Senin, 14 Maret 2011

Masih belum punya warna

Masih belum memiliki warna sepertinya kehidupan saya saat itu, walaupun sudah berstatus mahasiswa theologia tapi masih tergolong anak baru gede. Setiap hari Jumat sampai Minggu kami harus  mengisi weekend untuk merintis jemaat didesa. Hiduplah kami bersama para pengerja GPdI yg sangat kental dengan kenekatan dan perjuangannya. Belum terpikirkan kelayakan hidup saat itu: makan seadanya, kemanapun pergi hanya menggunakan sepeda kumbang pinjaman, tidur tanpa bantal dibangku gereja setiap malam tak terpikir penampinlan. Kedisilpnan yg menjadi karakter yg tak boleh ditawar. Selalu siap.... dengan perintah Gemabala jemaat. Bahkan setiap pagi harus bangun  tepat jam.04.30.(Tidak peduli jam berapa kami baru tidur karena tugas pelayanan). Menyiapkan tikar sebagai persiapan doa pagi jam 05.00-06.00.WIB. Ini sesungguhnya bukan pekerjaan saya namun solidaritas sesama pengerja kami senang melakukannya.

Suatu saat saya merasa berdoa dan menyembah Tuhan yg paling lama dibanding dengan teman-teman yg lain. bahkan saya sendiri merasa menyembah yg paling bersuara, Haleluya..........Haleuya........puji Tuhan, terima kasih Tuhan..........sementara yg lain tetap berlutut dengan sikap menyembah namun tak terdengar suaranya. Aaaah... tidak biasanya biasanya berdoa dan menyembah lebih dari satu jam (pikir saya) namun enggan menoleh kekiri atau kekanan dengan mata terbuka., malu sama orang Pantekosta dianggap tidak serius berdoa dan menyembah ,jadi saya terus lanjutkan menyembah sebisanya. kadang memanggil Yesus saking lelahnya, tinggal bunyi zus....... dengan nada desis.
Namun ganjil...sekian lama saya menyembah masih tetap seorang diri. tanpa ada tanda perubahan, Karena sang gembala biasanya keluar saat menyampaikan Firman Tuhan saja dan tidak ikut berlama-lama dalam penyembahan. (mungkin menyembah lebih dahulu dikamar) . Lama-lama saya jadi curiga, tidak seperti biasanya, saya merasa badan masih terasa letih, mata masih lekat tetapi begitu cepat waktu berlalu ..sudah menunjukkan pukul 04.30.WIB.

Ternyata baru saya tahu bahwa waktu yg sebenarnya adalah jam 02.00 WIB.(dini hari) tetapi oleh teman-teman pengerja gereja, sudah direncanakan untuk mengerjain saya yg mungkin diangap masih polos, tidak berwarna, selalu tertawa tanpa beban... mahasiswa theologia...dari kota Surabaya., kali ini saya benar-benar dibuat keok. Karena jam dinding diputar dengan  sengaja untuk menjuk pukul 04.30. waktu sebenarnya pk. 02.00.. Karena merasa menumpang pelayanan dan harus disiplin, bangun juga saya bersama teman, mereka juga ikut menyiapkan properti doa pagi, ikut menyembah tetapi meninggalkan saya dengan posisi menyembah tetapi tertidur pulas.... benar..benar pulas. Sedangkan saya sendirian berjuang menyembah tanpa kebersamaan ...tanpa musik.....akhirnya setelah lelah sendiri menyembah, tanpa menunggu kehadiran pendeta saya juga ikut tidur pulas dengan posisi menyembah.
Ini pertama kali pengalaman saya membolehkan menyembah sampai tertidur pulas!
Saya tahu kali ini saya benar-benar kalah satu nol dengan pengerja GPdI,
saya berjanji untuk membalasnya,
dan sekarang saya buktikan bahwa saya harus rajin membalasnya dengan memberikan artikel yg berbobot, yg memotivasi dan menjadi referensi kotbah yg terukur. semoga TUhan dimuliakan.


by Haris Subagiyo



Tidak ada komentar:

Posting Komentar