Minggu, 28 Agustus 2011

Dengan nama siapakah kita memanggil namaNya


“apakah kita harus menyebut Sesembahan (Allah) kita dengan YHWH?” Bahkan ada yang bertanya kepada saya, “jika kita doa dengan tidak menyebut YHWH, maka doa kita tertuju juga bukan kepada YHWH. Jika kita berdoa dengan menyebut nama Allah, maka doa kita bisa tertuju kepada allah-allah lain.”
Baiklah saya akan mengemukakan pendapat dan pandangan saya, dan saya akan mengajak kita semua melihat beberapa ayat referensi.


  • ELOHIM Dipanggil, YHWH Menjawab
Bilangan 12:13-14
12:13Lalu berserulah Musa kepada TUHAN (YHWH): “Ya Allah (ELOHIM), sembuhkanlah kiranya dia.”
12:14Kemudian berfirmanlah TUHAN (YHWH) kepada Musa: “Sekiranya ayahnya meludahi mukanya, tidakkah ia mendapat malu selama tujuh hari? Biarlah dia selama tujuh hari dikucilkan ke luar tempat perkemahan, kemudian bolehlah ia diterima kembali.”
Bil. 16:22-23
16:22Tetapi sujudlah mereka berdua dan berkata: “Ya Allah (EL), Allah (ELOHIM) dari roh segala makhluk! Satu orang saja berdosa, masakan Engkau murka terhadap segenap perkumpulan ini?”
16:23Maka berfirmanlah TUHAN (YHWH) kepada Musa:
Didalam  Bilangan 12:13-14 Musa berbicara kepada Allah dengan menyebut-Nya sebagai “ELOHIM,” bukan “YHWH.” Tetapi siapa yang menjawab? Yang menjawab adalah YHWH. Kok bisa??? kenapa yang menjawab bukan elohim lain (allah-allah lain)?
Di dalam Bilangan 16:22-23 Musa dan Harun berbicara kepada Allah, lagi-lagi mereka menyebut-Nya dengan sebutan “EL/ELOHIM.” Tetapi siapa yang menjawab? Lagi-lagi yang menjawab adalah YHWH. Kok bisa??? Kenapa yang menjawab bukan elohim lain (allah-allah lain)?
Kok bisa? Mari kita bahas.


