Selasa, 19 April 2011

Bukti bahwa Yesus mati

Alkitab mengatakan bahwa Allah datang ke dunia sebagai manusia untuk

membayar hukuman mati bagi dosa dunia (Yohanes 1:1-29; Roma 6:23).
Alkitab juga mengatakan bahwa apabila Yesus tidak berkuasa atas
kematian dan keluar dari kubur batu yang dingin itu, Dia tidak dapat
memberikan kemenangan atas kematian bagi kita (1 Korintus 15:12-19).


Pertanyaannya, apakah Yesus benar-benar mati?

Kita harus memulainya dengan kabar buruk. Perseteruan antara Yesus dan

para pemimpin agama Israel harus dibayar dengan hidup-Nya. Tatkala
tubuh-Nya diturunkan dari kayu salib di Golgota, Dia telah mati.
Kebenaran tentang kebangkitan itu benar-benar bergantung pada fakta
ini.
Jika Yesus memang pingsan seperti yang dikatakan oleh beberapa

pengkritik, maka tidak perlu ada kebangkitan. Untuk mengalami
kebangkitan, seseorang harus mati terlebih dahulu. Menolak kematian
Kristus berarti menghapus semua kemungkinan kebangkitan. Namun,
Alkitab mengajarkan bahwa Dia sungguh-sungguh mati.

Dalam terjemahan New International Version (NIV), catatan keempat

Injil tentang penyaliban Kristus mengungkapkan kematian-Nya dalam dua
istilah yang berbeda. Dalam Matius 27:50 dan Yohanes 19:30, kedua
penulis mengatakan bahwa Dia "menyerahkan" Roh-Nya. Sedangkan, Markus
15:37 dan Lukas 23:46 mencatat bahwa Dia "menghentikan napas-Nya" yang
terakhir.
Sesungguhnya Matius, Markus, dan Lukas mencatat suatu peristiwa yang

terjadi dalam waktu yang sama, tidak jauh dari Kalvari. Mereka
menuliskan bahwa ketika Yesus mati, "tabir Bait Suci terbelah dua dari
atas sampai ke bawah" (Markus 15:38). Mukjizat ini menandai
berakhirnya era keterbatasan hubungan dengan Allah dan dihentikannya
pengorbanan hewan seperti dalam Perjanjian Lama. Namun, bukan hanya
itu. Mukjizat itu juga membuktikan kematian Yesus karena kematian-Nya
memperlihatkan bahwa pengurbanan-Nya yang sempurna sesuai dengan
kehendak Allah. Selama berabad-abad, Allah meminta hewan korban yang
tidak bercacat cela sebagai penebus dosa. Kristus sebagai Domba Allah
yang tidak bercacat cela telah menjadi kurban yang terakhir. Tabir
tidak lagi dibutuhkan karena jalan masuk kepada Allah telah terbuka
bagi orang yang percaya kepada-Nya.

Beberapa peristiwa yang terjadi di sekitar penyaliban membuktikan

bahwa Yesus telah mati.

1. Para prajurit Romawi tidak mematahkan kaki Yesus karena mereka

melihat bahwa "Ia telah mati" (Yohanes 19:33).

2. Para prajurit menikam lambung Yesus dengan tombak dan dari dalam

lambungnya keluar air dan darah (Yohanes 19:34). Para ahli kedokteran
mengatakan bahwa apabila Dia belum mati saat itu, maka tindakan ini
benar-benar akan mengambil nyawanya. Sebagian orang yang lain
menyimpulkan bahwa mengalirnya air dan darah dari lambung-Nya
membuktikan bahwa Yesus benar-benar sudah mati.

3. Tatkala Yusuf dari Arimatea meminta tubuh Kristus sehingga ia dan

Nikodemus dapat mengubur-Nya, Pontius Pilatus memerintahkan seorang
kepala pasukan untuk membuktikan bahwa Yesus telah mati
(Markus 15:43-45). Gubernur Romawi tidak akan memberikan tubuh itu
kepada Yusuf sebelum kepala pasukan itu yakin bahwa sudah tidak ada
lagi tanda-tanda kehidupan pada tubuh Yesus. Anda boleh yakin bahwa
seorang pejabat militer Romawi tidak mungkin melakukan kesalahan dalam
hal sepenting ini, yang harus ia laporkan kepada pejabat yang lebih
tinggi, seperti Pilatus.

4. Yusuf dan Nikodemus mempersiapkan penguburan bagi jasad tersebut

secara adat Yahudi, termasuk mengafani-Nya dengan "kain lenan yang
putih bersih" (Matius 15:46), mengurapi Tubuh itu dengan "campuran
minyak mur dengan minyak gaharu" (Yohanes 19:39), dan membaringkan-Nya
"di dalam kubur yang digali di dalam bukit batu" (Markus 15:46). Sudah
jelas di sini bahwa teman-teman yang merasa kehilangan sudah memeriksa
semua tanda-tanda kehidupan yang mungkin masih ada. Mereka tentu saja
tidak akan menguburkan Yesus yang masih hidup.

5. Kaum Farisi dan para pemuka agama bertemu dengan Pilatus untuk

membicarakan peristiwa yang telah terjadi. Mereka ingat akan ucapan
Yesus "sewaktu hidup-Nya" (Matius 27:63), dan mereka memerintahkan
para prajurit untuk mengamankan kubur, yaitu menutupnya dengan batu.
Tidak hanya itu, mereka juga lebih mengetatkan penjagaan dengan
mengutus beberapa prajurit untuk mencegah para murid "mencuri-Nya
(Matius 27:64). Tidak diragukan lagi, mereka juga tahu bahwa
sesungguhnya Yesus telah mati.

Ignatius, seorang sejarawan abad ke-2 mengatakan, "Yesus disalibkan

dan mati di bawah pemerintahan Pontius Pilatus. Dia sungguh-sungguh
dan bukan sekadar kelihatan -- disalibkan, mati, disaksikan oleh
seluruh makhluk di surga dan di bumi, serta di bawah bumi. Dia juga
bangkit kembali pada hari yang ketiga."

Diambil dan disunting seperlunya dari:

Judul asli buku: Did Christ Really Rise from the Dead?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar