Sabtu, 23 April 2011

Kebangkitan kristus memberi Hidup dan Keselamatan

Bagi jemaat Kristen perdana, makna dan peristiwa kebangkitan Kristus bukan hanya dipahami sebagai kuasa ilahi yang memampukan mereka untuk bersaksi tentang Kristus. Tetapi juga kebangkitan Kristus memampukan mereka untuk menyatakan kuasa Allah yang dapat memberi hidup dan keselamatan. Para murid Tuhan Yesus bukan hanya diberi roh hikmat dalam menyampaikan kesaksian tentang Kristus, tetapi juga mereka memperoleh kuasa dari Kristus untuk menyembuhkan orang sakit bahkan juga membangkitkan orang yang telah mati. Di Kis. 9:32-35 menyaksikan bagaimana rasul Petrus dapat menyembuhkan seorang  yang bernama Eneas yang telah delapan tahun terbaring lumpuh. Dalam hal ini lebih tepat bukan rasul Petrus yang mampu menyembuhkan Eneas yang lumpuh selama 8 tahun, tetapi sesungguhnya penyembuhan tersebut terjadi karena kuasa Kristus yang telah bangkit. Itu sebabnya rasul Petrus berkata: “Eneas, Yesus Kristus menyembuhkan engkau; bangunlah dan bereskanlah tempat tidurmu!” (Kis. 9:34).
Jemaat Kristen perdana mengalami pula bahwa kuasa kebangkitan Kristus bukan hanya mampu menyembuhkan orang yang sakit. Di Kis. 9:36-43 menyaksikan bagaimana rasul Petrus dipakai oleh Allah dengan kuasa kebangkitan Kristus untuk membangkitkan Dorkas, atau yang juga disebut dengan nama Tabita yang telah wafat. Selama Tabita hidup sebagai seorang murid Kristus, ia telah mengabdikan diri untuk peduli kepada orang-orang yang miskin. Suatu ketika Tabita mengalami sakit dan kemudian ia meninggal. Semua orang yang pernah ditolong dan merasakan kebaikan hatinya menangisi kematian Tabita. Pada saat itu rasul Petrus datang dan ia mendoakan, lalu ia berkata: “Tabita, bangkitlah!” Ternyata kuasa kebangkitan Kristus bekerja di dalam ucapan rasul Petrus, sehingga Tabita yang telah mati dapat hidup kembali. Peristiwa yang terjadi dalam diri Tabita yang dapat bangkit dari kematiannya, tentunya diimani oleh jemaat Kristen waktu itu sebagai bukti kuasa Kristus yang telah bangkit. Itu sebabnya di Kis. 9:42 disaksikan: “Peristiwa itu tersiar di seluruh Yope dan banyak orang menjadi percaya kepada Tuhan”.
Bagi kita jemaat yang berada di abad modern, seringkali kita bertanya mengapa kuasa kebangkitan Kristus yang pernah dialami oleh jemaat perdana tidak selalu terjadi dalam kehidupan masa kini? Apakah mungkin seseorang yang telah meninggal sebagaimana yang telah dialami oleh Tabita dapat hidup kembali ketika ia didoakan? Dalam hal ini kita harus menempatkan peristiwa-peristiwa mukjizat yang dialami oleh jemaat perdana, yaitu:
  1. Tanda-tanda ilahi itu pada hakikatnya merupakan anugerah yang dinyatakan oleh Allah untuk menaburkan benih-benih iman agar manusia mau percaya kepada Kristus sebagai Tuhan dan Juru-selamatnya.
  2. Tanda-tanda anugerah ilahi dalam kesaksian kitab Kisah Para Rasul dibutuhkan untuk menguatkan awal berdirinya persekutuan umat percaya, yaitu gereja.
  3. Mukjizat sebagai tanda-tanda ilahi pada akhirnya memanggil manusia agar bersedia menyelami rahasia keselamatan Allah sebagaimana yang telah dinyatakan kepada Kristus. Karena itu perbuatan mujizat bukanlah tujuan utama dari pemberitaan firman, tetapi peristiwa mukjizat yang disaksikan dalam kitab Kisah Para Rasul hanyalah suatu alat yang tidak dapat selalu diulang-ulang dan umumnya mukjizat memiliki lingkup waktu yang terbatas.
