Selasa, 08 Mei 2012


“ Pelayanan Sejati, Proyek Rugi? “
Eksposisi Matius 27 : 57 - 61


27:57 Menjelang malam datanglah seorang kaya, orang Arimatea, yang bernama Yusuf dan yang telah menjadi murid Yesus juga. 
27:58 Ia pergi menghadap Pilatus dan meminta mayat Yesus. Pilatus memerintahkan untuk menyerahkannya kepadanya. 
27:59 Dan Yusufpun mengambil mayat itu, mengapaninya dengan kain lenan yang putih bersih,
27:60 lalu membaringkannya di dalam kuburnya   yang baru, yang digalinya di dalam bukit batu, dan sesudah menggulingkan sebuah batu besar ke pintu kubur itu, pergilah ia. 
27:61 Tetapi Maria Magdalena dan Maria yang lain tinggal di situ duduk di depan kubur itu.



Adalah kehormatan besar jika kita dipanggil Allah untuk melayani Dia dengan serius,  tulus dengan kerendahan hati bekerja dalam rencanaNya. Namun nampaknya nyaris sangat sulit mendapatkan sosok yg bertenaga besar, sungguh bergiat tanpa pamrih memiliki keberanian berjuang bagi Kristus.  Fenomena pelayanan masa kini nyaris telah berubah wajah menjadi jabatan publik  bergengsi, profesi yg menjanjikan kemapanan, cara mudah untuk mendapatkan fasilitas dan kemakmuran bahkan tidak kalah dengan peforma selebritis.
Pelayanan sangat rentan berubah arah dari ekspresi hati yang seharusnya MEMBERI HIDUP kepada Tuhan bergeser menjadi metode jitu dari tumpukan ambisi untuk MENDAPATKAN SEBANYAK MUNGKIN dari pekerjaan Tuhan.!!!!

Sebelum kita katakan : "I am on the track (saya berada pada jalan yg benar) mari kita bersama belajar pada Yusuf Arimatea yg meneladankan model pelayanan yg sejati


Latar belakang:
Hari Sabat kurang tiga jam lagi dari peristiwa kematian Tuhan Yesus  yg terjadi pada jam 3 sore, hari Jumat, sehingga hanya tersisa rentang waktu 3 jam saja Sabat orang Yahudi akan tiba, persoalannya:  siapakah yang berani tampil untuk menurunkan Yesus dari atas kayu salib selanjutnya menguburkanNya?
Bukan persoalan sederhana untuk mengambil bagaian dalam pelayanan sunyi, pelayanan rugi, dan pelayanan beresiko tinggi !!!!!
Sebagai catatan : 


Pelajaran berharga dari Yusuf Arimatea :

I. Melayani Tuhan adalah Kesempatan Memberikan puncak Penghormatan puncak pada Pribadi Kristus. (ayat. 57-58)
.... Menjelang malam datanglah seorang kaya, orang Arimatea, yang bernama Yusuf dan yang telah menjadi murid Yesus juga. 27:58 Ia pergi menghadap Pilatus dan meminta mayat Yesus

Ditengah susana kelabu, dimana hampir semua pengikut Kristus lari bersembunyi dalam kegamangan dan ketakutan.Tidak ada lagi Petrus yg garang, tidak tampak lagi Yohanes yg merasa sangat dekat dengan Tuhan Yesus, tidak tampak lagi Yakobus, Andreas, Matius dkk. Medan pelayanan sunyi sepi bagai kehabisan orang-orang kepercayaan. Tetapi Allah tidak pernah kehabisan cara dan kekurangan orang untuk melaksanakan pekerjaanNya. 
Dalam peristiwa kematian Tuhan Yesus, muncullah seorang sosok tersembunyi yg memberikan ekstra energi dalam pelayanan. Dialah Yusuf Arimatea

Pelayanan apakah yg dikerjakan Yusuf Arimatea?

Dialah orang pertama dan satu--satunya yg berani menurunkan dan menguburkan Yesus.
Pelayanan yg dikerjakan bukanlah persoalan ecek-ecek karena peristiwa kematian Tuhan Yesus terjadi tepat pada hari Jumat jam 3 sore, hal ini menuntut pemakaian sisa rentang waktu 3 jam lagi sebelum hari Sabat orang Yahudi . Pastinya membutuhkan kekuatan yg besar untuk lobi politik, mempersiapkan akomodasi, penyediaan  tempat pemakaman dll. : itu semua menguras energi, harus  cerdas memainkan strategi, perlu investasi, kecepatan kerja, efektif untuk mengambil bagian pelayanan ini.

Mengapa harus Yusuf Arimatea yg menguburkan Yesus?

a. Hukuman salib Tuhan Yesus bukanlah didasarkan atas tuduhan krimininal murni melainkan dituduh sebagai pelaku pemberontakan. Jadi mereka yang berani maju dapat dianggap sebagai kelompok seorang pemberontak yg pantas diganjar hukuman.
b. Pontius Pilatus adalah pemangku kekuasaan yg dipercaya Romawi, sehingga seluruh prosedural hukum dan administrasi harus melewati tangan Pontius Pilatus. Hanya dengan ijin Pilatus saja mayat Tuhan Yesus boleh diturunkan. Andaikata para murid berhasrat menurunkan mayat Tuhan Yesus, mereka juga harus mengikuti prosedur tersebut, namun mereka tidak punya akses dan bargaining posisi untuk menemui Pontius Pilatus. Hanya orang-orang beragama tingkat atas yang memiliki kekuatan akses tersebut, seperti: Imam Besar, Sanhedrin (Mahkamah Agama)
c. Pilatus sendiri tidak menyangka kalau Yesus akan mati berljalan sedemikian cepat dari perkiraan, umumnya pesakitan hukuman salib, akan mati secara perlahan dalam waktu 3 sampai 5 hari. Tuhan Yesus mati hanya dalam waktu 6 jam. Penjahat yang disalibkan di sebelah kanan dan kiri Tuhan Yesus dipotong kakinya supaya dapat mati sebelum Sabat. 
ketidak siapan Pilatus memungkinkan pemberian ijin kepada Yusuf dari Arimatea untuk mengurus penguburan Tuhan Yesus.  

Terlepas dari berbagai pertimbangan sosial, ritual keagamaan, bahaya, untung rugi, dan entah apalagi….Satu hal yang mendominasi pikiran Yusuf Arimatea adalah mencari segala upaya untuk memberikan penghormatan puncak kepada Tuhan Yesus. Yusuf Arimatea dipanggil untuk melayani Kematian Kristus. Ini bukan variasi pelayanan, ini bukan alternatif pelayanan. Kematian Kristus seharusnya merupakan pusat , tujuan dan alasan pelayanan.

Ketidaknyamanan dalam zona pelayanan karena sering dinodai oleh model pelayanan atraktif yang MENGAGUNG-AGUNGKAN MUJIZAT, BERKAT JASMANI dan KEMAKMURAN. Ini adalah produk masyarakat yg materialistis dimana keberhasilan pelayanan juga ikut diukur dari seberapa hebat penampilan, gaya hidup, akses, kekayaan dan ketenaran hamba Tuhan dimata masyarakat. Betapa liar konsep pelayan yg dikembangkan karena haya berpusat pada FIGUR MANUSIA dan KEBUTUHAN PHISIK MANUSIA, sangatlah jauh dari esensi pelayanan itu sendiri. Sampai kapanpun pelayanan itu basisnya TUHAN dan fokusnya TUHAN. 
Dapatkah kita mengubah konsep pelayanan yg berorientasi KEMATIAN KRISTUS yg memindahkan kita pada kerajaan Allah, dibelokkan pada konsep KEMAKMURAN JASMANI yg membesarkan kita pada kerajaan dunia. oooooh tidaaaaaaaaaak.!!!!

II .Melayani Tuhan adalah Kerelaan Memberikan semuanya pada Pribadi Kristus.
(ayat.59 - 60 )

Seluruh tindakan Yusuf dicatat Alkitab sebagai kata kerja aktif: ......datanglah seorang kaya, orang Arimatea, ...Ia pergi menghadap Pilatus dan meminta mayat Yesus. .. Dan Yusufpun mengambil mayat itu, mengapaninya dengan kain lenan yang putih bersih,
... lalu membaringkannya di dalam kuburnya   yang baru, yang digalinya di dalam bukit batu, dan sesudah menggulingkan sebuah batu besar ke pintu kubur itu, pergilah ia. 


Sesungguhnya APA yg diharapkan Yusuf Arimatea dari seluruh perbuatannya?
Yusuf Arimatea tidak berkerja untuk APA YG AKAN DIDAPAT tetapi dia mendedikasikan seluruh hidupnya pada DIA YG TELAH MENGUBAHKAN HIDUP PADA KEKEKALAN. 
Nyata dalam seluruh tindakannya bahwa Yusuf Arimatea adalah pribadi yg memiliki keberanian besar dengan pengorbanan yg tidak tanggung-tanggung , memberikan hidupnya untuk melayani Tuhan Yesus ditengah kesunyian, tidak ada kepemimpinan Kristus yg tangguh, tidak ada demontrasi mujizat, tidak ditemani sejumlah besar orang , tidak ada harapan untuk memperoleh keuntungan balik modal atau pujian diri. Dalam perspektif bisnis pelayanan ini dapat dikatakan sebagai PROYEK RUGI. 

Namun apresiasi yg mulia ,penghargaan yg setinggi-tingginya kepada Tuhan Yesus diperjuangkan tak mengenal lelah tanpa memandang keadaan , orang bahkan tidak menghiraukan nyawanya sendiri. Itulah hakekat pelayanan sejati: memberikan semuanya, dan yg paling baik bagi Tuhan.

Pelayanan sejati menjadikan Kehormatan bagi Allah sebagai alasan satu-satunya, 
Pelayanan sejati adalah irama ketulusan nurani yg tidak akan tertahankan untuk mengekspresikan pujian, hormat dan kemuliaan hanya kepada Kristus. Tidak seharusnya ada aspek kepentingan diri yg boleh bercampur secara liar semua mengatas namakan pelayanan pekerjaan Tuhan.

Untuk mengkontraskan betapa pentingnya pelayanan yg memusatkan perhatian pada kematian Kristus dijelaskan juga dari sangat minimnya informasi tentang latarbelakang Yusuf dari Arimatea. Nama Yusuf Arimatea belum pernah disebutkan sebelumnya dalam Alkitab. Injil Yohanes hanya mencatat bahwa dia adalah murid yang tersembunyi dari Tuhan Yesus. Sampai hari ini tidaklah ditemukan letak Arimatea. Hal ini menunjukkan bahwa Arimatea bukanlah tempat yang terkenal, bahkan mungkin sangatlah kecil. 

Nama Yusuf memang tidaklah tenar, tempat asal tidaklah dikenal bahkan ia dicatat sebagai murid Yesus yg mengikut secara diam-diam. Alkitab menjelaskan bahwa pelayanan Yusuf Arimatea sungguh sangat penting sehingga diberi ruang pada keempat Injil namun  jauh lebih penting adalah PRIBaDI yg dilayani Yusuf. Dia adalah YESUS .
Siapa diri kita boleh saja tidak dikenal atau berasal dari kampun yg tidak terkenal. namun siapakah diri kita akan tampak dari ekspresi pelayanan  yg membuat nama TUHAN SEMAKIN BERTAMBAH TAMBAH dan aku semakin berkurang.
Melayani Tuhan adalah memberikan semua yg terbaik bagi kemuliaan TUHAN

II .Melayani Tuhan adalah Kesetiaan bekerja bagi TUHAN sampai  mati (ayat. 60 )
 ...lalu membaringkannya di dalam kuburnya   yang baru, yang digalinya di dalam bukit batu, dan sesudah menggulingkan sebuah batu besar ke pintu kubur itu, pergilah ia. 


Yusuf dari Arimatea tersimpan oleh Tuhan sampai pada satu waktu di mana dia harus muncul. Dia harus muncul pada waktu harus menghadap Pilatus. Momen ini merupakan momen luar biasa karena tidak ada orang lain yang bisa masuk menghadap Pilatus untuk menyelesaikan penguburan Tuhan Yesus. Allah mempersiapkan Yusuf selama bertahun-tahun untuk momen ini.
Sampai hari ini tidaklah ditemukan letak Arimatea. Hal ini menunjukkan bahwa Arimatea bukanlah tempat yang terkenal, bahkan mungkin sangatlah kecil. Alkitab hendak menunjukkan bagaimana Allah membawa Yusuf dari tempat terpencil menuju ke Yerusalem, lalu membangun karir di Yerusalem sampai menjadi anggota Sanhedrin. Untuk menjadi anggota Sanhedrin bukanlah urusan sederhana. Dia haruslah orang Farisi yang terseleksi. Yusuf bukan hanya mencapai puncak dalam karir agama dan politik, melainkan juga dalam hal ekonomi, sehingga dia bisa membuat kuburan batu di tengah kota Yerusalem, yang harga tanahnya sangatlah tinggi. 

Kekuasaan dan kekayaan yang dimiliki oleh Yusuf membuat Pilatus maupun anggota Sanhedrin lainnya tidak berani melawan. Inilah salah satu cara Tuhan. Yusuf yang semula adalah murid Tuhan yang tersembunyi, harus berani menyatakan diri pada saat Tuhan mau memakai dia. Hal ini sangatlah beresiko bagi dia karena dia akan dianggap sebagai pengkhianat dalam Sanhedrin. Orang Yahudi tidak akan membiarkan hidup orang yang mengganggu keberadaannya, dan salah satu orang yang sudah dimatikan adalah Tuhan Yesus. 
Inilah iman Yusuf, dia rela meresikokan nyawanya sekalipun demi untuk Tuhan Yesus. Karir yang sudah dirintis puluhan tahun, kekayaan yang sudah diperolehnya harus rela dilepaskannya, bahkan nyawanya sekalipun.
Sebagai hamba Tuhan sejati, seharusnya kita berani menanggung resiko dalam menjalankan misi Tuhan. berdiri dalam kebenaran, tidak bersedia mengorbankan kebenaran dan mengikuti yang salah, justru kita harus dapat membawa yang salah kepada yang benar.
Yusuf dari Arimatea telah mengambil langkah yang sangat dahsyat di dalam iman.
Dia muncul bukan pada saat Yesus lagi naik daun melainkan ketika Yesus sudah mati. Secara logika manusia, apa yang didapatkan oleh Yusuf dengan membela mayat, bukankah hanya kerugian semata?



Tidak ada hamba Tuhan yg bersedia dikategorikan sebagai hamba uang, hamba dunia, gembala upahan atau pendeta mata duitan. Hamba Tuhan adalah cerminan pribadi yg ramah, ringan tangan, setia , kuat berdoa dan puasa, jujur, sederhana , berwibawa dsb. Hamba Tuhan adalah teladan, figur pemimpin, cerdas, suci, dan setia. 
Harapan besar umat mengharapkan sosok hamba Tuhan sejati tetap relevan.
Bahaya yg tersamar jika konsep pelayanan yg diyakini baku dan benar tidak pernah dievaluasi ternyata diadopsi dari tata aturan gereja , doktrin atau bahkan pengalaman para founding father organisasi gereja. Sebagai pekerja Kristus kita perlu terus bersemangat meningkatkan kinerja bukan terbatas pada pencapaian berhasil dan memuaskan secara phisik. Konstruksi batiniah yg tidak kelihatan, yg bersentuhan dengan motivasi, tujuan, kejujuran, semangat, focus, justru merupakan indikator kemurnian yg dapat menjelaskan siapakah DIRI KITA yg sesungguhnya. : Hamba Kerajaan Allah atau hamba kerajaan dunia.


Percayalah bahwa Pelayanan Sejati Bukanlah Proyek RUGI 
tetaplah semangat. GBU


by Haris Subagiyo



Minggu, 06 Mei 2012



" REAL MINISTRY "
Belajar Melayani TUHAN dari YUSUF ARIMATEA


Eksposisi Matius 27 : 57 - 61

Adalah kehormatan besar jika kita dipanggil Allah untuk melayani Dia dengan serius,  tulus dan kerendahan hati bekerja dalam rencanaNya. Namun nampaknya nyaris sangat sulit mendapatkan sosok yg bertenaga besar, sungguh bergiat tanpa pamrih memiliki keberanian berjuang bagi Kristus.  Fenomena pelayanan telah berubah wajah menjadi jabatan publik yg bergengsi, profesi yg menjanjikan kemapanan, cara mudah untuk mendapatkan fasilitas dan kemakmuran bahkan tidak kalah dengan selebritis.
Pelayanan sangat rentan berubah arah dari ekspresi hati yang seharusnya MEMBERI HIDUP kepada Tuhan bergeser menjadi metode jitu dari ambisi untuk MENDAPATKAN SEBANYAK MUNGKIN dari pekerjaan Tuhan.!!!!


Belajar pada Yusuf Arimatea yg meneladankan model pelayanan yg sejati


Latar belakang:
Hari Sabat kurang tiga jam lagi dari peristiwa kematian Tuhan Yesus  yg terjadi pada jam 3 sore, hari Jumat, sehingga hanya tersisa rentang waktu 3 jam saja Sabat orang Yahudi akan tiba, persoalannya:  siapakah yang berani tampil untuk menurunkan Yesus dari atas kayu salib selanjutnya menguburkanNya?
Bukan persoalan sederhana untuk mengambil bagaian dalam pelayanan sunyi, pelayanan rugi, dan pelayanan beresiko tinggi !!!!!
Sebagai catatan : 
a. Hukuman salib Tuhan Yesus bukanlah didasarkan atas tuduhan krimininal murni melainkan dituduh sebagai pelaku pemberontakan. Jadi mereka yang berani maju dapat dianggap sebagai kelompok seorang pemberontak yg pantas diganjar hukuman.
b. Pontius Pilatus adalah pemangku kekuasaan yg dipercaya Romawi, sehingga seluruh prosedural hukum dan administrasi harus melewati tangan Pontius Pilatus. Hanya dengan ijin Pilatus saja mayat Tuhan Yesus boleh diturunkan. Andaikata para murid berhasrat menurunkan mayat Tuhan Yesus, mereka juga harus mengikuti prosedur tersebut, namun mereka tidak punya akses dan bargaining posisi untuk menemui Pontius Pilatus. Hanya orang-orang beragama tingkat atas yang memiliki kekuatan akses tersebut, seperti: Imam Besar, Sanhedrin (Mahkamah Agama)
c. Pilatus sendiri tidak menyangka kalau Yesus akan mati secepat itu (hanya dalam waktu 6 jam) karena biasanya orang yang disalib akan mati secara perlahan dalam waktu 3 sampai 5 hari. Penjahat yang disalibkan di sebelah kanan dan kiri Tuhan Yesus dipotong kakinya supaya dapat mati sebelum Sabat. 
Pilatus tidak siap hati untuk menyelesaikan urusan ini, maka dia memberi izin kepada Yusuf dari Arimatea untuk mengurus penguburan Tuhan Yesus.  


Pribadi Yusuf Arimaea

Nama Yusuf dari Arimatea belum pernah disebutkan sebelumnya dalam Alkitab. Injil Yohanes hanya mencatat bahwa dia adalah murid yang tersembunyi dari Tuhan Yesus. Dia adalah anggota dari Sanhedrin, yang sama dengan Nikodemus, dia melihat Tuhan Yesus berbeda sehingga dia terus menerus mempelajari dan memikirkan hal ini. Cara pikir dia berbeda dengan teman-temannya yang lain dalam Sanhedrin. Orang-orang lain dalam Sanhedrin berpikir dari sudut kepentingan manusia, sedangkan Yusuf dari Arimatea menganggap Yesus bukanlah orang biasa. Hanya 2 orang di antara sekian banyak orang dalam Sanhedrin yang mengerti tentang Tuhan Yesus. Yusuf dari Arimatea mengalami situasi yang cukup sulit sebagai orang percaya yang berada di tengah-tengah lingkungan yang melawan, tetapi imannya tidak goyah.

Yusuf dari Arimatea tersimpan oleh Tuhan sampai pada satu waktu di mana dia harus muncul. Dia harus muncul pada waktu harus menghadap Pilatus. Momen ini merupakan momen luar biasa karena tidak ada orang lain yang bisa masuk menghadap Pilatus untuk menyelesaikan penguburan Tuhan Yesus. Allah mempersiapkan Yusuf selama bertahun-tahun untuk momen ini.
Sampai hari ini tidaklah ditemukan letak Arimatea. Hal ini menunjukkan bahwa Arimatea bukanlah tempat yang terkenal, bahkan mungkin sangatlah kecil. Alkitab hendak menunjukkan bagaimana Allah membawa Yusuf dari tempat terpencil menuju ke Yerusalem, lalu membangun karir di Yerusalem sampai menjadi anggota Sanhedrin. Untuk menjadi anggota Sanhedrin bukanlah urusan sederhana. Dia haruslah orang Farisi yang terseleksi. Yusuf bukan hanya mencapai puncak dalam karir agama dan politik, melainkan juga dalam hal ekonomi, sehingga dia bisa membuat kuburan batu di tengah kota Yerusalem, yang harga tanahnya sangatlah tinggi. Dalam persiapan yang Tuhan kerjakan atas diri Yusuf, Yusuf sendiri tidaklah menyadari bahwa dia membuat kuburan untuk Tuhan Yesus. Pada saat momen itu tiba, Yusuf baru menyadari bahwa semuanya itu bukanlah untuk dirinya sendiri.
Kekuasaan dan kekayaan yang dimiliki oleh Yusuf membuat Pilatus maupun anggota Sanhedrin lainnya tidak berani melawan. Inilah salah satu cara Tuhan. Kita dapat melihat di sepanjang cerita Alkitab bagaimana Tuhan mempersiapkan orang yang hendak dipakai-Nya dalam waktu bertahun-tahun. Semua perlengkapan yang Tuhan berikan kepada manusia, bukanlah untuk kepentingan manusia itu melainkan pada saatnya nanti semuanya harus kembali untuk kepentingan Tuhan. Tuhan sedang memakai anak-anak-Nya, termasuk kita semua.
Kita harus dapat melihat kontradiksi antara presuposisi Kristen dengan presuposisi non-Kristen. Gerakan Zaman Baru yang menyusup ke dalam kekristenan telah mengakibatkan munculnya orang Kristen yang memiliki semangat materialis dan humanis, yang hanya memikirkan keuntungan diri, kehebatan diri dan uang. Untuk mencapai ini, Gerakan Zaman Baru menggunakan format kesaktian. Semua kesaktian yang diperoleh berujung untuk kepentingan diri. Hal ini sangatlah kontras dengan Yusuf dari Arimatea, dimana semua yang Tuhan perlengkapkan kepada dia pada saatnya dia kembalikan untuk kepentingan Tuhan.
Ketika kita belajar dari orang-orang yang Tuhan pakai maka kita tidak akan memboroskan waktu yang Tuhan berikan. Kita harus belajar membuang semua ambisi kita agar kita bisa menjadi alat Tuhan.


Tuhan persiapkan Musa selama 40 tahun di Kerajaan Mesir 
karena nantinya Musa harus menggiring 2 juta orang keluar dari Mesir menuju ke Kanaan; hal ini sama dengan memimpin pasukan yang sangat besar yang memerlukan pengaturan logistik, manajemen, dll. Setelah itu Musa masih harus menjalani persiapan selama 40 tahun kedua di padang gurun dengan menggembalakan domba. Hal ini untuk mempersiapkan Musa supaya mengenali medan dimana nantinya dia akan berkiprah, dan dia nantinya akan berurusan dengan “kawanan domba” bukannya tentara. Orang Israel lebih mirip domba daripada tentara. Domba adalah binatang yang tidak bisa apa-apa tetapi sok tahu luar biasa. Jadi Musa dipersiapkan Tuhan selama 80 tahun sebelum menjalankan tugas dari Tuhan. Semua modal yang Tuhan berikan kepada Musa adalah untuk kepentingan Tuhan pada saat yang Tuhan tentukan.

Daud, Yeremia, Habakuk, dan juga Paulus juga dipersiapkan Tuhan sedemikian rupa. Paulus dididik oleh Gamaliel sampai mengerti Taurat sedemikian sehingga dia menjadi orang Farisi, karena nantinya dia harus mengerti benar prinsip Taurat orang Israel. Paulus dibesarkan di Tarsus yang terbuka terhadap filsafat Yunani karena nantinya dia harus melayani orang non-Yahudi. Setelah itu Tuhan masih menyimpan dia selama 12 tahun sampai dia benar-benar mengerti prinsip iman Kristen.
Semua perlengkapan yang kita dapatkan, seperti: kepandaian, ketrampilan, uang, kesempatan, dll, bukanlah milik kita; semuanya itu harus dikembalikan kepada Tuhan pada saatnya Tuhan. Yusuf dari Arimatea disimpan oleh Tuhan untuk momen penguburan Yesus.

Sembari Tuhan persiapkan Yusuf, iman sangatlah memegang peranan. Yusuf yang semula adalah murid Tuhan yang tersembunyi, harus berani menyatakan diri pada saat Tuhan mau memakai dia. Hal ini sangatlah beresiko bagi dia karena dia akan dianggap sebagai pengkhianat dalam Sanhedrin. Orang Yahudi tidak akan membiarkan hidup orang yang mengganggu keberadaannya, dan salah satu orang yang sudah dimatikan adalah Tuhan Yesus. Inilah iman Yusuf, dia rela meresikokan nyawanya sekalipun demi untuk Tuhan Yesus. Orang yang kaya jika berkorban adalah lebih sulit daripada orang yang miskin jika berkorban. Karir yang sudah dirintis puluhan tahun, kekayaan yang sudah diperolehnya harus rela dilepaskannya, bahkan nyawanya sekalipun.
Sebagai Saulus, hidup jauh lebih enak karena punya kedudukan, punya kuasa, dihormati banyak orang; tetapi sebagai Paulus, hidup jauh lebih tidak enak karena dipukuli, dimasukkan penjara, bahkan mati sebagai martir. Saulus bukanlah anak Tuhan, orang yang sangat jahat, orang binasa; sedangkan Paulus adalah anak Tuhan yang beroleh anugerah Tuhan. Sebagai orang Kristen sejati, seharusnya kita berani menanggung resiko dalam menjalankan misi Tuhan. Sebagai orang Kristen sejati yang berdiri dalam kebenaran, jangan pernah kita mengorbankan kebenaran dan mengikuti yang salah, justru kita harus dapat membawa yang salah kepada yang benar.

Yusuf dari Arimatea telah mengambil langkah yang sangat dahsyat di dalam iman.
Dia muncul bukan pada saat Yesus lagi naik daun melainkan ketika Yesus sudah mati. Secara logika manusia, apa yang didapatkan oleh Yusuf dengan membela mayat, bukankah hanya kerugian semata? Mata Yusuf melihat beda dengan mata orang lain melihat. Situasi kengerian tengah ada dalam Sanhedrin pada waktu itu karena terngiang di telinga mereka perkataan Tuhan Yesus yang mengatakan bahwa Dia akan bangkit pada hari ketiga. Mereka tengah memikirkan cara untuk menutupi isu kebangkitan Yesus. Yusuf justru tenang karena dia yakin bahwa Yesus memang akan bangkit, bukan murid-murid-Nya yang akan mencuri mayat-Nya. Yusuf yakin bahwa yang dilakukannya bukan untuk mayat tetapi untuk Tuhan Yesus yang akan bangkit. Inilah masalah iman, dimana pikiran manusia bisa sejalan dengan pikiran Tuhan. Sebagai anak Tuhan seharusnya kita bisa masuk ke jalur itu, dimana cara pikir kita sejalan dengan pikiran/ kehendak Tuhan dan melihat sebagaimana Tuhan melihat.



Walaupun Yusuf, orang Arimatea, adalah pribadi yang sangat terhormat; salah seorang anggota Majelis Besar (Sanhedrin) pada waktu itu (43), secara diam-diam ia mengagumi akan karakter Yesus dan pengajaran-Nya.
Perasaan kagum dan hormat yang bercampur menjadi satu ini memberikan kepadanya keberanian tersendiri untuk menghadap Pilatus dan meminta mayat Yesus. Ia ingin memberikan perlakuan yang spesial bagi Yesus. Pertama, Yusuf "membeli kain lenan." Bukan lenan biasa, melainkan lenan baru yang terbaik untuk Sang Tuhan. Kedua, Yusuf "menurunkan mayat Yesus dari salib dan mengapaninya dengan kain lenan itu." Apa yang dilakukan Yusuf menunjukkan kasihnya yang tanpa pamrih. Ketiga, Yusuf "membaringkan Dia di dalam kubur yang digali di dalam bukit batu." Yusuf memberikan penghormatan tertinggi setelah Yesus menerima penghinaan yang terendah di atas kayu salib. Keempat, Yusuf "[menggulingkan] sebuah batu ke pintu kubur itu." Tindakan itu sebenarnya sangat umum dilakukan pada masa itu di kalangan orang Yahudi. Yang menjadi tidak umum adalah tindakan penggulingan batu itu dilakukan oleh Yusuf seorang diri yang adalah orang terkemuka. Ia bisa saja menyuruh orang lain yang melakukannya. Yusuf ingin memberikan penghormatan yang tertinggi bagi Yesus dengan tangannya sendiri. Dalam pelayanan, berapa banyak "anggota Majelis Besar yang terkemuka" yang rindu untuk memberikan penghormatan tertinggi kepada Yesus dengan "tangannya sendiri"?
Sungguh miris melihat fenomena pelayanan "out-sourcing" yang terjadi di kalangan gereja tertentu saat ini. Mereka ingin memberikan penghormatan yang tertinggi pada Yesus, tetapi enggan melakukannya dengan tangan sendiri. Mereka memilih menggelontorkan dana dan membiarkan orang-orang "out-sourcing" yang melakukannya di lapangan. Mudah-mudahan Anda dan saya memilih meneladani Yusuf dari Arimatea, yang tulus melayani Yesus dengan "tangannya sendiri."

Kamis, 02 Februari 2012

SEKALI TIDAK TETAP TIDAK

Sangat sulit bagi sebagian besar orang bersedia menerima kata TIDAK, karena faktanya tidak jarang kita membangun nilai diri diatas dasar penerimaan orang lain terhadap diri sendiri. Jika ini benar sebagai konsekuensinya saat kita menghadapi kata TIDAK serta merta kita konotasikan sebagai sikap "penolakan" yg mengoyak perasaan, merendahkan harga diri atau bahkan menggagalkan suatu harapan.


Belajar menerima realita kehidupan secara obyektif tidaklah sejalan dengan bertambahnya usia atau kemapanan intelektual. Lebih dari itu dibutuhkan kecerdasan spiritual yg rela dipimpin Tuhan mengikuti firmanNya.
Alkitab mencatat hadirnya orang-orang beriman , sungguh taat, setia tanpa batas bahkan yg totalitas hidupnya hanya untuk Tuhan namun masih melihat penolakan langsung dari TUHAN.  Tuhan berkata “tidak.” kepada mereka.
Allah secara  terus terang katakan TIDAK  dengan berbagai alasan:
1.  Allah berkata TIDAK kepada Abraham 
Tuhan bilang yang akan disebut keturunanmu ialah yang berasal dari Ishak. Dengan kata lain Tuhan mengatakan anak ini (Ismael) bukan menjadi anak yang Aku janjikan dan engkau harus usir dia keluar.
2. Allah berkata TIDAK kepada Musa yang meminta untuk bisa masuk ke tanah Kanaan, Tuhan bilang “tidak.”
3. Allah berkata TIDAK kepada Daud dengan kerinduan datang kepada nabi Nathan dan menyatakan keinginannya untuk membangun Bait Allah, namun Tuhan bilang “tidak.”
4. Allah berkata TIDAK kepada Paulus tiga kali meminta dengan sungguh kepada Tuhan supaya Dia mengangkat duri dari tubuhnya, 
Orang-orang beriman yang kepada mereka Allah berkata “tidak.”


Secara khusus mengapa Allah berkata "TIDAK" kepada Abraham


Latar belakang
Ismael bersikap tidak menyenangkan terhadap Ishak


Kejadian .21:8-13  
Mencatat peristiwa dimana Ishak sudah lahir dan mulai besar dan pada satu peristiwa Ismael, anak yang dilahirkan oleh Hagar “sedang main dengan Ishak…” atau dalam terjemahan lain Ismael menertawakan dan mengejek Ishak. Sikap dan tindakan Ismael itu membuat Sara tidak senang sehingga ia menyuruh Abraham untuk mengusir Ismael beserta Hagar (ibunya). Perkara ini membuat hati Abraham hancur hati karena dia diperhadapkan kepada pilihan yang tidak gampang. Tetapi Allah berfirman kepada Abraham untuk melakukan apa yang diminta Sara. Maka dengan berat hati Abraham harus “mengusir” Ismael dan ibunya keluar dari rumahnya.
Ismael adalah buah keputusan yg gegabah sehingga menabrak ketaatan pada Allah.


Kejadian 15:1-6 
Menjelaskan bahwa janji Tuhan pertama kali datang kepada Abraham bahwa dia pasti akan mendapatkan keturunan. Persoalannya janji itu  tampak ABSTRAK: tidak menjelaskan bagaimana metodenya atau kapan kira-kira waktunya. Sehingga mereka  mencari cara sendiri untuk menggenapi janji Tuhan.


Allah menolak permohonan Abraham untuk mengesahkan Ismael masuk sebagai bagaian anak perjanjian karena BERLAWANAN dengan konsep ALLAH sendiri. 


Tuhan tidak dapat tidak, harus berjalan diatas firmanNya sendiri namun Abraham dan Sara telah mengambil caranya sendiri sepertinya membantu Tuhan mempercepat janjiNya. Allah menggunakan instrumen ketaatan pda firmanNya untuk mewujudkan janjiNya bukan keputusan yg logis, keberanian bertindak atau norma manusiawi sebagai dasarnya.


Abraham dan Sara telah mempraktekkan konsep yg berterus terang melawan rancangan Allah:
a. Ketaatan vs Keputusan yg paling logis


Kej.16 Sara mengajak Abraham melihat secara logis, bahwa secara phisik sudah tidak mungkin punya anak, sudah berhenti menstruasi. Solusinya adalah menggunakan norma budaya yg membolehkan tuan untuk mendapatkan anak dari budaknya supaya bisa melahirkan seorang anak bagi Abraham.  Jadi ada pembenaran di dalam pemikiran Sara untuk mengambil Hagar buat Abraham. 


b. Keberkenanan vs kepantasan diri
Ada  dorongan untuk menampilkan diri yg berharga di dalam diri Sara yg sanggup menandingi rivalitas dengan Hagar . Sepantasnya wanita memiliki kesanggupan melahirkan anak guna mewariskan garis keturunan yg membanggakan keluarga. Kebaikan menjadi dasar pertimbangan.  kita berpikir bahwa kesempatan itu bisa hilang sedemikian cepat dari kita maka kita harus segera ambil, padahal tidak selamanya kesempatan yang datang itu harus kita ambil di dalam hidup ini tetapi bagaimana kita mencoba mengambil kesempatan dengan bijaksana.
c. Menantikan Tuhan vs berbuat sesuatu dalam hidup
Mungkin Sara berpikir kita tidak boleh hanya menunggu dan percaya kepada janji Tuhan. Kita harus segera melakukan sesuatu untuk mewujudkan. 
Mengapa Tuhan berkata “tidak” kepada Abraham? sekali tidak tetap tidak dapat diubah. Karena Tuhan konsisten dengan firmanNya sendiri, 
Dia tidak dapat kita paksa mengikuti selera kita
Dia tidak mungkin memberkati pelanggaran hidup kita, 
Dia tidak akan membenarkan kesalahan kita. 
Walaupun dengan anugerahNya yg tidak terbatas Dia bersedia mengampuni segala pelanggaran kita. 
Jika Allah berkata TIDAK itu adalah indikator ada perkara yg harus kita sejajarkan dengan kehendak dan rencanaNya. amin GBU


