Rabu, 09 Maret 2011

Bedanya IMAN SEJATI dengan IMANUDIN


Udin yg lagi mendunia:  
sedang naik daun,  karena kreasi mengutak-atik kata "udin" yg norak dan pasaran ternyata sanggup beradaptasi dengan apa saja tanpa memandang apa dan siapa.


Dari kata Udin , dapat diubah menjadi apa saja yg Anda suka !


Orang yg rajin berdoa: namanya AMINUDIN
Orang yg hidup suci, namanya SOLEHUDIN
Orang yg menggembalakan ternak, namanya SAPIHUDIN
Orang yg menjual nasi, namanya NASIHUDIN
Orang yg sering nelat datang ke gereja, namanya AKHIRUDIN
Orang yg suka menyendiri dikamar, namanya KAMARUDIN
Orang yg  hobinya jalan-jalan, namanya JALANUDIN
Orang yg sulit mengendalikan emosi, namanya SARAFUDIN
Orang yg sudah bertobat, namanya SADARUDIN
Orang yg imannya kuat, namanya IMANUDIN     ah...yg benar mas.....


Memang Udin sanggup bertrasnformasi kata sesuai dengan subyek yg dikenainya 
nah apa bedanya IMAN SEJATI dengan IMANUDIN ?
Iman sejati bukanlah manuver kata-kata yg nampaknya rohani dan menyejukkan hati, iman sejati adalah dinamika kepercayaan kita kepada Tuhan yg diubah menjadi perbuatan nyata (REALUDIN) sedangkan IMANUDIN: hanya hasil gubahan kata yg asal berbunyi sesuai selera tanpa makna! hanya supaya Anda suka dan tertawa.....
Tetapi iman jenis inilah yg laku dipasaran, norak namun terkenal, iman jenis ini lebih adaptif simple, mudah di serap pasar!


Dengan kualitas iman sejati, Tuhan ingin memberikan pada kita hidup yang bernilai kekal lebih dari sekedar tujuan dan kebutuhan kita tercapai didunia ini.
Iman sejati akan menjawab bukan sekedar kesembuhan penyakit, pemulihan usaha, ketenangan batin namun sampai diterimanya jiwa yg diselamatkan.

Iman sejati bukan sekedar mendapat apa yang menjadi keinginan kita tetapi iman sejati merubah seluruh hidup kita menjadi hidup yang bersandar dan taat mutlak dibentuk oleh Tuhan. Iman yang sejati adalah iman yang menggarap totalitas seluruh hidup kita dipimpin oleh Tuhan.

Percaya bukan mendapat apa yang saya inginkan tetapi 

percaya mendapatkan apa yang Tuhan beri. 
Inilah IMAN SEJATI bukan IMANUDIN


by Haris Subagiyo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar