Minggu, 28 Agustus 2011

Dengan nama siapakah kita memanggil namaNya


“apakah kita harus menyebut Sesembahan (Allah) kita dengan YHWH?” Bahkan ada yang bertanya kepada saya, “jika kita doa dengan tidak menyebut YHWH, maka doa kita tertuju juga bukan kepada YHWH. Jika kita berdoa dengan menyebut nama Allah, maka doa kita bisa tertuju kepada allah-allah lain.”
Baiklah saya akan mengemukakan pendapat dan pandangan saya, dan saya akan mengajak kita semua melihat beberapa ayat referensi.


  • ELOHIM Dipanggil, YHWH Menjawab
Bilangan 12:13-14
12:13Lalu berserulah Musa kepada TUHAN (YHWH): “Ya Allah (ELOHIM), sembuhkanlah kiranya dia.”
12:14Kemudian berfirmanlah TUHAN (YHWH) kepada Musa: “Sekiranya ayahnya meludahi mukanya, tidakkah ia mendapat malu selama tujuh hari? Biarlah dia selama tujuh hari dikucilkan ke luar tempat perkemahan, kemudian bolehlah ia diterima kembali.”
Bil. 16:22-23
16:22Tetapi sujudlah mereka berdua dan berkata: “Ya Allah (EL), Allah (ELOHIM) dari roh segala makhluk! Satu orang saja berdosa, masakan Engkau murka terhadap segenap perkumpulan ini?”
16:23Maka berfirmanlah TUHAN (YHWH) kepada Musa:
Didalam  Bilangan 12:13-14 Musa berbicara kepada Allah dengan menyebut-Nya sebagai “ELOHIM,” bukan “YHWH.” Tetapi siapa yang menjawab? Yang menjawab adalah YHWH. Kok bisa??? kenapa yang menjawab bukan elohim lain (allah-allah lain)?
Di dalam Bilangan 16:22-23 Musa dan Harun berbicara kepada Allah, lagi-lagi mereka menyebut-Nya dengan sebutan “EL/ELOHIM.” Tetapi siapa yang menjawab? Lagi-lagi yang menjawab adalah YHWH. Kok bisa??? Kenapa yang menjawab bukan elohim lain (allah-allah lain)?
Kok bisa? Mari kita bahas.


  • Allah adalah Allah, allah adalah bukan Allah
Keluaran 20:3
20:3Jangan ada padamu allah (ELOHIM) lain di hadapan-Ku.
Ulangan 6:14
6:14Janganlah kamu mengikuti allah (ELOHIM) lain, dari antara allah (ELOHIM) bangsa-bangsa sekelilingmu,
Apakah “allah lain” itu ada? Berdasarkan banyak ayat-ayat seperti diatas, ampai sekarang saya percaya bahwa “allah lain” itu ADA.
Oke setelah kita melihat ayat-ayat tentang ‘allah lain,” sekarang kita akan melihat ayat-ayat tentang Allah.
Kejadian 33:20
33:20Ia mendirikan mezbah di situ dan dinamainya itu: “Allah (ELOHIM) Israel ialah Allah (EL).”
Ulangan 4:35
4:35Engkau diberi melihatnya untuk mengetahui, bahwa Tuhanlah (YHWH) Allah (ELOHIM), tidak ada yang lain kecuali Dia.
Ulangan 6:4
6:4Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN (YHWH) itu Allah (ELOHIM) kita, TUHAN (YHWH) itu esa!
Yosua 22:34
22:34Dan bani Ruben dan bani Gad menamai mezbah itu: Saksi, karena inilah saksi antara kita, bahwa TUHAN (YHWH) itulah Allah (ELOHIM).
Kejadian 33:20 mengatakan bahwa Allah Israel/Yakub adalah Allah (Perlu diingat bahwa pada jaman Yakub nama YHWH belum dipakai sebagai pernyataan diri Allah). Di dalam Ulangan 4:35 dan Yosua 22:34 dikatakan bahwa TUHAN (YHWH) adalah Allah, tidak yang lain kecuali Dia. Artinya tidak ada Allah yang lain kecuali YHWH. Jadi pada hakekatnya Allah itu hanya satu, tidak ada Allah lain. Jadi apa arti dari “allah lain” yang Alkitab maksut?
Jika saya bertanya:
Apakah Allah Yakub (EL/ELOHIM) adalah Allah? Jawabannya adalah, YA. Karena Alkitab menerangkan demikian.
Apakah YHWH adalah Allah? Jawabannya adalah, YA. Karena Alkitab menerangkan demikian.
Apakah Allah Yakub adalah YHWH? Jawabannya adalah, YA. Karena Alkitab menerangkan demikian.
Adakah Allah lain selain YHWH? Jawabannya adalah, TIDAK. Karena Alkitab menerangkan hanya ada satu Allah.
Adakah Allah lain selain Allah (Allah Yakub/El/ELOHIM)? Jawabannya adalah, TIDAK. Karena Alkitab menerangkan hanya ada Satu Allah.
Apakah Allah Yakub itu YHWH? Jawabannya adalah, YA. Karena Alkitab menerangkan hanya ada satu Allah.
Apakah “allah lain” itu ada? Jawabannya adalah, YA. Karena Alkitab menerangkan demikian.
Apakah allah lain itu adalah Allah? Jawabannya adalah, TIDAK. Karena Alkitab menerangkan hanya ada satu Allah.
Jadi “allah lain” itu bukan Allah. Sampai disini mungkin beberapa orang masih bertanya-tanya, apa maksut saya dengan pertanyaan-pertanyaan itu?
Maksut saya adalah, kita tidak boleh/tidak bisa memberikan LAWAN/RIVAL SEPADAN kepada ALLAH. Jika kita menganggap bahwa “allah lain” adalah rival sepadan Allah, maka kita akan menganggap bahwa Allah itu ada BANYAK. Kok bisa?
Jika kita menganggap bahwa “allah lain” itu adalah lawan sepadan Allah, maka kita akan menganggap “allah lain” ini berkuasa seperti juga Allah berkuasa, kita akan menganggap “allah lain” itu sederajat dengan Allah. Jika kita menganggap “allah lain” itu sederajat dengan Allah, itu sama saja kita menganggap bahwa Allah itu ada BANYAK. Sebab sesuatu yang sederajat dengan Allah itu adalah Allah.
Maka dari itu 10-Perintah Allah yang pertama mengatakan:
Keluaran 20:3
20:3Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku.
Jika kita mengakui adanya suatu LAWAN SEPADAN ALLAH, walaupun nampaknya kita memihak kepada Allah, tetapi sebenarnya kita sedang terjebak kepada pemikiran yang secara tidak langsung kita mengakui bahwa Allah itu ada banyak. Dengan demikian kita melanggar perintah pertama dari 10-perintah Allah.
Allah itu hanya satu. ELOHIM dan YHWH itu satu.
—Itulah sebabnya ketika Musa memanggil ELOHIM (Allah), yang menjawab adalah YHWH.—
Karena “Allah lain” itu tidak ada, yang ada adalah “allah lain,” dan “allah lain” itu bukan Allah. Yang namanya “allah lain” adalah berhala, berhala bukan Allah. Berhala ya berhala. Allah ya Allah.
Saya belajar dari Paulus yang menerangkan dengan bagus tentang hal ini.
1Korintus 8:1-9
8:1Tentang daging persembahan berhala kita tahu: “kita semua mempunyai pengetahuan.” Pengetahuan yang demikian membuat orang menjadi sombong, tetapi kasih membangun.
8:2Jika ada seorang menyangka, bahwa ia mempunyai sesuatu “pengetahuan”, maka ia belum juga mencapai pengetahuan, sebagaimana yang harus dicapainya.
8:3Tetapi orang yang mengasihi Allah, ia dikenal oleh Allah.
8:4Tentang hal makan daging persembahan berhala kita tahu: “tidak ada berhala di dunia dan tidak ada Allah lain dari pada Allah yang esa.”
8:5Sebab sungguhpun ada apa yang disebut “allah”, baik di sorga, maupun di bumi–dan memang benar ada banyak “allah” dan banyak “tuhan” yang demikian
8:6namun bagi kita hanya ada satu Allah saja, yaitu Bapa, yang dari pada-Nya berasal segala sesuatu dan yang untuk Dia kita hidup, dan satu Tuhan saja, yaitu Yesus Kristus, yang oleh-Nya segala sesuatu telah dijadikan dan yang karena Dia kita hidup.
8:7Tetapi bukan semua orang yang mempunyai pengetahuan itu. Ada orang, yang karena masih terus terikat pada berhala-berhala, makan daging itu sebagai daging persembahan berhala. Dan oleh karena hati nurani mereka lemah, hati nurani mereka itu dinodai olehnya.
8:8“Makanan tidak membawa kita lebih dekat kepada Allah. Kita tidak rugi apa-apa, kalau tidak kita makan dan kita tidak untung apa-apa, kalau kita makan.”
8:9Tetapi jagalah, supaya kebebasanmu ini jangan menjadi batu sandungan bagi mereka yang lemah.
Disini paulus menerangkan tentang makanan sebagai persembahan berhala. Saya banyak belajar dari keterangan Paulus ini. Di dalam ayat 4 Paulus menerangkan bahwa tidak ada berhala didunia dan tidak ada allah lain selain daripada Allah yang ESA. Arti dari “tidak ada berhala laindi dunia” bukan berarti tidak ada berhala. Berhala itu artinya adalah IDOL/Yang kita puja. Jadi yang dimaksutkan disini adalah, tidak ada sesembahan lain dan tidak ada allah lain daripada Allah yang ESA.
Di dalam ayat 5 Paulus menerangkan bahwa memang ada banyak allah dan tuhan. Di ayat 6 Paulus berkata “BAGI KITA” hanya ada SATU ALLAH SAJA dan SATU TUHAN SAJA. Jadi artinya, berhala yang diberi makanan persembahan itu bukanlah allah/sesembahan bagi kita yang percaya hanya ada SATU Allah saja. Di dalam ayat 7 dikatakan bahwa ada orang-orang yang hati nuraninya lemah, yaitu orang-orang yang masih menganggap bahwa berhala itu berkuasa/mempunyai kuasa sehingga makanan persembahan berhala yang mereka makan itu bagi mereka benar-benar adalah persembahan berhala. Kenapa mereka bisa terus berpikir bahwa makanan itu adalah makanan persembahan berhala? Karena mereka masih berpikir bahwa berhala itu mempunyai kuasa untuk menerima persembahan makanan.
Oleh sebab itu di ayat 8 Paulus menerangkan, sebenarnya bagi orang yang percaya kepada satu Allah, jika kita makan persembahan berhala itu ya tidak akan menimbulkan efek apa-apa. Tidak rugi dan tidak untung, karena mereka peraya bahwa berhala itu bukan Allah. Berhala itu tidak memberikan efek apa-apa. Tetapi lebih baik jangan makan, karena nanti akan menimbulkan salah pengertian dan tidak menjadi berkat untuk orang yang mengira berhala itu benar-benar ada kuasanya.
Dari sini kita bisa belajar bahwa sebenarnya jika kita percaya hanya kepada Allah, ya tidak usah kita menganggap allah lain itu kuasanya bisa menjadi tandingan Allah.
Bagi orang-orang yang percaya kepada berhala, setiap berhala yang mereka sembah itu mereka anggap mempunyai kuasa sebagai Allah, jika tidak punya kuasa sebagai Allah, mereka tidak akan menyembahnya. Mengapa makanan persembahan berhala itu dianggap penyembah berhala sebagai benar-benar makanan persembahan berhala, sedangkan bagi Paulus itu hanya makanan biasa? Karena bagi orang yang percaya berhala, berhala itu adalah allahnya yang mempunyai kuasa terhadap makanan itu, sedangkan bagi Paulus berhala itu bukan Allah-nya Paulus, jadi berhala tidak punya kuasa apa-apa.
Jadi jika kita menganggap ada allah lain yang mempunyai kuasa yang setara/bisa mengusik kekuasaan Allah, maka itu sama saja dengan kita menjadi wasit/hakim antara Allah dan allah. Kita akan menganggap Allah dari kubu merah dan allah dari kubu biru dan kita menjadi hakim diantara mereka. Bisakah dan patutkah kita berbuat demikian?