  • Allah adalah Allah, allah adalah bukan Allah
Keluaran 20:3
20:3Jangan ada padamu allah (ELOHIM) lain di hadapan-Ku.
Ulangan 6:14
6:14Janganlah kamu mengikuti allah (ELOHIM) lain, dari antara allah (ELOHIM) bangsa-bangsa sekelilingmu,
Apakah “allah lain” itu ada? Berdasarkan banyak ayat-ayat seperti diatas, ampai sekarang saya percaya bahwa “allah lain” itu ADA.
Oke setelah kita melihat ayat-ayat tentang ‘allah lain,” sekarang kita akan melihat ayat-ayat tentang Allah.
Kejadian 33:20
33:20Ia mendirikan mezbah di situ dan dinamainya itu: “Allah (ELOHIM) Israel ialah Allah (EL).”
Ulangan 4:35
4:35Engkau diberi melihatnya untuk mengetahui, bahwa Tuhanlah (YHWH) Allah (ELOHIM), tidak ada yang lain kecuali Dia.
Ulangan 6:4
6:4Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN (YHWH) itu Allah (ELOHIM) kita, TUHAN (YHWH) itu esa!
Yosua 22:34
22:34Dan bani Ruben dan bani Gad menamai mezbah itu: Saksi, karena inilah saksi antara kita, bahwa TUHAN (YHWH) itulah Allah (ELOHIM).
Kejadian 33:20 mengatakan bahwa Allah Israel/Yakub adalah Allah (Perlu diingat bahwa pada jaman Yakub nama YHWH belum dipakai sebagai pernyataan diri Allah). Di dalam Ulangan 4:35 dan Yosua 22:34 dikatakan bahwa TUHAN (YHWH) adalah Allah, tidak yang lain kecuali Dia. Artinya tidak ada Allah yang lain kecuali YHWH. Jadi pada hakekatnya Allah itu hanya satu, tidak ada Allah lain. Jadi apa arti dari “allah lain” yang Alkitab maksut?
Jika saya bertanya:
Apakah Allah Yakub (EL/ELOHIM) adalah Allah? Jawabannya adalah, YA. Karena Alkitab menerangkan demikian.
Apakah YHWH adalah Allah? Jawabannya adalah, YA. Karena Alkitab menerangkan demikian.
Apakah Allah Yakub adalah YHWH? Jawabannya adalah, YA. Karena Alkitab menerangkan demikian.
Adakah Allah lain selain YHWH? Jawabannya adalah, TIDAK. Karena Alkitab menerangkan hanya ada satu Allah.
Adakah Allah lain selain Allah (Allah Yakub/El/ELOHIM)? Jawabannya adalah, TIDAK. Karena Alkitab menerangkan hanya ada Satu Allah.
Apakah Allah Yakub itu YHWH? Jawabannya adalah, YA. Karena Alkitab menerangkan hanya ada satu Allah.
Apakah “allah lain” itu ada? Jawabannya adalah, YA. Karena Alkitab menerangkan demikian.
Apakah allah lain itu adalah Allah? Jawabannya adalah, TIDAK. Karena Alkitab menerangkan hanya ada satu Allah.
Jadi “allah lain” itu bukan Allah. Sampai disini mungkin beberapa orang masih bertanya-tanya, apa maksut saya dengan pertanyaan-pertanyaan itu?
Maksut saya adalah, kita tidak boleh/tidak bisa memberikan LAWAN/RIVAL SEPADAN kepada ALLAH. Jika kita menganggap bahwa “allah lain” adalah rival sepadan Allah, maka kita akan menganggap bahwa Allah itu ada BANYAK. Kok bisa?
Jika kita menganggap bahwa “allah lain” itu adalah lawan sepadan Allah, maka kita akan menganggap “allah lain” ini berkuasa seperti juga Allah berkuasa, kita akan menganggap “allah lain” itu sederajat dengan Allah. Jika kita menganggap “allah lain” itu sederajat dengan Allah, itu sama saja kita menganggap bahwa Allah itu ada BANYAK. Sebab sesuatu yang sederajat dengan Allah itu adalah Allah.
Maka dari itu 10-Perintah Allah yang pertama mengatakan:
Keluaran 20:3
20:3Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku.
Jika kita mengakui adanya suatu LAWAN SEPADAN ALLAH, walaupun nampaknya kita memihak kepada Allah, tetapi sebenarnya kita sedang terjebak kepada pemikiran yang secara tidak langsung kita mengakui bahwa Allah itu ada banyak. Dengan demikian kita melanggar perintah pertama dari 10-perintah Allah.
Allah itu hanya satu. ELOHIM dan YHWH itu satu.
—Itulah sebabnya ketika Musa memanggil ELOHIM (Allah), yang menjawab adalah YHWH.—
Karena “Allah lain” itu tidak ada, yang ada adalah “allah lain,” dan “allah lain” itu bukan Allah. Yang namanya “allah lain” adalah berhala, berhala bukan Allah. Berhala ya berhala. Allah ya Allah.
Saya belajar dari Paulus yang menerangkan dengan bagus tentang hal ini.
1Korintus 8:1-9
8:1Tentang daging persembahan berhala kita tahu: “kita semua mempunyai pengetahuan.” Pengetahuan yang demikian membuat orang menjadi sombong, tetapi kasih membangun.
8:2Jika ada seorang menyangka, bahwa ia mempunyai sesuatu “pengetahuan”, maka ia belum juga mencapai pengetahuan, sebagaimana yang harus dicapainya.
8:3Tetapi orang yang mengasihi Allah, ia dikenal oleh Allah.
8:4Tentang hal makan daging persembahan berhala kita tahu: “tidak ada berhala di dunia dan tidak ada Allah lain dari pada Allah yang esa.”
8:5Sebab sungguhpun ada apa yang disebut “allah”, baik di sorga, maupun di bumi–dan memang benar ada banyak “allah” dan banyak “tuhan” yang demikian
8:6namun bagi kita hanya ada satu Allah saja, yaitu Bapa, yang dari pada-Nya berasal segala sesuatu dan yang untuk Dia kita hidup, dan satu Tuhan saja, yaitu Yesus Kristus, yang oleh-Nya segala sesuatu telah dijadikan dan yang karena Dia kita hidup.
8:7Tetapi bukan semua orang yang mempunyai pengetahuan itu. Ada orang, yang karena masih terus terikat pada berhala-berhala, makan daging itu sebagai daging persembahan berhala. Dan oleh karena hati nurani mereka lemah, hati nurani mereka itu dinodai olehnya.
8:8“Makanan tidak membawa kita lebih dekat kepada Allah. Kita tidak rugi apa-apa, kalau tidak kita makan dan kita tidak untung apa-apa, kalau kita makan.”
8:9Tetapi jagalah, supaya kebebasanmu ini jangan menjadi batu sandungan bagi mereka yang lemah.
Disini paulus menerangkan tentang makanan sebagai persembahan berhala. Saya banyak belajar dari keterangan Paulus ini. Di dalam ayat 4 Paulus menerangkan bahwa tidak ada berhala didunia dan tidak ada allah lain selain daripada Allah yang ESA. Arti dari “tidak ada berhala laindi dunia” bukan berarti tidak ada berhala. Berhala itu artinya adalah IDOL/Yang kita puja. Jadi yang dimaksutkan disini adalah, tidak ada sesembahan lain dan tidak ada allah lain daripada Allah yang ESA.
Di dalam ayat 5 Paulus menerangkan bahwa memang ada banyak allah dan tuhan. Di ayat 6 Paulus berkata “BAGI KITA” hanya ada SATU ALLAH SAJA dan SATU TUHAN SAJA. Jadi artinya, berhala yang diberi makanan persembahan itu bukanlah allah/sesembahan bagi kita yang percaya hanya ada SATU Allah saja. Di dalam ayat 7 dikatakan bahwa ada orang-orang yang hati nuraninya lemah, yaitu orang-orang yang masih menganggap bahwa berhala itu berkuasa/mempunyai kuasa sehingga makanan persembahan berhala yang mereka makan itu bagi mereka benar-benar adalah persembahan berhala. Kenapa mereka bisa terus berpikir bahwa makanan itu adalah makanan persembahan berhala? Karena mereka masih berpikir bahwa berhala itu mempunyai kuasa untuk menerima persembahan makanan.
Oleh sebab itu di ayat 8 Paulus menerangkan, sebenarnya bagi orang yang percaya kepada satu Allah, jika kita makan persembahan berhala itu ya tidak akan menimbulkan efek apa-apa. Tidak rugi dan tidak untung, karena mereka peraya bahwa berhala itu bukan Allah. Berhala itu tidak memberikan efek apa-apa. Tetapi lebih baik jangan makan, karena nanti akan menimbulkan salah pengertian dan tidak menjadi berkat untuk orang yang mengira berhala itu benar-benar ada kuasanya.
Dari sini kita bisa belajar bahwa sebenarnya jika kita percaya hanya kepada Allah, ya tidak usah kita menganggap allah lain itu kuasanya bisa menjadi tandingan Allah.
Bagi orang-orang yang percaya kepada berhala, setiap berhala yang mereka sembah itu mereka anggap mempunyai kuasa sebagai Allah, jika tidak punya kuasa sebagai Allah, mereka tidak akan menyembahnya. Mengapa makanan persembahan berhala itu dianggap penyembah berhala sebagai benar-benar makanan persembahan berhala, sedangkan bagi Paulus itu hanya makanan biasa? Karena bagi orang yang percaya berhala, berhala itu adalah allahnya yang mempunyai kuasa terhadap makanan itu, sedangkan bagi Paulus berhala itu bukan Allah-nya Paulus, jadi berhala tidak punya kuasa apa-apa.
Jadi jika kita menganggap ada allah lain yang mempunyai kuasa yang setara/bisa mengusik kekuasaan Allah, maka itu sama saja dengan kita menjadi wasit/hakim antara Allah dan allah. Kita akan menganggap Allah dari kubu merah dan allah dari kubu biru dan kita menjadi hakim diantara mereka. Bisakah dan patutkah kita berbuat demikian?