Namun yang seringkali terjadi kita selaku umat percaya terus berusaha mengulang kisah perbuatan mukjizat yang pernah dilakukan oleh para rasul ke dalam situasi masa kini. Dalam sikap yang demikian, kita telah menjadikan mukjizat sebagai suatu tujuan yang harus dicapai oleh umat percaya. Manakala tidak terjadi mukjizat sebagaimana yang diharapkan, maka kita kemudian menganggap bahwa karya keselamatan Allah telah berhenti pada masa kini. Seakan-akan karya keselamatan Allah senantiasa harus dinyatakan melalui perbuatan mukjizat sebagaimana yang kita harapkan. Misalnya manakala salah seorang dari anggota keluarga kita yang sakit, kita mengharapkan kesembuhan sebagai bukti karya keselamatan dari Kristus yang telah bangkit. Namun ketika anggota keluarga kita tersebut tidak sembuh, malahan dia kemudian meninggal maka kita segera kecewa; dan kita menarik kesimpulan bahwa Kristus yang bangkit itu tidak dapat memberi kehidupan dan keselamatan.  Namun benarkah pengertian iman Kristen bahwa kuasa kebangkitan Kristus terbukti dapat memberi kehidupan dan keselamatan hanya melalui perbuatan mukjizat yang sifatnya supranatural belaka?
Di Yoh. 10:28, Tuhan Yesus berkata: “dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorangpun tidak akan  merebut mereka dari tanganKu”. Karya keselamatan Tuhan Yesus pada prinsipnya berorientasi pada masalah hidup yang kekal. Maksud dari pengertian hidup yang kekal pada prinsipnya dipahami oleh gereja Tuhan sebagai suatu keselamatan yang telah dianugerahkan Allah melalui iman kepada Kristus, sehingga umat yang percaya diberi janji dan jaminan untuk memperoleh hidup yang kekal, yaitu pengampunan dan keselamatan Allah yang penuh. Makna pengampunan dan keselamatan yang penuh dari Allah tersebut merupakan keselamatan yang dapat dialami oleh umat percaya pada masa sekarang maupun terjadi kelak setelah kita meninggalkan dunia ini. Pengampunan dan keselamatan yang penuh pada masa sekarang itu dapat dialami oleh umat percaya pertolongan Tuhan secara supranatural, namun yang sering tidak kita rasakan adalah pertolongan Tuhan secara natural.   Padahal pertolongan Tuhan yang dinyatakan secara natural itu justru kita alami dalam kehidupan sehari-hari. Makna hidup kekal yang dialami oleh umat percaya dalam kehidupan sehari-hari dapat berupa: pemeliharaan Tuhan yang senantiasa memampukan kita melewati keadaan kritis, pengampunan Tuhan ketika kita bersalah dan berdosa, kekuatan saat kita merasa lemah dan tidak berdaya, penghiburan ketika kita sedih dan putus-asa.   Juga karunia roh hikmat ketika kita sedang terjepit dan kehilangan kemampuan untuk menganalisa dan menjawab suatu permasalahan yang berat.
Hidup kekal yang dianugerahkan Allah di dalam Tuhan Yesus selain dinyatakan dalam kehidupan kita sehari-hari di masa kini, juga dinyatakan dalam kehidupan setelah kita meninggal. Why. 7:14 menyatakan kesaksian: “Mereka ini adalah orang-orang yang keluar dari kesusahan besar; dan mereka telah mencuci jubah mereka dan membuatnya putih di dalam darah Anak Domba”. Dalam kesaksian kitab Wahyu tersebut, kita dapat melihat bahwa orang-orang yang percaya kepada Kristus memperoleh hidup kekal bersama dengan Allah. Tampaknya mereka sebelumnya ketika masih di dunia telah mengalami kematian yang sangat mengerikan. Arti kata “kesusahan besar” menunjuk kepada suatu peristiwa penderitaan yang sangat hebat sehingga mereka akhirnya mati sebagai seorang martir. Namun cara kematian yang mengerikan dan penuh penderitaan itu ternyata tidak menghalangi mereka menerima keselamatan dan hidup kekal. Dalam pemikiran iman Kristen, cara kematian yang tidak wajar seperti mati karena dianiaya dan dibunuh, tidak berarti menyebabkan mereka menjadi arwah/hantu yang penasaran. Tetapi yang ditekankan dalam iman Kristen adalah apakah cara hidup seseorang tersebut sungguh-sungguh dilandasi oleh sikap iman, khususnya kesetiaan dan kasih kepada Tuhan Yesus.