by Haris Subagiyo

Minggu, 22 Januari 2012

Gong Xi Fa Cai


Apa itu Imlek? Imlek tak ubahnya seperti tahun baru masehi atau tahun baru Hijriah bagi umat Islam. Imlek adalah Tahun Baru Cina. Pada umumnya, yang banyak merayakan Imlek adalah warga Tiongha. Namun bagi umat lain yang beraliran sama juga bisa merayakan Hari Raya Imlek. Tahun ini jatuh pada Senin, 23 Januari 2012 atau Imlek 2563 bagi orang Cina.
IMLEK di berbagai belahan manapun dimaknai sebagai tradisi pergantian tahun. Sehingga yang merayakan Imlek ini seluruh etnis Tiongha apapun agamanya. Setidaknya pengakuan itu disampaikan Sidharta, Ketua Walubi, masyarakat Tiongha Muslim yang juga merayakan Imlek.
Imlek disebut dengan Chung Ciea yang berarti Hari Raya Musim Semi. Hari Raya ini jatuh pada akhir bulan Januari dan bila di negeri Tiongkok, Korea dan Jepang ditandai dengan berakhirnya musim dingin. Dulunya, negeri Tiongkok dikenal sebagai negara agraris. Setelah musim dingin berlalu, masyarakat mulai bercocok tanam dan panen. Tibanya masa panen bersamaan waktunya dengan musim semi, cuaca cerah, bunga-bunga mekar dan berkembang.
Lalu musim panen ini dirayakan oleh masyarakat. Kegembiraan itu tergambar jelas dari sikap masyarakat yang saling mengucapkan Gong Xi Fa Cai, kepada keluarga, kerabat, teman, dan handai taulan. Gong Xi Fa Cai artinya selamat dan semoga banyak rezeki.
Adat ini kemudian dibawa oleh masyarakat Tiongha ke manapun dia merantau, termasuk ke Indonesia. Dulunya, pada masa Bung Karno, perayaan ini boleh dirayakan tapi ketika masa Orde Baru, perayaan Imlek dibatasi. Presiden Soeharto mengeluarkan SK yang isinya mengizinkan, namun dirayakan di tempat tertutup.
Sejak orde reformasi Imlek mengalami masamasa keterbukaan hingga sekarang. Imlek tak lagi sebatas dinikmati komunitas Tionghoa, namun melebar ke seluruh kota, berikut pernik perniknya: dodol, baju merah, angpao, dan tarian Barongsai. Kenapa Barongsai? Sejumlah literatur mengungkapkan tarian Barongsai sering ditampilkan dalam perayaan hari-hari besar Tionghoa, salah satunya saat perayaan Imlek. Menurut bahasa Cina, Sai artinya Singa dan dianggap sebagai ‘’raja binatang’’. 
Ceritanya dulu di Negeri Tiongkok, di setiap rumah pejabat tinggi ada dua patung Singa. Di samping untuk menjaga keselamatan, patung Singa dinilai membawa kemegahan, sekaligus juga membawa kebahagian dan rezeki. Entah apa sebabnya, Barongsai menjadi tarian pada setiap keramaian yang sifatnya agung.
Namun, bukan hanya sekadar tradisi turun- temurun, berbagai ciri khas Imlek ternyata memiliki filosofi tersendiri
Setiap kegiatan persiapan menjelang Imlek dan ketika Imlek, serta kuliner dan ornamen khas Imlek bukan tanpa alasan. Semua hal tersebut memiliki falsafah tersendiri,” 
Misalnya, tradisi bersih-bersih rumah sejak seminggu sebelum perayaan Imlek.
“Bersih-bersih rumah ini dimaksudkan untuk menyambut kedatangan para dewa, seperti dewa rezeki dan dewa dapur,” Bahkan, warga Tionghoa mengoleskan madu di mulut patung dewa yang ada di dapur (dewa dapur). “Madu itu kan manis. Hal ini bertujuan agar dewa dapur yang sudah datang akan memberitahukan berita yang baik-baik saja dalam rumah tersebut,”
Uniknya, ketika Imlek, warga Tionghoa justru dilarang untuk menyapu. “Makanya, bersih bersih harus dilakukan sejak seminggu sebelumnya.
Karena jika menyapu saat Imlek, rezeki yang sudah masuk ke dalam rumah tersebut, dikhawatirkan akan hilang,” 
Imlek Tiongkok atau Festival Musim Semi sama seperti Hari Natal di Barat adalah hari raya tradisional yang paling besar di Tiongkok. Meskipun seiring dengan perubahan zaman, isi yang terkandung dalam Imlek dan cara merayakannya sudah berubah, tapi Imlek dalam kehidupan rakyat Tiongkok tetap berposisi penting tak tergantikan.
Sebagai gambaran, Imlek Tiongkok konon sudah bersejarah 4.000 tahun lebih. Tapi pada permulaan, hari raya itu tidak disebut sebagai Imlek, dan juga tidak dirayakan pada hari yang tetap. Kira-kira pada tahun 2100 Sebelum Masehi, rakyat Tiongkok pada waktu itu menyebut rotasi Bintang Jupiter sebagai “Sui”, yakni satu tahun, maka Imlek pada waktu itu disebut sebagai “Sui”. Pada tahun 1000 Sebelum Masehi, rakyat pada waktu itu menamakan Imlek sebagai “Nian”, dengan artinya panen.
‘’Menurut adat istiadat, Imlek dalam arti makro dimulai dari tanggal 23 bulan 12 Imlek, dan berlangsung sampai hari Cap Goh Meh yang jatuh pada tanggal 15 bulan pertama Imlek, dengan masa perayaan berlangsung selama tiga minggu,’’
Lain tempat, lain adat istiadatnya. Memang rakyat di berbagai daerah di Tiongkok mempunyai kebiasaan perayaan Imlek yang tidak sama, tapi tradisi seisi keluarga berkumpul untuk menyambut kedatangan Imlek pada malam tanggal 30 bulan 12 Imlek, yaitu malam menjelang Imlek adalah kebiasaan yang sama baik bagi penduduk di bagian utara maupun di selatan.
Memasang kuplet dan gambar tahun baru serta lampion berwarna-warni adalah kegiatan yang sangat digemari dalam menyambut Imlek.
Seiring dengan meningkatnya taraf hidup rakyat, perayaan Imlek pun lebih bervariasi.
Berpelesiran ke luar negeri menjadi pilihan bagi rakyat Tionghoa yang punya uang berlebih.
Sedangkan saya bersama keluarga merayakan Imlek dengan melihat atraksi baronsai saja sambil makan angkringan di Malioboro.......Gong Xi fa chai dab.......

Momentum sukses di tahun Naga air

Para peramal beropini dan membuat estimasi bahwa tahun 2012 ini merupakan tahun Naga air, tahun naga air dimaknai sebagai tahun perubahan, tahun yang sangat baik sebagai  momentum perubahan. Tahun yang penuh semangat untuk mencapai kemakmuran.

Tahun 2012 adalah tahun pencerahan. Tahun dimana terjadi perbaikan yang perbaikannya tampil nyata. Jika tahun 2011 banyak sekali kegagalan, banyak peristiwa panas yang akhirnya terblow-up dan membuat orang miris. maka tahun 2012 setelah imlek itu adalah tahun naga air yang sifatnya menjernihkan, mendinginkan, jadi yang sifatnya panas di tahun 2011 jadi di 2012.
wooooow.......wooooow....lintasan peluang emas...tahun keberuntungan kita semua,  benarkah?

Bagi kita yg telah mendedikasikan hidup bagi Kristus, semua waktu merupakan kesempatan besar, indah bahkan mulia karena kita persembahkan bagi kemuliaan TUHAN. opini dan estimasi orang tidak akan menggeser otoritas Alkitab yg adalah standar hidup untuk merangkul misteri masa depan dan sahabat yg memampukan kita berjuang secara konsisten hingga mencapai keberhasilan bersama TUHAN.
Memulai hidup ditahun naga air, tidak ubahnya dengan seluruh lintasan hari yg Allah percayakan kepada kita.
Walaupun berbeda durasi waktu yg Allah berikan pada masing-masing orang namun semua orang diberi kesempatan , potensi dan tujuan hidup yg sangat berharga untuk sebesar-besarnya memuliakanNya. Perkara yg harus dijawab setiap otrang adalah bagaimanakah kita meng-efektifkan hari-hari sebagai momentum yg menggairahkan dan bernilai abadi?

Belajar dari Agur bin Yake dalam Amsal 30: 29-33

30:29Ada tiga binatang yang gagah langkahnya, bahkan, empat hal yang gagah jalannya, yakni:
30:30singa, yang terkuat di antara binatang, yang tidak mundur terhadap apapun.
30:31Ayam jantan yang angkuh, atau kambing jantan, dan seorang raja yang berjalan di depan rakyatnya.
30:32Bila engkau menyombongkan diri tanpa atau dengan berpikir, tekapkanlah tangan pada mulut!
30:33Sebab, kalau susu ditekan, mentega dihasilkan, dan kalau hidung ditekan, darah keluar, dan kalau kemarahan ditekan, pertengkaran timbul.
Hasil akhir yg memuaskan selalu dimulai dengan langkah awal benar !
Kita selalu dapat belajar banyak perkara dari orang,  keadaan maupun lingkungan, sebagaimana Agur bin Yake mengajak kita belajar pada: singa, ayam jantan , kambing jantan dan perilaku raja.

Mereka semua mencerminkan karakteristik hidup optimis, tidak rendah diri, pantang menyerah Mereka juga hidup konsisten menurut naturya: berpenampilan kuat, (tidak loyo), berpotensi besar dan penuh semangat (gesit)
Ketiga binatang dan seorang raja adalah metafora dari KEKUATAN, KEKUASAAN, KEBERANIAN, KEUNGGULAN
Untuk mewujudkan momentum perubahan ditahun tahun yg harus kita lewati dibutuhkan:

I. MEMILIKI DAYA JUANG YG SUPER ayat.29-31
Keberhasilan masa depan bukanlah serangkaian keberuntungan namun akumulasi perjuangan yg tidak mengenal menyerah dengan keadaan.

Lance Armstrong, seorang atlet besar menjuarai Tour the France selama tujuh tahun berturut-turut tahun 1999-2005,  bahkan sebenarnya dia masih berpeluang menang lagi tetapi dia mengambil keputusan untuk beristirahat . Yang menarik dari kisah hidupnya adalah di tahun 1997 sementara dia terkena kanker prostat yang kemudian menyebar ke paru-paru dan otaknya. Sesudah menjalani perawatan dan kemoterapi, tahun 1998 , Ia kemudian pergi ke club balap sepeda. Jelas tidak satupun perusahaan yg bersedia menjadi sponsornya untuk mengikuti balap sepeda. 

Siapa yang mau bekerjasama dengan orang seperti ini? 
Akhirnya satu club kacangan :"Postal America" bersedia mensponsori dan sebagai hasilnya, dunia tercengang dengan keberhasilannya menjuari turnamen tingkat dunia.


Dari seorang yang sudah tidak memiliki kemungkinan untuk hidup tetapi memiliki semangat juang tinggi hingga berhasil. Apa rahasia dibalik suksesnya? 
Ia berujar bahwa "Segalanya mungkin. Anda dapat mengatakan bahwa Anda memiliki kesempatan-90% atau kesempatan-50% atau kesempatan-1%, tapi Anda harus tetap percaya, dan Anda harus berjuang.” Dokter sudah mengatakan tidak ada kesempatan  buat dia untuk hidup, tetap dia mempunyai daya juang yg sangat tinggi

Kesuksesan tidak ditentukan dari berapa banyak kemampuan yang kita miliki.
Dari statistik: orang yang memiliki IQ tinggi belum tentu menjadi orang yang sukses dalam hidup ini. Tetapi kesuksesan itu ditentukan oleh berapa besar gelora semangat  yang ada di dalam hati kita.

Singa, ayam jantan, kambing jantan memiliki karakteristik yang sama: yaitu mereka tidak pernah pantang mundur. Bukan ditentukan oleh kemampuan kita tetapi semangat dan keberanian untuk mengerjakan sesuatu.

Rasa takut adalah hal yang natural di dalam hidup kita. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi di depan, keputusan apa yang harus kita ambil, apakah itu benar atau tidak, kita adalah manusia yang terbatas, Namun tidak berarti rasa takut itu akhirnya mencegah dan menghambat kita untuk melangkah.

Segala kesempatan  pasti bermuatan resiko, namun  itu bukan menjadi alasan bagi kita untuk berhenti melangkah.
Dua hal yang sering menjadi fakto penghambat laju keberhasilan:

a. PERSEPSI ORANG LAIN (Penghalang eksternal)

Sudut pandang orang lain terhadap kita, kritikan-kritikan orang, kalimat-kalimat yang diucapkan orang . Harapan baik kita adalah selalu berusaha ingin menyenangkan mereka. Sampai kapanpun kita sulit bisa menyenangkan semua orang di dalam hidup ini. Yang terbaik adalah kita mendengarkan dengan bijaksana apa yang menjadi nasehat seseorang, tetapi lakukan sesuatu tetap di dalam keputusan sendiri. 

b. PERASAAN TAKUT (Penghalang internal)


Ketakutan dapat menjadi kekuatan besar yg merampas semangat dan keberanian kita untuk menghadapi hidup yg nyata. Hanya karena ramalan tahun 2012 tidak sesuai dengan harapan,  warna hidup kita menjadi tidak bergairah, dicekam perasaan gagal dan miskin dengan pengharapan untuk maju.


Apapun kata orang, Jadikan Alkitab sebagai dasar semua tindakan kita, percayalah bahwa Tuhan tidak pernah memberikan beban yang lebih besar dari kapasitas diri manusia. Pada waktu kita mendapatkan kesempatan di depan, pakailah sebagai momentum memulai perubahan, segera ambil, beranilah bertindak, jangan ragu. karena kesempatan yg sama tidak akan datang kedua kalinya.

Bil.14:24, Tuhan berkata, “Tetapi hambaKu Kaleb, karena lain jiwanya dan dia mengikut Aku dengan sepenuhnya maka dia akan Kubawa masuk ke negeri yang Kujanjikan itu…” Kemudian Yos.14:10, Kaleb mengatakan “…jadi sekarang aku telah berumur 85 tahun hari ini. Aku masih sama kuat dengan pada waktu aku disuruh Musa 40 tahun yang lalu…”

Di ulang tahun ke 85  Kaleb mengatakan dia masih memiliki spirit yang sama dengan 40 tahun yang lalu. Tentu bukan dalam pengertian fisiknya yang sama, tetapi spiritnya dalam menggenapi janji Tuhan, masih punya keinginan untuk mengerjakan hal yang belum terjadi itu. Sampai Tuhan secara definitif berkata bahwa Kaleb memiliki roh yg berbeda dengan yg lain. 

Thomas Edison sendiri mengatakan: "banyak orang akhirnya tidak sukses bukan karena dia tidak cukup berusaha, tetapi karena dia berhenti satu langkah sebelum kesuksesan itu tiba. "

Apapun kesulitan, apapun tantangan yang kita alami, percayalah setiap kesempatan pasti ada tantangan. Seharusnya setiap orang Kristen harus memiliki hidup yang jauh lebih optimis, jauh lebih bergairah, jauh lebih indah dan lebih berani dibanding mereka yg belum percaya Tuhan. apa yang akan kita kerjakan untuk keluarga, pekerjaanTuhan, untuk siapapun lakukanlah dengan segenap hidup.


II. MEMILIKI KARAKTER YG HUMBLE (rendah hati) ayat.32 dan 33

Ayam jantan yang angkuh, dan raja yang berjalan diapit oleh tentaranya.
Yang punya otoritas, kekuatan dan peluang yang besar sekali, Maka diingatkan baik-baik tentang bahaya yang bisa menjatuhkan diri sendiri, yaitu kesombongan yg berpotensi konflik dengan orang lain. 

Kita yg dianugerahi Tuhan dengan kekuatan, punya kekuasaan dan segala fasilitas, bukan dalam kapasitas untuk show of force (unjuk kebolehan) guna merebut kemuliaan diri. 
Yang Tuhan ajarkan adalah PERCAYA DIRI, konsisten bekerja, bersemangat dan pantang menyerah
Ayam jantan itu angkuh, sebenarnya lebih cocok diterjemahkan confident, punya keberanian, punya kemampuan, optimisme. Confident karena didorong oleh kesadaran memiliki kemampuan, bakat, bisa mengerjakan dengan berani, maka akan berhasil.

Agur mengingatkan bahaya kesombongan. Bagaimana kita menjadi orang Kristen yang memiliki fighting spirit, berani untuk mengerjakan sesuatu, semangat membara tetapi pada akhirnya membakar orang lain. Orang-orang yang memiliki temperamen yang kuat sering berdampak mengorbankan orang lain disekitarnya.  Jagalah potensi diri yg dianugerahkan Tuhan secara sadar atau tidak berdampak negatif pada orang lain.

Tidak peduli tahun apapun yg harus kita lintasi, bukan pada tahun apa (kelinci emas, naga air, tikus) kita hidup tetapi bersama siapa kita sekarang hidup dan untuk siapa kita hidup. Jika kita hidup berpusatkan pada Kristus, dapat dipastikan RohNya akan melengkapi kita dengan daya juang yg tidak kenal menyerah sekaligus kerendahan hati yg memuliakan Tuhan yg berguna bagi sesama. Amin,
have nice day all..................GBU


by haris Subagiyo


Minggu, 15 Januari 2012

Masih Relevankah Kutuk Keturunan ?

“Sebuah Evaluasi Singkat Terhadap Ajaran Kutuk Keturunan”
Apakah ajaran kutuk Keturunan ini Alkitabiah?
  • “Ya”, kata beberapa pelayan Injil seperti Neil Anderson dan Marilyn Hinckey.
Dasar Alkitab yang paling sering mereka gunakan:
  • Keluaran 20: 5 - “Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, adalah Allah yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci Aku…”
Tanda-tanda dari mereka yang mengalami “kutuk keturunan”:
Biasanya para penganjur kutuk keturunan menggunakan Ulangan 28: 15-46 sebagai ayat pendukung. Derek Prince sebagai contoh, menyebutkan beberapa tanda yang menunjukkan adanya kutuk dalam diri seseorang adalah: (1) Gangguan kejiwaan atau emosi; (2) Penyakit menahun atau kambuhan; (3) Kemandulan, keguguran yang berlangsung berkali-kali dan penyakit kewanitaan; (4) Kehancuran rumah tangga dan keretakan dalam hubungan keluarga; (5) Kemiskinan; (6)Sering mengalami kecelakaan; (6) Banyaknya kasus bunuh diri dan kematian yang tidak wajar atau mati muda dalam suatu keluarga.
Evaluasi terhadap pandangan ajaran “kutuk keturunan”
· Tentang Keluaran 20:5. Para penganut ajaran kutuk keturunan biasanya hanya membaca ayat ini saja, tanpa menghiraukan konteks pembicaraan yang lebih luas. Memang benar dalam ayat ini Allah digambarkan sebagai Allah pencemburu yang membalaskan murkanya pada keturunan keeempat dan kelima. Namun perhatikan baik-baik, obyek dari murka Allah adalah para penyembah berhala, bukan orang percaya. Apa yang terjadi bila keturunan para penyembah berhala berpaling kepada Allah, secara otomatis kutuk tersebut dianggap tak berlaku. Perhatikan baik-baik ayat 6! Allah digambarkan sebagai Allah yang penuh kasih karunia yang menunjukkan kasih setia kepada beribu-ribu orang yang mengasihi dia dan berpegang pada perintah-perintahNya. Ayat ini secara otomatis diberlakukan kepada mereka, meski nenek moyang mereka berdosa di hadapan Allah.
· Sebuah ajaran tidak boleh diangkat dari satu bagian dari Alkitab dan melupakan bagian-bagian yang lain dari Alkitab. Perhatikan Yeh. 18: 22-32. “…Anak tidak akan turut menanggung kesalahan ayahnya dan ayah tidak akan turut menanggung kesalahan anaknya. Orang benar akan menerima berkat kebenarannya, dan kefasikan orang fasik akan tertanggung atasnya. Tetapi jikalau orang fasik bertobat dari segala dosa yang dilakukannya dan berpegang pada segala ketetapan-Ku serta melakukan keadilan dan kebenaran, ia pasti hidup, ia tidak akan mati. Segala durhaka yang dibuatnya tidak akan diingat-ingat lagi terhadap dia; ia akan hidup karena kebenaran yang dilakukannya.” Di sini terdapat sebuah perikop yang dengan tegas menyanggah adanya ide tentang kutuk keturunan.
· Perjanjian Baru dengan lebih tegas memberikan gambaran bahwa hidup dari orang-orang beriman adalah hidup yang benar-benar merdeka (Yoh 8: 36) karena kutuk yang harus mereka tanggung telah ditanggung sepenuhnya oleh Yesus Kristus (Gal 3:13).
Kesimpulan:
· Ajaran kutuk keturunan kurang bisa dipertanggungjawabkan secara Alkitabiah. Lalu pertanyaannya adalah: “kenapa populer?” Di sini, penjelasan psikologis dan sosiologis mungkin bisa memberikan jawaban. Manusia modern adalah manusia yang hidup dalam suasana kehidupan yang serba cepat, yang menawarkan solusi “instant” atas segala masalah. Kehidupan Kristen pada kenyataannya tidak melepaskan kita dari segala macam problema kehidupan. Kita sudah Kristen, kenapa tetap kekurangan. Kita sudah Kristen kenapa mengalami perceraian. Kita sudah Kristen kenapa kita mengalami kemalangan. Kita sudah Kristen kenapa tetap sakit. Solusi yang paling cepat dan masuk akal terhadap masalah ini bagi orang Kristen modern adalah: karena anda masih terikat dengan kutuk! Jadi mari kita patahkan kutuk itu, supaya masalah tuntas tas! Padahal problema sesungguhnya belum tentu pada apa yang dipercayai sebagai kutuk itu sendiri. Problema perceraian dalam rumah tangga Kristen sebagai misal, alih-alih disebabkan oleh “kutuk”, lebih disebabkan oleh gaya hidup modern kita yang cenderung materialistis dan kurang mementingkan hubungan antar-pribadi.
· Hal yang tak kalah pentingnya adalah kecenderungan dari tiap manusia untuk menolak penimpahan kesalahan pada dirinya sendiri. Ketika dia gagal, dia cenderung untuk mencari obyek dari kegagalannya. Yang paling muda dijadikan “kambing hitam” di sini adalah adanya “kutuk”.
· Yang terakhir, yang perlu kita camkan adalah kecenderungan manusia untuk memahami segala-segalanya dan penolakannya untuk merangkul misteri. Padahal kehidupan itu sendiri penuh misteri. Ketika manusia menuruti obsesinya ini, maka ia akan cenderung untuk menjelaskan segala sesuatu, bahkan yang tak terjelaskan. Kenapa orang benar menderita? Kenapa orang beriman mengalami kemalangan?” Alkitab tidak memberikan jawaban yang definitif. Yang ada adalah jawaban yang samar. Yang ada adalah sebuah misteri. Yang ada adalah bukannya jawaban terhadap pertanyaan “why (mengapa) kita mengalami ini semua padalah kita orang beriman?” tetapi “how (bagaimana) kita menghadapi ini semua sebagai orang beriman?”. Anehnya penginjil-penginjil masa kini berusaha menyederhanakan masalah ini dengan sebuah jawaban yang terlalu naif: - adanya kutuk! Dengan jawaban ini, mereka mungkin mampu memuaskan keingintahuan sebagian dari kita. Tapi sayang dengan menolak “misteri kehidupan” mereka tidak berjalan dalam jalan yang ditempuh penulis-penulis kitab suci dengan berani merangkul misteri ini.