  • Menjadi Hakim Antara Allah dan “Allah lain”
Ayub 9:32-33
9:22Karena Dia bukan manusia seperti aku, sehingga aku dapat menjawab-Nya: Mari bersama-sama menghadap pengadilan.
9:33Tidak ada wasit di antara kami, yang dapat memegang kami berdua!
Ayub 21:22
21:22Masakan kepada Allah diajarkan orang pengetahuan, kepada Dia yang mengadili mereka yang di tempat tinggi?
Kitab Ayub menerangkan bahwa tidak ada yang dapat menjadi wasit/hakim antara Allah dan manusia. Karena Allah adalah HAKIM. Jadi mustahil manusia bisa menjadi hakim antara Allah dan allah. Hakim yang paling tinggi dan tertinggi itu adalah Allah. Kita mau menghakimi/menjadi wasit antara Allah dan allah lain? MUSTAHIL.
Jika Firman Tuhan menerangkan tidak ada Allah lain, itu berarti TIDAK ADA. Jika Firman Tuhan menerangkan allah lain itu bukan Allah, itu berarti BUKAN. Jika Firman Tuhan menerangkan yang berdaulat/berkuasa hanya Allah, itu berarti allah lain TIDAK PUNYA KUASA.
—Itulah sebabnya ketika Musa memanggil ELOHIM, yang menjawab adalah YHWH.—
Sewaktu Musa memanggil nama ELOHIM, mengapa yang menjawab YHWH? Mengapa yang menjawab bukan elohim lain (allah0allah lain)? Kan allah-allah lain adalah allah juga?
Karena yang mempunyai kuasa menjadi hakim dan wasit adalah Allah, bukan manusia, bukan setan, bukan juga “allah lain.”
Karena allah yang tidak maha tahu dan tidak sanggup menyelidiki hati, itu bukan Allah.
Lalu berdasarkan apa dalam kasus “panggil-memanggil” ini Allah menghakimi dengan adil?


  • Allah Melihat Hati
1Korintus 8:3
8:3Tetapi orang yang mengasihi Allah, ia dikenal oleh Allah.
1Samuel 16:7
16:7Tetapi berfirmanlah TUHAN kepada Samuel: “Janganlah pandang parasnya atau perawakan yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati.
Di dalam 1Korintus 8:3 Paulus mengatakan bahwa orang yang mengasihi Allah, ia dikenal oleh Allah. Darimana Allah tau orang itu mengasihi Allah? Jangan-jangan hanya di mulut saja?
1Samuel 16:7 mengatakan bahwa Tuhan melihat HATI. Allah tidak bisa dibohongi. Karena Allah tahu siapakah yang hatinya menyembah kepada-Nya dan siapa yang hatinya menyembah kepada allah lain. Allah tahu siapa yang menjadi milik-Nya dan siapa yang tidak.
—Itulah sebabnya ketika Musa memanggil ELOHIM, yang menjawab adalah YHWH.—
Jadi belum tentu ketika kita memanggal nama YHWH maka yang menjawab pasti YHWH. Belum tentu juga ketika kita memanggil nama ELOHIM maka yang menjawab adalah ELOHIM. Belum tentu ketika kita memanggil nama YHWH yang menjawab adalah ELOHIM. Belum tentu ketika kita memanggil nama ELOHIM yang menjawab YHWH. Tergantung hati kita menyembah dan tertuju  kepada siapaAllah-lah yang menjadi hakimnya, karena Firman Tuhan (di dalam Ayub) mengajarkan, tidak ada satupun manusia, setan, dan allah lain yang bisa menjadi wasit dan hakim antara manusia dengan Allah.
Masakan jika kita menyebut nama YHWH yang menjawab bukan Allah? Jika “allah lain” adalah berhala, apakah “YHWH lain” juga ada? Telah saya bahas bahwa kata YHWH sendiri itu kemungkinan besar bukan berasal dari sesembahan suku Keni-Midian, dan berbagai penemuan juga memberikan pemikiran-pemikiran tentang asal mula kata YHWH. Anda bisa membacanya di dalam blog: YHWH (1) – Masa Pra “YHWH”
Tetapi jika kita menginginkan bukti otentik dari catatan Alkitab sendiri, apakah “YHWH lain” itu ada? ADA!
Keluaran 32:4
32:4Diterimanyalah itu dari tangan mereka, dibentuknya dengan pahat, dan dibuatnyalah dari padanya anak lembu tuangan. Kemudian berkatalah mereka: “Hai Israel, inilah Allahmu, yang telah menuntun engkau keluar dari tanah Mesir!”
3:25Ketika Harun melihat itu, didirikannyalah mezbah di depan anak lembu itu. Berserulah Harun, katanya: “Besok hari raya bagi TUHAN (YHWH)!”
Bangsa Israel pernah membuat suatu YHWH lain yang berwujud patung anak lembu emas, yang akhirnya membuat Allah marah. Kejadian ini adalah salah satu contoh ketika manusia menjadi wasit antara Allah dan manusia.
Tetapi ketika Musa sering menyebut YHWH, apakah yang menjawab adalah anak lembu emas? Tidak, yang menjawab adalah Allah. Darimana Allah tahu bahwa YHWH yang dimaksut Musa itu bukan anak lembu emas? Karena Allah melihat hati.
—Itulah sebabnya ketika Musa memanggil ELOHIM, yang menjawab adalah YHWH.—
Manusia bisa saja menyebut ini dan itu karena bahasa manusia terbatas. Manusia hanya bisa melihat apa yang di depan mata, manusia hanya bisa melihat sesama nya manusia sedang memanggil YHWH, ELOHIM, ALLAH, TUHAN, dll. Tetapi sayangnya manusia tidak bisa melihat hati manusia, kepada siapakah dan kepada yang manakah hati manusia itu menyembah.
Roma 8:26
8:26Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan.
8:27Dan Allah yang menyelidiki hati nurani, mengetahui maksud Roh itu, yaitu bahwa Ia, sesuai dengan kehendak Allah, berdoa untuk orang-orang kudus.
Jika berurusan dengan hati, maka manusia tidak akan bisa adil dalam menghakimi hati, karena manusia tidak bisa melihat hati.
Matius 27:46
27:46Kira-kira jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring: “Eli, Eli, lama sabakhtani?”* Artinya: /Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?
Ketika di salib, Yesus memanggil EL. Menurut anda EL yang mana yang Dia maksut? Bukankah banyak EL-EL lain (allah lain)? Jika yang dimaksut El adalah YHWH, maka YHWH yang mana yang dimaksut? Bukankah anak lembu emas juga YHWH?
—Itulah sebabnya ketika Musa memanggil ELOHIM, yang menjawab adalah YHWH.—

Tidak ada komentar:

Posting Komentar