Kristus yang telah wafat dan bangkit serta naik ke sorga adalah Kristus yang ditetapkan oleh Allah menjadi Tuhan atas seluruh umat manusia. Karya keselamatan Kristus bukan hanya ditujukan kepada umat Israel dan umat Kristen saja. Tetapi karya keselamatan Kristus pada hakikatnya ditujukan kepada seluruh umat manusia. Di Why. 7:9 rasul Yohanes menyaksikan suatu penglihatan: “Kemudian dari pada itu aku melihat: sesungguhnya, suatu kumpulan besar orang banyak yang tidak dapat terhitung banyaknya, dari segala bangsa dan suku dan kaum dan bahasa, berdiri di hadapan takhta dan di hadapan Anak Domba, memakai jubah putih dan memegang daun-daun palem di tangan mereka”. Kesaksian Why. 7:9 tersebut pada prinsipnya mau menyatakan, yaitu bahwa:
a. Kristus yang telah bangkit dan naik ke sorga itu ditetapkan oleh Allah menjadi Hakim atas seluruh umat manusia, tanpa terkecuali dari segala suku, kaum, bahasa dan bangsa.
b. Keselamatan dan hidup kekal dianugerahkan oleh Allah di dalam Tuhan Yesus Kristus.
c. Kemuliaan Kristus pada prinsipnya setara dengan kemuliaan Allah, sehingga Why. 7:10 orang-orang kudus berseru dengan suara nyaring: “Keselamatan bagi Allah kami yang duduk di atas takhta dan bagi Anak Domba”.
Jika demikian sangatlah tepat makna ucapan Tuhan Yesus yang berkata: “Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorangpun tidak akan merebut mereka dari tanganKu” (Yoh. 10:28). Umat yang percaya kepadaNya diberi janji dan jaminan yang pasti oleh Tuhan Yesus bahwa mereka akan memperoleh hidup yang kekal, sehingga mereka pasti tidak akan binasa untuk selama-lamanya. Di sini kita semua dipanggil untuk percaya kepada janji dan jaminan Tuhan Yesus tersebut, walaupun dalam kenyataan hidup seringkali penyakit kita tidak selalu tersembuhkan, penderitaan kita sering datang silih berganti, dan doa-doa kita tidak semuanya dikabulkan oleh Tuhan. Tetapi ketika kita bersedia hidup setia sampai pada akhirnya, maka akan tersedia suatu jaminan yang pasti bahwa  kita akan memperoleh keselamatan dan hidup kekal bersama Kristus. Jika demikian, ada atau tidaknya suatu peristiwa mukjizat yang supranatural bukan lagi merupakan pokok utama yang menentukan dalam kehidupan umat percaya. Sebab yang lebih utama dalam kehidupan orang percaya adalah spiritualitas yang selalu mau mendengar kehendak Allah dan setia mengikuti panggilan Kristus. Tuhan Yesus berkata: “Domba-dombaKu mendengarkan suaraKu dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikuti Aku” (Yoh. 10:27). Sangat berbeda, sikap orang-orang yang menolak Kristus, yaitu orang-orang yang tidak termasuk sebagai domba-dombaNya. Tuhan Yesus berkata: “Aku telah mengatakannya kepada kamu, tetapi kamu tidak percaya; pekerjaan-pekerjaan yang Kulakukan dalam nama BapaKu, itulah yang memberikan kesaksikan tentang Aku, tetapi kamu tidak percaya, karena kamu tidak termasuk domba-dombaKu” (Yoh. 10:25-26). Jika demikian, bagaimana dengan kehidupan saudara? Apakah kita telah bersikap setia sebagai domba-dombaNya, ataukah sebaliknya? Apabila kita bersedia hidup sebagai domba-dombaNya, pastilah kita akan mengalami kuasa kebangkitan Kristus yang memberi kehidupan dan keselamatan kekal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar