalam pelayanan,
15:37 Barnabas ingin membawa juga Yohanes yang disebut Markus  15:38 tetapi Paulus dengan tegas berkata, bahwa tidak baik membawa serta orang yang telah meninggalkan mereka   di Pamfilia dan tidak mau turut bekerja bersama-sama dengan mereka.

Barnabas bukanlah orang yg kompromis terhadap dosa, ia bukanlah orang yg tidak selektif dalam melibatkan orang dalam pelayanan. Sejarah mencatat tanpa ragu integritasnya. (Kisah Rasul 11:24) karena Barnabas adalah orang baik, penuh dengan Roh Kudus dan iman. Sejumlah orang dibawa kepada Tuhan.

Jadi apa logika berpikirnya Barnabas sehingga tetap bersikukuh melibatkan Markus dalam pekerjaan Tuhan?
Realita tidak selalu menunjukkan POTENSI yg sebenarnya dalam diri seseorang. Selalu ada HARAPAN terjadinya PERUBAHAN dalam diri seseorang yg hancur sekalipun.
Penerimaan diri Yohanes Markus dalam pelayanan bukanlah kasus nepotisme, walaupun kenyataannya Markus adalah kepokannya. 
Lebih dari sekedar berpikir positif, Barnabas berani mendemostrasikan kecerdasan imannya untuk memandang bahwa SELALU ADA HARAPAN PERUBAHAN didalam Tuhan.
Kegagalan seseorang bukan akhir dari masa depan, terpukul jatuhnya seseorang bukanlah kematian selamanya. Pengalaman kegagalan atau kekalahan adalah dinamika alami manusia supaya kita menyadari kelemahan diri dan semakin banyak belajar dari Allah yg menjadi sumber pertolongan tiada batas.

Lebih mudah untuk menjatuhkan sanksi hukuman dari pada memberikan solusi masa depan!
Barnabas melihat potensi harapan besar , berpikir jauh kedepan dan memberikan kesempatan yg kedua kepada Yohanes Markus.
ini adalah standar harapan yg harus dimiliki oleh mereka yg berperan besar dalam pemimpin jemaat.

Sebagai hasilnya, Yohanes Markus bukan saja sukses dalam pelayanan namun ia juga dipercaya Allah untuk menulis 16 pasal Injil Markus dalam Perjanjian baru serta Rasul Paulus dengan ksatria harus mengakui bahwa Yohanes Markus adalah seorang hamba Tuhan yg sangat penting peranannya, sangat menguntungkan dan memberkati dunia sampai sekarang ini.
Perubahan Besar tidak dimulai dari tindakan orang yg besar bahkan lebih banyak dimotori dari balik layar, ini adalah karya terbaik Barnabas, orang yg tidak mudah terbawa arus, berpendirian teguh terhadap kebenaran, tidak gampang putus asa dengan kegamangan persoalan. Bahkan  Ia selalu berpikir jauh kedepan melewati realita buruk, melihat potensi besar, melihat harapan baru, menatap masa depan cerah sementara orang lain menganggap sebagai kegagalan serius dan kehancuran total.

Gereja Tuhan masa kini membutuhkan tiang penopang seperti Barnabas!
Untuk saya dan Saudara keteladanan Barnabas ditujukan.
Menjadi tiang penyangga pertumbuhan gereja bukanlah pilihan , bukan impian atau rancangan masa depan kita.
Menjadi tiang penyangga pertumbuhan gereja adalah bagian hidup kita, tanggungjawab kita, visi kerja kita dan sukacita kita SEKARANG INI dan SETIAP HARI.

Just Do It Now............................... GOD BLESS U......

By; Haris Subagiyo


















Injil Menurut Toko Serba Ada

 
Oleh: Tidak Diketahui 
Ada kisah tentang kebaikan dan kasih yang tercecer dari antara perayaan-perayaan Natal. Semacam kisah Orang Samaria yang Baik Hati. Kisah tentang kasih yang indah ini sayangnya tidak terjadi di gereja, tetapi di sebuah Dept. Store di Amerika Serikat.
Pada suatu hari seorang pengemis wanita yang dikenal dengan sebutan "Bag Lady" (karena segala harta-bendanya hanya termuat dalam sebuah tas yang ia jinjing kemana-mana sambil mengemis) memasuki sebuah Dept. Store yang mewah sekali. Hari-hari itu adalah menjelang hari Natal. Toko itu dihias dengan indah sekali. Lantainya semua dilapisi karpet yang baru dan indah.
Pengemis ini tanpa ragu-ragu memasuki toko ini. Bajunya kotor dan penuh lubang-lubang. Badannya mungkin sudah tidak mandi berminggu-minggu Bau badan menyengat hidung. Ketika itu seorang hamba Tuhan wanita mengikutinya dari belakang. Ia berjaga-jaga, kalau petugas sekuriti toko itu mengusir pengemis ini, sang hamba Tuhan mungkin dapat membela atau membantunya. Wah, tentu pemilik atau pengurus toko mewah ini tidak ingin ada pengemis kotor dan bau mengganggu para pelanggan terhormat yang ada di toko itu. Begitu pikir sang hamba Tuhan wanita. Tetapi pengemis ini dapat terus masuk ke bagian-bagian dalam toko itu. Tak ada petugas keamanan yang mencegat dan mengusirnya. Aneh ya Padahal, para pelanggan lain berlalu lalang di situ dengan setelan jas atau gaun yang mewah dan mahal.
Di tengah Dept. Store itu ada piano besar (grand piano) yang dimainkan seorang pianis dengan jas tuksedo, mengiringi para penyanyi yang menyanyikan lagu-lagu natal dengan gaun yang indah. Suasana di toko itu tidak cocok sekali bagi si pengemis wanita itu. Ia nampak seperti makhluk aneh di lingkungan gemerlapan itu. Tetapi sang 'bag lady" jalan terus. Sang hamba Tuhan itu juga mengikuti terus dari jarak tertentu.
Rupanya pengemis itu mencari sesuatu dibagian Gaun Wanita. Ia mendatangi counter paling eksklusif yang memajang gaun-gaun mahal bermerek (branded items) dengan harga diatas $ 2500 per piece. Kalau dikonversi dengan kurs hari-hari ini, harganya dalam rupiah sekitar Rp. 20 juta per piece. Baju-baju yang mahal dan mewah ! Apa yang dikerjakan pengemis ini?
Sang pelayan bertanya, "Apa yang dapat saya bantu bagi anda ?"
"Saya ingin mencoba gaun merah muda itu ?"
Kalau anda ada di posisi sang pelayan itu, bagaimana respons anda ? Wah, kalau pengemis ini mencobanya tentu gaun-gaun mahal itu akan jadi kotor dan bau, dan pelanggan lain yang melihat mungkin akan jijik membeli baju-baju ini setelah dia pakai. Apalagi bau badan orang ini begitu menyengat, tentu akan merusak gaun-gaun itu. Tetapi mari kita dengarkan apa jawaban sang pelayan toko mewah itu.
"Berapa ukuran yang anda perlukan ?"
"Tidak tahu !"
"Baiklah, mari saya ukur dulu."
Pelayan itu mengambil pita meteran, mendekati pengemis itu, mengukur bahu, pinggang, dan panjang badannya. Bau menusuk hidung terhirup ketika ia berdekatan dengan pengemis ini. Ia cuek saja. Ia layani pengemis ini seperti satu-satunya pelanggan terhormat yang mengunjungi counternya.
"OK, saya sudah dapatkan nomor yang pas untuk nyonya ! Cobalah yangini !" Ia memberikan gaun itu untuk dicoba di kamar pas.
"Ah, yang ini kurang cocok untuk saya. Apakah saya boleh mencoba yang lain?
"Oh, tentu !"
Kurang lebih dua jam pelayan ini menghabiskan waktunya untuk melayani sang "bag lady". Apakah pengemis ini akhirnya membeli salah satu gaun yang dicobanya? Tentu saja tidak ! Gaun seharga puluhan juta rupiah itu jauh dari jangkauan kemampuan keuangannya.
Pengemis itu kemudian berlalu begitu saja, tetapi dengan kepala tegak karena ia telah diperlakukan sebagai layaknya seorang manusia. Biasanya ia dipandang sebelah mata. Hari itu ada seorang pelayan toko yang melayaninya, yang menganggapnya seperti orang penting, yang mau mendengarkan permintaannya.
Tetapi mengapa pelayan toko itu repot-repot melayaninya ? Bukankah kedatangan pengemis itu membuang-buang waktu dan perlu biaya bagi toko itu? Toko itu harus mengirim gaun-gaun yang sudah dicoba itu ke Laundry, dicuci bersih agar kembali tampak indah dan tidak bau. Pertanyaan ini juga mengganggu sang hamba Tuhan yang memperhatikan apa yang terjadi di counter itu. Kemudian hamba Tuhan ini bertanya kepada pelayan toko itu setelah ia selesai melayani tamu "istimewa"-nya.
"Mengapa anda membiarkan pengemis itu mencoba gaun-gaun indah ini ?"
"Oh, memang tugas saya adalah melayani dan berbuat baik (My job is to serve and to be kind !)"
"Tetapi, anda 'kan tahu bahwa pengemis itu tidak mungkin sanggup membeli gaun-gaun mahal ini?"
"Maaf, soal itu bukan urusan saya. Saya tidak dalam posisi untuk menilai atau menghakimi para pelanggan saya. Tugas saya adalah untuk melayani dan berbuat baik." Hamba Tuhan ini tersentak kaget. Di jaman yang penuh keduniawian ini ternyata masih ada orang-orang yang tugasnya adalah melayani dan berbuat baik, tanpa perlu menghakimi orang lain.
Hamba Tuhan ini akhirnya memutuskan untuk membawakan khotbah pada hari Minggu berikutnya dengan thema "Injil Menurut Toko Serba Ada". Khotbah ini menyentuh banyak orang, dan kemudian diberitakan di halaman-halaman surat kabar di kota itu.
Berita itu menggugah banyak orang sehingga mereka juga ingin dilayani di toko yang eksklusif ini. Pengemis wanita itu tidak membeli apa-apa, tidak memberi keuntungan apa-apa, tetapi akibat perlakuan istimewa toko itu kepadanya, hasil penjualan toko itu meningkat drastis, sehingga pada bulan itu keuntungan naik 48 % !
"Peliharalah kasih persaudaraan ! Jangan kamu lupa memberi kebaikan kepada orang, sebab dengan berbuat demikian beberapa orang dengan tidak diketahuinya telah menjamu malaikat-malaikat." Ibrani 1:31. 

http://indonesia.heartnsouls.com/crt_kristen.shtml

Kamis, 09 Juni 2011

Penderitaan dibawah Kemegahan

Studi Kisah Para Rasul 3 : 1 - 10

Peristiwa Pentakosta yg mengubahkan spiritual para murid dengan gaya hidup yg dipenuhi Roh Kudus, sekaligus melahirkan gereja Tuhan di muka bumi ini tidak boleh berhenti pada sikap eksklusif  atau hanya enjoy  dengan felowship kelompok  sendiri. 
Bukan peristiwa yg terjadi secara kebetulan sejak pertama kali gereja berdiri menyasar pada kesembuhan secara spektakuler orang lumpuh didepan gerbang Indah sebagai manifestasi kerja pertama kali gereja ditengah dunia nyata.. 

Apa pentingnya pengalaman Petrus dan Yohanes menyembuhkan seorang lumpuh dalam konteks peranan gereja masa kini? 
1. Gereja Tuhan yg dilengkapi dengan otoritas Allah tidak berperan dalam posisi menikmati berkat Tuhan, anugerah dan Kuasa Tuhan tetapi dipanggil secara aktif memberikan aksinya untuk perubahan dunia ini.
2. Realita ketidakberdayaan manusia secara phisik dan spiritual adalah sasaran yg harus dijangkau gereja Tuhan secara nyata dengan tujuan memindahkan manusia yg penuh dengan keluhan persoalan menjadi pribadi yg gemar menyembah Allah.

Realita Penderitaan dibawah Kemegahan Dunia (ayat.2)

Di situ ada seorang laki-laki, yang lumpuh sejak lahirnya   sehingga ia harus diusung. Tiap-tiap hari orang itu diletakkan dekat pintu gerbang   Bait Allah, yang bernama Gerbang Indah, untuk meminta sedekah 
Konstruksi Gerbang Indah sungguh mengagumkan karena sebagian besar material teksturnya terbuat dari perunggu yg dibawa dari kota Korintus dengan modifikasi ukiran-ukiran dari emas. Manakala sinar matahari menerpa gerbang tersebut, maka dari kejauhan akan tampak kemilau sinar gerbang indah itu terpancar sangat memukau,  megah dan mengesankan. 
Namun kontradiksi dengan apa yg ada dibawahnya, dibawah Gerbang Indah ini duduklah seorang pengemis yg lumpuh tidak berdaya selama 40 tahun yg mengantungkan hidup dari meminta sedekah. oooooh betapa memilukan.

Ditengah kemegahan karya seni yg bertaburan harta yg tak ternilai dan hingar-bingarnya kemajuan jaman, kenyataannya masih menyisakan orang-orang yg merasa kesepian, kehilangan masa depan, tidak berdaya, miskin produktivitas, kehilangan martabat, menderita secara phisik dan siksaan batin. Mereka membutuhkan sumber pertolongan yg sanggup menyelesaikan akar persoalan untuk pemulihan total kehidupannya.

Bagaimana Karya Gereja Tuhan ditengah dunia?


1. Gereja dipanggil untuk memberikan HARAPAN BARU bagi dunia (ayat.4-6)


3:4 Mereka menatap dia dan Petrus berkata: "Lihatlah kepada kami." 3:5 Lalu orang itu menatap mereka dengan harapan akan mendapat sesuatu dari mereka. 3:6 Tetapi Petrus berkata: "Emas dan perak tidak ada padaku, tetapi apa yang kupunyai, kuberikan kepadamu: Demi nama Yesus Kristus, orang Nazaret   itu, berjalanlah.

Sungguh tragis kualitas pengharapan pengemis lumpuh ini. Frustasi karena sudah 40 tahun terkekang dibawah penderitaan, Maka kesembuhan secara phisik sudah tidak terpikir lagi olehnya. Patah arang, putus asa, tidak memiliki masa depan dan hidup tanpa pengharapan adalah potret pengemis lumpuh didepan Bait Allah. Setiap orang yg melintas didepannya membesarkan harapan hanya untuk memberikan sedekah. 

Petrus dan Yohanes datang membawa HARAPAN BARU. 

Kebutuhan yg paling esensial dari pengemis lumpuh ini bukanlah mendapatkan uang untuk sekedar hidup. Meminta-minta sedekah adalah akibat dari kondisi ketidakberdayaan (invalid) secara phisik untuk menjadi orang yg TIDAK produktif  bukan etos kerjanya. 
HARAPAN BARU disampaikan , yg nilainya lebih mahal dari emas dan perak.
HARAPAN BARU membawa perubahan besar dan mendasar dengan nilai kekekalan
HARAPAN BARU memberikan masa depan yg cemerlang
Harapan itu ada dalam nama TUHAN YESUS, Allah yg sanggup melakukan segala perkara, Allah yg sanggup mengubahkan segala sesuatu yg tidak mungkin menjadi mungkin.


Jadi Gereja dipanggil untuk menyelesaikan akar persoalan kehidupan bukan sekedar menyentuh gejala-gejalanya saja.

Petrus dan Yohanes mereprestasikan gereja Tuhan untuk merubah harapan semu dan harapan sementara menjadi HARAPAN KEKAL yg sanggup memulihkan aspek persoalan manusia berbasiskan keabadian. 
Gereja Tuhan dipanggil untuk merubah orientasi berpikir yg material : yg berbasiskan uang, makanan, kekuatan manusiawi menjadi pola pikir spiritual yg berpusat pada Allah.
Gereja Tuhan selalu mempunyai energi yg cukup bahkan sangat luar biasa dari otoritas nama Tuhan Yesus yg sangat amat berkuasa untuk menjadi sumber pertolongan bagi mereka yg membutuhkan didunia.

2. Gereja dipanggil untuk melakukan TRANSFORMASI SPIRITUAL

Transformasi rohani adalah kebutuhan yg jauh lebih besar dari sekedar bebasnya manusia dari persoalan: penyakit, kemiskinan, kesepian dan ketidakberdayaan hidup.

Ketika orang itu melihat, bahwa Petrus dan Yohanes hendak masuk ke Bait Allah, ia meminta sedekah (ayat.3)


Sesungguhnya pengemis lumpuh ini hanya berharap mendapatkan SEDEKAH, sama sekali tidak terpikirkan terjadinya MUJIZAT KESEMBUHAN karena masa penderitaan selama 40 tahun telah membentuk mentalnya sebagai orang yg frustasi, pahit dan merasa terbuang. Kondisinya yg tidak berdaya memaksanya menjadi profesi sebagai peminta-minta. Jadi hanya sekedar dapat hidup itu sudah dianggap sebagai anugerah yg cukup.
Tetapi kuasa Allah telah merubah harapan kosongnya menjadi kenyataan yg mengubahkan.

3:7 Lalu ia memegang tangan kanan orang itu dan membantu dia berdiri. Seketika itu juga kuatlah kaki dan mata kaki orang itu. 3:8 Ia melonjak berdiri lalu berjalan kian ke mari dan mengikuti mereka ke dalam Bait Allah, berjalan dan melompat-lompat   serta memuji Allah. 

Demonstrasi kuasa Allah selalu dimanifestasikan melebihi harapan, pemikiran, doa dan keinginan baik manusia.
Demonstrasi kuasa Allah pola kerjanya tidak berhenti pada kepentingan yg sementara saja tetapi selalu menatap pada kepentingan kekekalan.

Pengemis lumpuh ini bukan saja sanggup berdiri, berjalan dan melompat-lompat tetapi telah terjadi perubahan MENTAL secara spektakuler. 

3:9 Seluruh rakyat   itu melihat dia berjalan sambil memuji Allah, 3:10 lalu mereka mengenal dia sebagai orang yang biasanya duduk meminta sedekah di Gerbang Indah   Bait Allah, sehingga mereka takjub dan tercengang tentang apa yang telah terjadi padanya.


Perubahan mental dari seorang yg terkenal sebagai peminta-minta di Bait Allah menjadi:
a. Seorang Pemuji Allah
b. Seorang yg menceritakan perbuatan Allah yg mengundang suasana takjub dan mengherankan.


Mujizat terbesarnya tidak dapat dinilai dari terbebasnya penderitaan phisik karena dalam banyak kasus, tidak semua orang yg percaya Tuhan Yesus beroleh mujizat kesembuhan phisik.  namun telah berpindahnya hati seseorang dari DIRI SENDIRI menuju pada ALLAH. Dan telah berubahnya orientasi seseorang dari hidup untuk diri sendiri menjadi seorang PENYEMBAH ALLAH. ini jauh bernilai abadi

3. Gereja dipanggil sebagai SAHABAT MEREKA YG MEMBUTUHKAN (ayat.3-7)


3:4 Mereka menatap dia dan Petrus berkata: "Lihatlah kepada kami." 3:5 Lalu orang itu menatap mereka dengan harapan akan mendapat sesuatu dari mereka. 3:6 Tetapi Petrus berkata: "Emas dan perak tidak ada padaku, tetapi apa yang kupunyai, kuberikan kepadamu: Demi nama Yesus Kristus, orang Nazaret   itu, berjalanlah  !" 3:7 Lalu ia memegang tangan kanan orang itu dan membantu dia berdiri. Seketika itu juga kuatlah kaki dan mata kaki orang itu.

Otoritas yg ada dalam nama Tuhan Yesus sangat luar biasa tidak perlu ditambah keterlibatan kekuatan manusia sedikitpun. 
Namun kenyataannya:
Apakah dibutuhkan teknik-teknik tambahan supaya kuasa itu menjadi lebih bermanifestasi?

Perhatikan Petrus membangun komunikasi dengan: menatap mata, melihat dia , memegang tangan dan membantunya berdiri !
Itu bukanlah metode yg harus kita adopsi dalam gereja kita, pesan yg dapat kita tangkap dari ekspresi Petrus adalah bentuk TOTAL CARE ( perhatian yg total) kepada mereka yg lemah tak berdaya supaya mendapatkan  pelayanan spesial sampai tuntas. 
Petrus tidak memposisikan diri sebagai seorang yg BERKUASA, PALING DIBUTUHKAN, ORANG PENTING dan HEBAT , justru kepercayaan yg Allah berikan kepadanya menjadikannya sebagai SAHABAT mereka yg lemah tak berdaya.

Apakah yg dapat diberikan Gereja Tuhan sebagai sahabat bagi mereka yg lemah? (ayat.6)

a. Menjadi sahabat yg memberikan secara jujur (tulus)

 "Emas dan perak tidak ada padaku....."
Tidak memberikan emas dan perak bukanlah alasan pembenar bagi gereja untuk tidak perlu memberikan material atau uang kepada mereka yg sungguh membutuhkan (dengan alasan tidak mendidik atau tidak menyelesaikan masalah). 
Konteks ini berbicara tentang:
  • KEJUJURAN : menjadi hamba Tuhan memang bukanlah profit oriented
  • KEPEKAAN : yg menjadi persoalan dasarnya bukanlah kemiskinan tetapi kelumpuhan.
b. Menjadi sahabat yg memberikan dengan kapasitas maksimal
  " tetapi apa yang kupunyai, kuberikan kepadamu.."

Tuhan meminta "apa yg ada" pada diri kita untuk diinvestasikan tanpa keraguan bagi pelayanan pekerjaan Tuhan. Gereja bukanlah perusahaan jasa pengumpul persembahan atau perpuluhan jemaat dengan alasan OPERASIONAL GEREJA. 
Gereja seharusnya menjadi TOTAL MISSION CARE yg berperan secara proaktif menyalurkan berkat-berkat Tuhan tidak terbatas hanya untuk kepentingan operasional  atau kebutuhan internal gereja.
Gereja seharusnya berorientasi misi secara nyata bukan LIPS SERVIS: 
Sungguh kontradiktif jika gereja yg sudah mapan secara ekonomi telah menghentikan kerja misinya dengan sibuk menata interior dan eksterior gereja yg tidak pernah merasa up todate. Sementara para pejuang Kristus yg sedang merintis pekerjaan Tuhan bukan dijadikan mitra kerja malah dianggap sebagai rival yg tidak perlu ditopang malah kalau bisa dikerdilkan eksistensinya.
 

c. Menjadi sahabat yg memberikan yg benar dan paling baik 
 "Demi nama Yesus Kristus, orang Nazaret  itu, berjalanlah"
Tuhan Yesus adalah pusat dari hidup dan pelayanan gereja, Dia adalah berita utama sekaligus sumber kuasa yg sangat efektif untuk mengubahkan segala sesuatu.
Didalam Tuhan Yesus ada jawaban yg selalu cukup untuk segala perkara yg dihadapi oleh gejolak persoalan dunia ini.

Temukan banyaknya orang-orang yg menderita dibawah bayang-bayang kemegahan dunia!

Spirit Pentakosta bukanlah spirit untuk mendapatkan sesuatu dari Roh Kudus.
Spirit Pentakosta adalah spirit untuk MEMBERI, MELAYANI dan BERSAKSI BAGI KRISTUS

Gereja bukanlah lembaga keagamaan yg mengatas namakan Tuhan namun hanya mengeruk keuntungan untuk kepentingan perorangan atau kelompok.

Gereja adalah kumpulan mereka yg dipanggil keluar dari cara dunia untuk kembali masuk kedunia secara proaktif menjadi saluran pertolongan dan harapan baru bagi mereka yg membutuhkan. 

Roh Kudus sudah memilih kita untuk bekerja didalamnya

Selamat menikmati lawatan Roh Allah
Just Do it NOW.................


by Haris Subagiyo
tinggal di kaki Merapi

Rabu, 08 Juni 2011

Eksposisi Hari Pentakosta


Kisah Para Rasul 2 : 1 - 13

Hari   Pentakosta dalam Perjanjian Baru adalah hari turunnya Roh Kudus yang terjadi pada hari ke 50 setelah Paskah / Easter (hari kebangkitan Yesus).
Tetapi ‘Pentakosta’ dalam ay 1 adalah hari Pentakosta model Perjanjian Lama. 
Beberapa hal yang perlu diketahui tentang Pentakosta Perjanjian Lama ini: 
  • Ini adalah hari ke 50 setelah Paskah (ini Paskah Perjanjian Lama) / Passover (hari bebasnya bangsa Israel dari Mesir (bdk. dengan Ul 16:1 tentang Paskah Perjanjian Lama ini). 
  • Pada hari itu orang Israel tidak boleh bekerja (Im 23:21 Bil 28:26).
  • Hari ini adalah hari untuk memperingati 2 hal, yaitu: 
           a) Pemberian 10 Hukum Torat. 
           b) Perayaan syukur karena panen gandum (Ul 16:10 Kel 34:22). 

Apa yang terjadi pada hari Pentakosta itu?
 
Pada saat itu murid-murid sedang berkumpul di suatu tempat sebagai ketaatan terhadap perintah Yesus dalam Kis 1:4-5. Yang dimaksud dengan ‘suatu tempat’ tidak diketahui dengan pasti. Mungkin ruang atas yang ada dalam Kis 1:3 dan mungkin juga suatu tempat dalam Bait Allah (bdk. Luk 24:53).
Pada saat itu terjadilah hal-hal sebagai berikut: 
1. Turun dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras (ay 2). 
Kitab Suci memang sering menggambarkan Roh Kudus sebagai angin (Yoh 3:8 Yeh 37:9,10,14 Yoh 20:22). Kata bahasa Yunani PNEUMA memang bisa diartikan sebagai ‘roh’, ‘angin’ atau ‘nafas’ (sama seperti kata Ibrani RUACH). Karena itulah maka sebelum Roh Kudus turun maka Ia didahului oleh suatu bunyi seperti tiupan angin keras. 

2. Tampaklah lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing (ay 3). 

Roh Kudus juga sering digambarkan sebagai api karena Ia berfungsi untuk menyucikan / menguduskan kita. Karena itu, tanda dari orang yang mempunyai Roh Kudus / dipenuhi Roh Kudus adalah adanya perubahan hidup ke arah yang positif (bukan kemampuan untuk berbahasa Roh!)

3. Roh Kudus turun dan memenuhi mereka (ay 4a). 

Ay 4a terjemahan yg lebih lengkap. Seharusnya ada kata ‘semua’. NIV: ‘All of them were filled with the Holy Spirit’ (= Mereka semua dipenuhi dengan Roh Kudus). Jadi, bukan hanya rasul-rasul saja yang menerima / dipenuhi dengan Roh Kudus, tetapi semua orang kristen pada saat itu. Roh Kudus diberikan bukan hanya kepada orang percaya tertentu saja, tetapi kepada semua orang yang percaya kepada Kristus. 

Pemberian Roh Kudus ini adalah penggenapan janji Tuhan dalam Yoh 14:16,17,26 Yoh 15:26,27 Yoh 16:7-11,13,14 Mat 3:11 Kis 1:4,5,8. Tuhan pasti menggenapi janjiNya. 

Problem:Bagaimana mengharmoniskan Kis 2:4 ini dengan Yoh 20:22? Kapan sebetulnya rasul-rasul itu menerima Roh Kudus? Pada Yoh 20:22 atau pada Kis 2:4? Ada macam-macam penafsiran tentang Yoh 20:22: 

a) Yoh 20:22 dihubungkan dengan Kej 2:7 dan Yeh 37:9 dan lalu diartikan sebagai kelahiran baru.Keberatan terhadap penafsiran ini adalah: Murid-murid sudah percaya kepada Kristus sebelum Yoh 20:22 (bdk. Mat 16:16). Itu tidak mungkin terjadi kalau belum ada kelahiran baru (perlu diingat bahwa doktrin yang benar tentang kelahiran baru adalah: kelahiran baru harus mendahului iman). 

b) Penerimaan Roh Kudus disamakan seperti kedatangan Kerajaan Allah yang kadang-kadang dikatakan sudah datang, tetapi kadang-kadang dikatakan sudah dekat (belum datang). 

c) Komentar Calvin tentang Yoh 20:22: “The Spirit was given to the Apostles on this occasion in such a manner, that they were only sprinkled by his grace, but were not filled with full power; for when the Spirit appeared on them in tongues of fire (Acts 2:3) they were entirely renewed” [= Roh diberikan kepada rasul-rasul pada peristiwa ini sedemikian rupa, sehingga mereka hanya diperciki oleh kasih karuniaNya, tetapi tidak dipenuhi dengan kuasa penuh; karena pada waktu Roh menampakkan diri pada mereka dalam lidah-lidah api (Kis 2:3) mereka diperbaharui sepenuhnya]. 

d) Dalam Yoh 20:22 mereka menerima suatu kuasa rohani sehingga mereka tidak sedih lagi, tetapi mereka baru menerima Roh Kudus dalam Kis 2:4 dan pada saat itu mereka menerima kuasa yang lebih besar lagi.Dasar yang dipakai: 

Yoh 16:7 - Roh Kudus tidak akan datang sebelum Yesus naik ke surga. 
Kata ‘Roh Kudus’ dalam Yoh 20:22 tidak memakai ‘definite article’ / ‘kata sandang’ (bahasa Inggris: the). Jadi ini tidak menunjuk pada pribadi dari Roh Kudus tetapi pada kuasa Roh Kudus.

4) Bahasa lidah / roh (ay 4b-11). 

a) Bahasa lidah / roh adalah suatu karunia Roh Kudus yang menyebabkan rasul-rasul itu lalu bisa berbicara dalam bahasa-bahasa yang sebelumnya tidak mereka kenal / tidak pernah mereka pelajari. 

b) Tidak semua orang yang memiliki Roh Kudus / dipenuhi Roh Kudus harus berbahasa roh!Seringkali ada orang yang mengatakan bahwa bahasa roh harus dimiliki oleh orang yang penuh dengan Roh Kudus, dan ia menggunakan Kis 2 ini sebagai dasar. Ini adalah penafsiran yang salah. Mengapa? Karena Kis 2:4 (dan juga Kis 10:46) adalah bagian Kitab Suci yang bersifat descriptive (menggambarkan apa yang terjadi pada saat itu). Bagian semacam ini tidak bisa dijadikan rumus! Contoh lain: 

Bahwa Yesus berpuasa 40 hari / malam, tidak berarti bahwa orang kristen harus juga melakukan hal itu. 

Bahwa Yesus hanya mempunyai 12 murid, tidak berarti bahwa seorang pendeta hanya boleh mempunyai 12 jemaat. 
Bahwa Petrus bisa berjalan di atas air, tidak berarti bahwa orang kristen sekarang harus bisa berjalan di atas air. 
Mengapa? Karena semua ini adalah bagian Kitab Suci yang bersifat descriptive. Ini tidak boleh dijadikan rumus / norma dalam hidup kita! 
Dalam Luk 1:67 dikatakan bahwa Zakharia penuh Roh Kudus dan ia lalu bernubuat. Juga dalam Kis 19:6 dikatakan ada orang-orang yang menerima Roh Kudus dan mereka lalu berbahasa roh dan bernubuat. Apakah semua ini juga mau dijadikan rumus, dan kita lalu percaya bahwa orang yang mempunyai Roh Kudus harus bernubuat? Tentu saja tidak, karena bagian-bagian ini juga merupakan bagian Kitab Suci yang bersifat descriptive!Perlu juga diingat bahwa pada hari Pentakosta itu mereka bukan hanya menerima Roh Kudus dan berbahasa roh, tetapi juga ada bunyi seperti tiupan angin, dan lidah-lidah api yang hinggap pada mereka masing-masing. Kalau bahasa rohnya diharuskan, maka konsekwensinya angin dan lidah api itu juga harus diharuskan. 

Dalam Kitab Suci juga ada peristiwa-peristiwa lain di mana orang percaya kepada Kristus (dan karena itu jelas mereka menerima baptisan Roh Kudus - bdk. Kis 2:38), tetapi mereka tidak mengalami bahasa roh (Kis 2:41 Kis 8:36-38 Kis 16:14-15,31-33). Stefanus yang penuh Roh Kudus (Kis 7:55) juga tidak pernah dikatakan berbahasa roh.Juga 1Kor 12:8-10,28-30 jelas sekali menunjukkan bahwa karunia bahasa roh tidak diberikan kepada semua orang percaya, tetapi hanya kepada orang-orang tertentu saja.

c) Bahasa roh bukanlah karunia yang terutama, bahkan bisa dikatakan itu adalah karunia yang terendah. Ini terlihat dari: 
dalam daftar karunia dalam 1Kor 12:8-10 maupun dalam 1Kor 12:28-30 karunia bahasa roh dan karunia penafsiran bahasa roh selalu ditempatkan pada urutan terakhir. 

seluruh 1Kor 14 menekankan bahwa karunia bernubuat jauh lebih penting / berguna dari pada karunia berbahasa roh. Untuk itu bacalah 1Kor 14 seluruhnya! 

d) Karunia bahasa roh adalah suatu karunia yang bersifat mujijat, sehingga tidak bisa dipelajari / dilatih. 

Dimanapun dalam Kitab Suci kita tidak pernah melihat orang mempelajari / melatih / mengusahakan bahasa roh. Karena itu semua bahasa roh yang dipelajari / dilatih / diusahakan adalah palsu dan berasal dari orangnya sendiri. Kalau saudara adalah orang yang mempunyai bahasa roh hasil latihan, ingatlah bahwa saudara sedang memalsukan karunia Allah!
III) Penekanan dari Pentakosta.
Banyak orang yang kalau membahas Pentakosta selalu menekankan bahasa roh. Padahal sebetulnya yang paling ditekankan dalam Pentakosta bukan bahasa roh tetapi Pekabaran Injil. Ini bisa terlihat dari: 

1) Roh Kudus memang diberikan supaya mereka bisa memberitakan Injil.Bandingkan ini dengan Kis 1:8 yang berbunyi: “Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksiKu di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi”. Bandingkan juga dengan Yoh 15:26 yang berbunyi: “Jikalau Penghibur yang akan Kuutus dari Bapa datang, yaitu Roh Kebenaran yang keluar dari Bapa, Ia akan bersaksi tentang Aku”. 2) Semua ini terjadi di Yerusalem pada hari Pentakosta. Mengapa Allah memilih kota Yerusalem dan mengapa Allah memilih hari Pentakosta? Calvin beranggapan karena pada hari Pentakosta kota Yerusalem penuh sesak, karena orang-orang Yahudi dari semua penjuru datang ke Yerusalem. Mereka semua kembali ke Yerusalem karena hal ini memang diperintahkan oleh Tuhan (Kel 23:14-17 Kel 34:22-23). Ay 5 mengatakan: ‘Waktu itu di Yerusalem diam orang-orang Yahudi yang saleh dari segala bangsa di bawah kolong langit’.
    • kata ‘diam’ tidak berarti bahwa mereka memang tinggal di sana, tetapi hanya berarti bahwa pada saat itu mereka berada di sana.
    • kata-kata ‘dari segala bangsa’ artinya dari negara-negara lain.
    Jadi ay 5 menunjukkan bahwa pada saat itu Yerusalem dipenuhi oleh orang-orang Yahudi dari negara-negara lain.
    Lalu ay 6 mengatakan: ‘Ketika turun bunyi itu, berkerumunlah orang banyak’. Kata ‘turun’ itu salah terjemahan, seharusnya adalah ‘terjadi’. Bandingkan dengan terjemahan NASB: ‘And when this sound occurred (= Dan ketika bunyi itu terjadi).Bunyi apa yang dimaksud dalam ay 6 itu? Ada 3 kemungkinan:
    • suara tiupan angin dalam ay 2.
    • kabar tentang rasul-rasul yang berbahasa roh.
    • bahasa roh dari rasul-rasul itu.
    Saya setuju dengan penafsiran yang ke 3.
    Jadi orang-orang Yahudi dari negara-negara lain itu pasti ikut berkerumun dan mendengar bahasa roh itu. Dan apa yang mereka dengar? Yang mereka dengar adalah perbuatan-perbuatan besar yang dilakukan Allah (ay 11). Ini jelas menunjuk pada Injil.Allah memilih saat ini supaya mereka semua bisa mendengar Injil (ay 11 - ‘perbuatan besar yang dilakukan Allah’) dan supaya setelah itu mereka bisa kembali ke negaranya untuk menyebarkan Injil di negaranya masing-masing. Jadi semua ini jelas menunjukkan bahwa Pentakosta menekankan Pekabaran Injil.
    3) Pada saat itu terjadi bahasa roh.Mengapa saat itu harus terjadi bahasa roh? Karena orang-orang Yahudi dari negara-negara lain itu mempunyai bahasanya masing-masing. Adanya banyak bahasa menghalangi Pekabaran Injil dan kalau Injil hanya diberitakan dalam 1 bahasa saja, maka orang akan beranggapan bahwa Injil itu memang ditujukan hanya untuk satu bangsa / bahasa saja (Yahudi). Allah tidak mau hal itu terjadi dan Ia lalu memberi bahasa roh. Dengan cara ini maka:
      a) Batasan bahasa dihancurkan dan Injil bisa tersebar.b) Orang tahu bahwa Injil bukan hanya untuk satu bangsa / bahasa saja.Dengan demikian, bahasa roh di sini membuktikan panggilan Allah untuk bangsa non Yahudi.
    Juga di sini ada satu hal lain yang menarik. Dalam Kej 11 terjadi peristiwa menara Babel dimana Allah memberikan banyak bahasa untuk menyebarkan manusia. Dalam Kis 2 terjadi peristiwa Pentakosta dimana Allah memberikan banyak bahasa supaya manusia datang / bersatu dalam Kristus.
    Semua hal-hal di atas ini jelas menunjukkan bahwa penekanan dari Pentakosta adalah Pekabaran Injil!
IV) Hal-hal penting tentang Pemberitaan Injil.
    1) Kalau kita memberitakan Injil selalu ada reaksi negatif (ay 13).
    Orang-orang itu bukan sekedar menolak Injil tetapi bahkan mengejek orang yang memberitakan Injil.
    2) Mujijat tidak menjamin pertobatan.Kalau kita memberitakan Injil mungkin kita sering mempunyai keinginan untuk bisa melakukan mujijat supaya orang yang kita injili bisa bertobat. Tetapi dalam Kis 2 ini, sekalipun ada banyak yang bertobat (itupun terjadi karena khotbah Petrus, bukan karena bahasa roh / mujijat), tetapi ada banyak yang tidak bertobat sekalipun mereka melihat mujijat bahasa roh yang luar biasa (bdk. Luk 17:11-19 Mat 11:20-24 Luk 16:27-31).
Penutup / Kesimpulan:
Kalau saudara memang sudah mempunyai Roh Kudus, buktikan itu dengan rajin / tekun memberitakan Injil! Dan dalam memberitakan Injil itu, jangan mengharapkan mujijat untuk memenangkan jiwa, dan jangan takut pada reaksi negatif. Tetapi teruslah memberitakan Injil!

Senin, 06 Juni 2011

Makna Hari Pantekosta

Roh Penghibur Mencipta Pola Baru     
Kehadiran Roh Kudus dalam peristiwa Pentakosta sebelumnya telah dinyatakan oleh Tuhan Yesus. Sebelum Kristus menderita, wafat dan bangkit di Yoh. 16:7 Dia berkata: “Namun benar yang Kukatakan ini kepadamu: Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi, Penghibur itu tidak akan datang kepadamu, tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu”. Jadi jika Kristus kelak pergi dan naik ke soga maka Dia akan mengutus Roh Kudus. Secara lebih khusus lagi Tuhan Yesus menyebut Roh Kudus yang akan datang itu sebagai Penghibur. Sebutan “Penghibur” berasal dari kata “parakletos” yang berarti: “comforter” (penghibur) atau “advocate” (penasihat). Konsep tersebut berasal dari konsep pengadilan zaman Romawi kuno di mana seorang tersangka diharapkan mampu membela dirinya sendiri di depan hakim. Tetapi seorang tersangka juga diperbolehkan untuk meminta seorang “yang ahli” dalam bidang hukum Romawi untuk mendampingi dan memberi nasihat selama proses pengadilan. Prinsip yang sama juga berlaku dalam sistem pengadilan kita pada masa kini. Di mana seorang tersangka diperkenankan untuk didampingi oleh para pengacara sehingga mereka mampu membela perkara seorang tersangka dengan benar secara hukum.
    
Karya Roh Kudus sebagai Penghibur juga berperan untuk mendampingi, memberi nasihat, bimbingan dan kekuatan kepada umat percaya agar mereka dapat melaksanakan tugasnya sebagai saksi Kristus secara benar. Dengan demikian makna “dipenuhi oleh Roh” sama sekali tidak bermaksud menggantikan peran dan identitas seseorang. Roh Kudus tidak pernah merasuki kepribadian seseorang sehingga dia kehilangan kesadaran dan identitas dirinya. Beda dengan roh-roh jahat yang merasuki tubuh seseorang. Roh jahat yang merasuki tubuh seseorang akan menyebabkan seseorang kehilangan kemampuan berpikir secara sehat. Dengan demikian tujuan kehadiran dan karya Roh Kudus pada prinsipnya untuk menyertai dan mendampingi umat percaya sehingga mereka dimampukan dengan kuasa hikmat dan pengertian. Roh Kudus juga memberdayakan umat percaya untuk melaksanakan panggilan untuk memberitakan karya keselamatan Allah yang telah dinyatakan dalam diri Kristus.  Agar melalui peran umat percaya tersebut umat manusia dan dunia mengalami transformasi yang diresapi oleh pola-pola baru Kerajaan Allah yang telah didirikan oleh Kristus. Untuk mencapai tujuan tersebut, Roh Kudus sebagai Roh Pernghibur pada intinya bertugas untuk menginsafkan dunia akan dosa, akan kebenaran dan penghakiman.

1. Menginsafkan Akan Dosa     Pengertian “dosa” di Yoh. 16:9 dipergunakan kata “hamartia”. Makna “hamartia” pada hakikatnya menunjuk kepada kegagalan manusia untuk mencapai suatu tujuan, sehingga segala upaya yang dicapainya meleset dari sasaran yang hendak ditujunya. Gambaran “hamartia” seperti seorang pemanah yang gagal menembakkan anak panahnya ke titik sasaran. Manusia menginginkan hal yang baik, tetapi ternyata dia melakukan hal yang buruk. Tepatnya manusia sebenarnya menginginkan hal yang benar di hadapan Allah, tetapi faktanya dia melakukan apa yang jahat. Dengan demikian manusia terbelenggu oleh dosa yang disebut dengan “hamartia”. Manusia tidak mampu melakukan apa yang baik dan benar dengan kekuatan dan prestasi rohaninya. Karena itu manusia membutuhkan seorang Juru-selamat, yaitu Tuhan Yesus. Pada sisi lain dosa “hamartia” tersebut juga dapat menghalangi manusia untuk percaya dan menerima Kristus selaku Juru-selamatnya. Akibatnya manusia tidak percaya dan menolak Kristus. Misalnya makna kata “parakletos” yang menunjuk kepada oknum Roh Kudus, justru dibelokkan artinya menjadi “periklutos” (yang terpuji = "Praised One"). Yang mana arti “periklutos” tersebut diterjemahkan ke dalam bahasa Arab yang artinya: Ahmad. Kemudian nama “Ahmad” dipakai untuk menunjuk kepada Muhammad. Jadi kesimpulan mereka adalah  Yesus tidak pernah menjanjikan “parakletos” (Roh Kudus), tetapi menjanjikan kedatangan “Ahmad” yaitu Muhammad. Padahal seluruh teks Injil Yohanes dengan sangat jelas berbicara tentang “parakletos” (Roh Kudus) dan tak pernah “periklutos”. Jadi mengapa berupaya mengubah "parakletos" menjadi "periklutos". Kita perlu menjaga otentisitas teks Alkitab apa adanya.  Itu sebabnya di Yoh. 16:9, Tuhan Yesus berkata: “akan dosa, karena mereka tetap tidak percaya kepadaKu”.
    Padahal manakala manusia mau percaya dan menyambut Kristus selaku Juru-selamatnya, dia akan dimampukan untuk mengalahkan kuasa dosa “hamartia”. Saat mereka menerima Kristus, maka mereka dimampukan untuk melawan kuasa dosa yang melumpuhkan mereka untuk melakukan apa yang baik dan benar di hadapan Allah. Dalam hal ini Kristus akan mengaruniakan kuasaNya bagi umat percaya, sehingga mereka diberdayakan untuk hidup benar sebagai anak-anak Allah. Jadi penolakan atau ketidakpercayaan kepada Kristus selain akan menyebabkan mereka kehilangan kuasa anugerah keselamatanNya, juga akan menyebabkan mereka terbelenggu oleh dosa “hamartia” sehingga mereka kehilangan kemampuan untuk melakukan apa yang benar dan kudus di hadapan Allah. Itu sebabnya peran Roh Kudus sebagai Roh Penghibur adalah mengingatkan umat manusia untuk segera bertobat dan menyambut Kristus dengan sikap iman. 

2. Menginsafkan Akan Kebenaran     
Makna “kebenaran” dalam konteks ini berasal dari pengertian “dikaiosune” (dalam bahasa Ibrani dipakai istilah “tsedhaqah”; “tsedheq”). Seseorang dianggap benar apabila dia berlaku adil dengan melakukan sedekah (dari kata “tsedhaqah”), kebajikan (amal). Jadi makna “kebenaran” bukan sekedar suatu pemahaman atau konsep tentang “kebenaran”. Makna “kebenaran” (dikaiosune)  adalah suatu tindakan yang didasari oleh sikap yang adil dengan memberlakukan kasih kepada sesama. Demikian pula makna kebenaran yang dinyatakan oleh Kristus bukan sekedar suatu pengajaran yang penuh hikmat dan sangat logis secara filosofis atau teologis. Lebih dari pada itu kebenaran yang dinyatakan oleh Kristus pada hakikatnya diwujudkan dengan pengorbanan  hidupNya, yaitu melalui peristiwa kematianNya di atas kayu salib. Kristus menyatakan seluruh kebenaran Allah melalui pengurbanan hidupNya, sehingga Allah membangkitkan Dia dan mengangkatNya dalam kemuliaan. Itu sebabnya kepergian Kristus kepada Bapa telah merangkumkan secara sempurna seluruh kebenaran Allah yang telah dinyatakan dalam hidup dan karya Kristus. Di Yoh. 16:10, Tuhan Yesus berkata: “akan kebenaran, karena Aku pergi kepada Bapa dan kamu tidak melihat Aku lagi”.
    Karya Roh Kudus selaku Roh Penghibur bukan sekedar  mengingatkan manusia tentang konsep-konsep kebenaran teologis atau filosofis sebagaimana yang telah diajarkan oleh Kristus. Tetapi karya Roh Kudus mengingatkan seluruh umat manusia bahwa di dalam seluruh hidup Kristus mulai dari perendahan sampai kemuliaanNya pada hakikatnya identik dengan kebenaran dan keadilan Allah. Sehingga melalui karya keselamatan yang dikerjakan oleh Kristus tersebut sungguh-sungguh akan memampukan umat manusia untuk melakukan karya kasih Kristus secara konkret. Sebab makna kebenaran bukan hanya sekedar dihayati, tetapi juga diberlakukan sebagai pola hidup yang dilandasi oleh nilai-nilai kasih dan keadilan.
3. Menginsafkan Akan Penghakiman      Makna “penghakiman” dalam konteks ini berasal dari istilah “κρισεως”. Yang mana pengertian “κρισεως” (kriseoos) tersebut identik dengan  “krisis”. Namun kemudian maknanya diperluas dalam konteks pengadilan yang menuntut keadilan berupa hukuman terhadap seorang tertuduh.  Tepatnya ketika seorang tertuduh dituntut oleh pengadilan, maka dia berada dalam situasi “krisis” sebab akan dikenai penghukuman yang setimpal dengan kesalahannya. Jadi Allah dengan keadilanNya akan menuntut setiap orang yang bersalah sebab mereka telah mengikuti pola dan sistem dari kuasa kegelapan. Tetapi bilamana Allah memberlakukan keadilanNya yang demikian, maka tidak ada seorangpun di dunia ini yang sanggup bertahan di depan pengadilanNya. Sebab setiap orang tanpa terkecuali telah melakukan apa yang jahat yaitu mengikuti penguasa dunia ini. Seluruh umat manusia berada dalam situasi krisis hukuman dan murka Allah. Untuk itulah Kristus datang untuk membebaskan umat manusia dari cengkeraman dari penguasa dunia yakni Iblis. Tujuannya agar umat manusia tidak lagi mengikuti pola dan sistem dari penguasa dunia, tetapi bersedia mengikuti pola baru (new order) dari sistem pemerintahan Kerajaan Allah yang telah didirikan oleh Kristus.
     Roh Kudus selaku Roh Penghibur berperan untuk selalu mengingatkan umat manusia agar menyadari bahwa mereka kelak akan diperhadapkan dengan pengadilan Allah. Itu sebabnya setiap orang dipanggil untuk memberlakukan pola dan sistem Kerajaan Allah dan menolak pola-pola yang ditawarkan oleh penguasa dunia ini. Sebab sikap yang mengikuti pola-pola dari penguasa dunia ini akan membawa umat manusia ke dalam krisis besar, yang mana Allah akan menuntut setiap umat yang bersalah dengan ukuran keadilanNya. Dengan demikian Roh Kudus yang diutus oleh Kristus bertujuan memulihkan kehidupan umat manusia ke dalam syaloomNya, yaitu realitas damai-sejahtera dan keselamatan. Di sini makna “syalom Allah” sangat kontras dengan “krisis”. Tanpa syaloom Allah, maka akan timbul krisis besar dalam kehidupan umat manusia. Penghiburan Sejati     Saat ini umat manusia bukan hanya mengalami krisis keuangan global, tetapi lebih dari pada itu mengalami krisis kasih. Itu sebabnya kehidupan manusia ditandai oleh krisis damai-sejahtera di dalam dirinya. Krisis damai-sejahtera dengan dirinya kemudian membawa efek  meluasnya krisis damai-sejahtera dengan sesama. Karena manusia gagal untuk mengasihi diri sendiri, maka dia juga gagal untuk mengasihi sesamanya. Situasi tanpa kasih tersebut yang menyebabkan manusia kehilangan kemampuan untuk mengalami damai-sejahtera Allah. Sehingga segala upaya manusia untuk memperoleh penghiburan melalui dunia hiburan (entertainment) tidak akan pernah mampu mengobati penderitaan hati yang paling dalam. Hidup kita tetap terasa sesak dan sepi walau kita dapat membeli semua fasilitas hiburan dari dunia ini. Untuk sementara waktu kita bisa tertawa dan bergembira, tetapi di hati yang terdalam kita sering menangis. Di Rom. 8:22, rasul Paulus berkata: “Sebab kita tahu, bahwa sampai sekarang segala makhluk sama-sama mengeluh dan sama-sama merasa sakit bersalin”.  Tanpa karya Roh Kudus yang mengaruniakan penghiburan sejati yaitu syalom Allah, kita akan tetap merasa tidak berarti dan hampa. Ketiadaan makna akan hidup ini yang menyebabkan kita terus mengeluh dan menderita seperti seorang wanita yang sedang sakit bersalin.  Apabila kondisi spiritualitas kita tersebut tidak terobati dan memperoleh penyembuhan ilahi, maka kita akan semakin cenderung untuk melukai diri sendiri. Bukankah begitu banyak orang Kristen yang masih cenderung untuk terus menyalahkan atau menghukum diri sendiri? Mereka terus-menerus dikejar oleh perasaan bersalah dan jauh dari damai-sejahtera. Karena itu karya Roh Kudus sebagai Roh Penghibur pada hakikatnya merupakan kebutuhan setiap orang tanpa terkecuali.
    Walaupun manusia membutuhkan kehadiran dan peran Roh Kudus, namun dalam kenyataannya manusia tidak serta merta mau membuka diri. Manusia lebih memilih untuk terus bergulat dengan persoalan dan keberadaan dirinya yang serba terbatas. Dengan kata lain roh manusia yang serba terbatas lebih sering bergumul dengan keterbatasannya sendiri. Sebab di dalam dirinya manusia belum insaf akan dosa, kebenaran dan penghakiman Allah. Dari pada belajar terbuka terhadap kebenaran Kristus yang diteguhkan oleh “Parakletos” (Roh Kudus), manusia justru berupaya membelokkan menjadi “Periklutos” yang sama sekali tidak dikenal baik secara etimologis maupun eksistensinya. Padahal ciri utama dari “Parakletos” atau dibelokkan menjadi “Periklutos” adalah: “Ia akan memuliakan Kristus” (lihat Yoh. 16:14). Pertanyaannya adalah: apakah “periklutos” tersebut memuliakan Kristus? Itu sebabnya mereka mengabaikan tawaran keselamatan Allah yang telah dilakukan oleh Kristus. Mereka juga sibuk dengan berbagai konsep dan filosofi tentang kebenaran, tetapi tidak mampu memberlakukan makna kebenaran dalam sikap adil dan penuh kasih. Bukankah ciri kehidupan banyak orang pada masa kini ditandai oleh kefasihan untuk berbicara untuk kebenaran Allah, tetapi gagal mewujudkan dalam sikap yang adil dan penuh kasih? Penyebabnya karena umat manusia lebih suka mengikuti jalan dan pola hidup dari penguasa dunia dari pada mengikuti pola dan sistem Kerajaan Allah. Panggilan     Karya Roh Kudus selaku Roh Penghibur merupakan manifestasi dari Roh Kristus yang telah diangkat dan dimuliakan oleh Allah. Karena itu penghiburan yang dilakukan oleh Roh Kudus bertujuan untuk membawa umat kepada anugerah keselamatan yang telah disediakan oleh Kristus. Yang mana anugerah keselamatan Kristus tersebut akan membebaskan manusia dari kuasa dosa. Anugerah keselamatan Kristus juga akan menuntun dan membimbing manusia dalam kebenaran Allah; sehingga memampukan manusia untuk berdiri di hadapan pengadilan Allah. Apabila kuasa Kristus yang dinyatakan oleh Roh Kudus bekerja dalam kehidupan umat percaya, maka mereka dimampukan untuk bersaksi tentang kebenaran yang membebaskan. Mereka juga dimampukan untuk mengalami sukacita yang tidak dapat diberikan oleh dunia ini, sehingga mereka mampu mengalami makna hidup yang otentik di tengah-tengah realitas kehidupan yang sering kejam dan jahat.
    Jika demikian, bagaimanakah pola kehidupan saudara? Apakah saudara sangat tergantung dengan fasilitas hiburan yang disedikan oleh dunia ini? Ataukah hidup saudara makin diperkaya oleh penghiburan Roh Kudus sehingga mampu bersukacita di tengah-tengah kehidupan yang sulit dan penuh pergumulan? Berbahagialah, jika saudara memperoleh penghiburan dari Roh Kudus sehingga tetap mampu mengalami hidup yang bermakna dan penuh sukacita. Amin.