Minggu, 15 Mei 2011

Jejak kaki.


Pada suatu malam ada seseorang bermimpi. Ia bermimpi bahwa ia sedang berjalan di sepanjang pantai bersama dengan Tuhan. 

Di langit terlihat adegan-adegan dalam hidupnya. Untuk setiap adegan, ia memperhatikan ada dua pasang jejak kaki di pasir: satu pasang adalah miliknya dan yang lain adalah milik Tuhan. 

Ketika adegan terakhir dari hidupnya terlihat di hadapannya, ia melihat kembali pada jejak kaki di pasir. Ia memperhatikan bahwa seringkali di sepanjang jalan hidupnya hanya ada satu pasang jejak kaki. Ia juga memperhatikan bahwa itu terjadi pada waktu-waktu yang paling sulit dan paling menyedihkan dari hidupnya.

Ini terasa sangat menyusahkan dia, kemudian ia bertanya kepada Tuhan tentang hal itu. 
"Tuhan, Engkau berkata bahwa sekali aku memutuskan untuk mengikut Engkau, Engkau akan berjalan dengan aku di sepanjang jalan. Tetapi aku telah memperhatikan bahwa pada waktu-waktu yang paling menyusahkan dari hidupku, di sana hanya ada satu pasang jejak kaki. 
Aku tidak mengerti mengapa pada saat aku paling membutuhkan Engkau, Engkau meninggalkan aku".

Tuhan menjawab: 
"AnakKu, anakKu yang berharga, Aku mencintai engkau dan tidak akan pernah meninggalkan engkau. Pada saat-saat ujian dan penderitaan, ketika engkau melihat hanya ada satu pasang jejak kaki, pada saat itulah Aku sedang menggendong engkau".



Sampai masa tuamu Aku tetap Dia   dan sampai masa putih rambutmu   
Aku menggendong kamu  Aku telah melakukannya dan mau menanggung kamu terus; Aku mau memikul   kamu dan menyelamatkan kamu (Yesaya 46:4)







.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar