Kamis, 12 Mei 2011

Allah Tidak Pernah Berhenti Bekerja

Besarnya  harapan yg tidak menjadi kenyataan, doa-doa yg tidak berbuahkan jawaban dan upaya-serius yg berujung kegagalan. Akan membuat siapa saja merasa lelah, kehabisan akal, frustasi atau kehilangan harapan. Dimana letak kesalahannya jika bersinarnya iman yg mengekspresikan kasih Allah, tidaklah selalu berbalas dengan sikap kebaikan dari orang lain. Bahkan reaksi ketidaksenangan, kebencian, fitnah dan permusuhan sering menjadi balasan atas perbuatan baik yg kita lakukan. 
Sebagai manusia yg berperasaan, hati kita juga dapat terluka (kelara-lara , Bhs.Jawa), badan menjadi kurus kering tak bertenaga, lutut semakin keras karena menanti dalam doa datangnya pembelaan dari Tuhan, namun Tuhan tidak bergegas-gegas membebaskan kita dari persoalan. malahan orang lain justru mentertawakan. Kita menjadi jengkel (mangkel, dongkol) dan balas mendoakan dengan nada mengumpat atau mengutuki.


Benarkah Tuhan sedang TERDIAM dalam kemalasan untuk memperhatikan umatNya?
Apakah Tuhan dengan sengaja menyerahkan kita pada kehancuran?


Banyak salah persepsi kita tentang Tuhan! apalagi dalam kondisi emosi yg kurang sehat maka Tuhan adalah pihak yg menjadi sasaran kemarahan kita.
JIka Allah sepertinya BERLAMBAT-LAMBAT mengulurkan tangan bagi kita, 
Bagaimanakah sikap kita yang menantikan harapan pertolangan dari Allah?






I. Percayalah Mesias adalah Raja yang Berkuasa (ayat.1)

Mazmur Daud. Demikianlah firman   TUHAN kepada tuanku  : "Duduklah di sebelah kanan-Ku,   sampai Kubuat musuh-musuhmu menjadi tumpuan kakimu.  "
Mazm 109:1-31 melatarbelakangi pergumulan penulis mazmur yg awalnya merasa Allah terdiam tidak segera memberikan pertolongan.
Mazmur ini memohon Allah menghakimi dan menghukum orang yang fasik dan penuh tipu muslihat. Doa ini mencerminkan suatu keinginan agar keadilan terwujud di bumi melalui hukuman adil atas penjahat-penjahat besar yang merugikan orang lain demi keuntungan pribadi. 
Doa pemazmur akan digenapi sepenuhnya hanya ketika Allah mengutus Anak-Nya Yesus untuk membinasakan semua kejahatan dan memerintah di bumi ini sebagai Mesias yg memerintah sebagai Raja .

Mazmur 110 :1 ini merupakan sebuah nubuat tentang Mesias, paham Yudaisme tahu bahwa Mesias akan datang dari dinasty Daud, Daud yang menjadi kakek-moyangnya ini menyebut Sang Mesias sebagai "ADONAY". Mesias yg diberikan kehormatan dan kuasa sebagai Raja untuk selama-lamanya.

Raja mesianis diminta menempati kedudukan yang paling terhormat dan ikut memegang kekuasaan Allah sampai musuh-musuhnya takluk sama sekali.

Kata "tumpuan kaki" digunakan oleh Daud (I Taw. 28:2). Raja itu memerintah dari Sion, dan semua musuh tunduk. pada-Nya. 
Kata "tuan ku", satu gelar kehormatan yang digunakan untuk seorang raja atau seorang yang lebih tinggi. Raja ini akan dihormati dan dilindungi oleh berkat-berkat Allah. Kekuasaannya akan berlaku secara universal. Rakyatnya akan menjadi sukarelawan yang setia. Raja mesianis itu menjadi imam dan juga raja. Dalam hal ini dia disamakan dengan Melkisedek, raja imam dari Salem (Kej. 14:18), yang pelayanannya melambangkan pelayanan Yesus (bdg. Ibr. 6:20-7:24)

Persoalan yg terjadi sebenarnya hanyalah pergulatan batin seseorang, Namun Allah justru menjawab dengan penyataan otoritas Raja diatas segala raja yg memiliki kemampuan untuk menolong umatNya dengan kapasitas yg sangat tidak terbatas dengan jangkauan seluruhnya dan berlaku untuk masa yg tak terhingga. Ini adalah jawaban atas kegalauan hati kita, dimana Allah yg kita curigai sebagai Pribadi yg sedang terdiam, tidak bekerja atau tidak peduli, ternyata Dia adalah Allah yg memiliki kekuasaan sedang mengelola semesta dengan aktif.


II. Percayalah Mesias pasti bertindak dengan Adil (ayat.2-4)
Tuntutan keadilan yang kuat pada Mazmur 109 mendapatkan jawabannya pada Mazmur 110. Mazmur ini jelas merupakan Mazmur mesianis, suatu nubuatan yang ditujukan kepada Yesus Kristus, Sang Mesias, Anak Allah.
Ayat 1 menyatakan Allah Bapa yang berbicara kepada Allah Anak, Raja yang menang, yang duduk di sebelah kanan Allah. Ini adalah janji eskatologis (masa depan), yang akan digenapi pada akhir zaman. 
Kata "sampai" di ayat ini menjanjikan pengharapan untuk masa yang akan datang. Memang sekarang kita belum melihat Yesus Kristus berkuasa sepenuhnya atas dunia ini karena masih banyak orang yang menentang dan melawan Dia. Namun bagi orang percaya, janji eskatologis ini merupakan pengharapan yang pasti (band. Flp. 2:10-11).

Secara paradoks, saat ini pemerintahan Sang Raja itu sedang berlangsung (Mzm. 110:2b). Raja ini tidak berperang sendiri, melainkan juga disertai oleh para pengikut-Nya (ayat 3) yang berperang dengan sukarela. 


Ada hal yang menarik, yakni pada ayat 3a sukarela dikaitkan dengan kuasa. Kuasa dalam pengertian ini adalah kuasa yang menggerakkan orang untuk taat secara sukarela. Mengapa? Karena mereka adalah orang-orang yang telah mengalami kelahiran kembali oleh air dan Roh (Yoh. 3:5). 


Gambaran embun pagi menyatakan kesegaran yang dialami oleh orang-orang yang mengalami kelahiran kembali yang tercurah dari atas.
Tuhan telah menetapkan Sang Raja yang sekaligus juga seorang Imam untuk memerintah selama-lamanya. Raja memerintah rakyatnya dengan adil, dan imam berdoa untuk pengampunan dosa bangsanya. 
Di dalam Pribadi Tuhan Yesus, kedua fungsi ini dikerjakan-Nya dengan sempurna:
  • Yesus telah mengurbankan diri-Nya sendiri untuk menjadi tebusan dosa bagi umat-Nya. 
  • Yesus pula yang kelak dengan perkasa menghancurkan para musuh-Nya pada hari penghakiman akhir (Mzm. 110:5-6).
Keadilan Allah merupakan sifat yg melekat dalam pribadiNya, sehingga kita dapat percaya total bahwa tindakan Allah tidak pernah salah, Dia tidak pernah terlambat atau merugikan masa depan kita.
Keadilan Allah juga mengisyaratkan bahwa menantikan tindakan Allah untuk bertindak sesuai dengan otoritasnya menghukum atau memberkati, mengampuni atau mengeksekusi, merupakan sikap yg prioritas dalam diri kita.


III. Percayalah bahwa Mesias pasti memberikan Kemengan (ayat. 5-7)


Tuhan berfirman agar Daud duduk di sebelah kanan-Nya. Sebelah kanan melambangkan kepercayaan. Tuhan memberikan kepercayaan kepada Daud untuk memimpin bangsa-Nya dan bahkan Tuhan sendiri yang akan bertindak mengatasi musuh-musuh Daud. Pemerintahan Daud adalah sah karena berdasarkan pada otoritas yang datangnya dari Tuhan. Tuhan adalah sumber dari segala kekuasaan dan kerajaan Daud.


Pernyataan Allah bahwa Dia sendiri yang akan bertindak mengatasi "musuh-musuh" Daud bukan berarti bahwa tentara Daud hanya berdiam diri. Mereka harus maju (ay. 3), tetapi bukan dengan persenjataan atau pakaian baja yang lengkap, melainkan dengan kekudusan yang murni dan belum tercemari. Daud mengungkapkan bahwa "peperangan rohani" lebih dari peperangan jasmani. Untuk menjadi pemenang dalam peperangan ini seseorang harus memiliki kekudusan yang tak tercemari.


Kristus yang berperang. Peristiwa salib Kristus adalah peristiwa peperangan terhebat sepanjang sejarah manusia, di mana kekudusan sedang diperjuangkan dan dipertaruhkan. Kekudusan menobatkan Kristus sebagai Pemenang atas maut. 


Rancangan lengkap Allah pastinnya hendak mendudukan semua mereka yg percaya kepadaNya sebagi pribadi-pribadi yg MENANG dan berhak memerintah bersama Kristus.



Hiduplah dalam Pengharapan yang NYATA

Bangsa Yahudi masih menantikan kehadiran Mesias sampai sekarang ini. Kerinduan datangnya seorang tokoh yang diutus Allah untuk mendirikan kerajaan kebenaran-Nya di bumi, sudah berkembang sejak era pembuangan. Tokoh-tokoh seperti Musa, Harun, dan Daud menjadi model bagi sang mesias, yang diharapkan akan mengemban fungsi nabi, imam, dan raja secara sempurna. 
Jika Pasal 109 menyatakan bahwa Allah berdiri di tangan kanan orang yang menderita (ayat 31). 
Maka Mazmur 110 mengklaim bahwa sang Raja (yang mewakili seluruh umat sehingga seluruh umat tercakup di dalamnya) duduk di sebelah kanan Allah (dalam ayat 5, Allah di sebelah kanan raja).


Jadi, kedua mazmur ini mengungkapkan hubungan mesra antara Allah dan umat-Nya. Allah di pihak umat-Nya yang menderita, umat-Nya merupakan wujud nyata pemerintahan Allah dalam dunia. Kekuasaan sang raja akan datang dari Allah sendiri. 
Ini ditegaskan melalui tiga hal: 
  • Allah sendiri mendudukkannya di sebelah kanan Allah (ayat 1a), 
  • Allah membuat musuh-musuhnya alas kakinya (ayat 1b) 
  • Allah mengulurkan tongkat kekuatan dari Zion (ayat 2a). 
Semua ini menunjukkan kemuliaan yang amat besar yang setara dengan yang biasa dipakai untuk mengungkapkan kebesaran , keagungan dan kemegahan Allah.
Semuanya itu disediakan bagi kita orang-orang yg menaruh harapan pada Allah didalam Tuhan Yesus .


Dia adalah Kristus yg menggantikan kelemahan kita dengan kekauatan Allah
Dia adalah Kristus yg membalut luka hati kita dengan kasih Allah
Dia adalah Kristus yg memindakan kita dari kekosongan hidup menjadi berharga, dipercaya melakukan pekerjaanNya dan diberi kuasa memerintah bersamaNya.


Percayalah Allah tidak pernah berhenti bekerja
Dia selalu ada untuk Anda, Amin


GBU
by Haris Subagiyo


















Tidak ada komentar:

Posting Komentar