  • Menjadi Hakim Antara Allah dan “Allah lain”
Ayub 9:32-33
9:22Karena Dia bukan manusia seperti aku, sehingga aku dapat menjawab-Nya: Mari bersama-sama menghadap pengadilan.
9:33Tidak ada wasit di antara kami, yang dapat memegang kami berdua!
Ayub 21:22
21:22Masakan kepada Allah diajarkan orang pengetahuan, kepada Dia yang mengadili mereka yang di tempat tinggi?
Kitab Ayub menerangkan bahwa tidak ada yang dapat menjadi wasit/hakim antara Allah dan manusia. Karena Allah adalah HAKIM. Jadi mustahil manusia bisa menjadi hakim antara Allah dan allah. Hakim yang paling tinggi dan tertinggi itu adalah Allah. Kita mau menghakimi/menjadi wasit antara Allah dan allah lain? MUSTAHIL.
Jika Firman Tuhan menerangkan tidak ada Allah lain, itu berarti TIDAK ADA. Jika Firman Tuhan menerangkan allah lain itu bukan Allah, itu berarti BUKAN. Jika Firman Tuhan menerangkan yang berdaulat/berkuasa hanya Allah, itu berarti allah lain TIDAK PUNYA KUASA.
—Itulah sebabnya ketika Musa memanggil ELOHIM, yang menjawab adalah YHWH.—
Sewaktu Musa memanggil nama ELOHIM, mengapa yang menjawab YHWH? Mengapa yang menjawab bukan elohim lain (allah0allah lain)? Kan allah-allah lain adalah allah juga?
Karena yang mempunyai kuasa menjadi hakim dan wasit adalah Allah, bukan manusia, bukan setan, bukan juga “allah lain.”
Karena allah yang tidak maha tahu dan tidak sanggup menyelidiki hati, itu bukan Allah.
Lalu berdasarkan apa dalam kasus “panggil-memanggil” ini Allah menghakimi dengan adil?


  • Allah Melihat Hati
1Korintus 8:3
8:3Tetapi orang yang mengasihi Allah, ia dikenal oleh Allah.
1Samuel 16:7
16:7Tetapi berfirmanlah TUHAN kepada Samuel: “Janganlah pandang parasnya atau perawakan yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati.
Di dalam 1Korintus 8:3 Paulus mengatakan bahwa orang yang mengasihi Allah, ia dikenal oleh Allah. Darimana Allah tau orang itu mengasihi Allah? Jangan-jangan hanya di mulut saja?
1Samuel 16:7 mengatakan bahwa Tuhan melihat HATI. Allah tidak bisa dibohongi. Karena Allah tahu siapakah yang hatinya menyembah kepada-Nya dan siapa yang hatinya menyembah kepada allah lain. Allah tahu siapa yang menjadi milik-Nya dan siapa yang tidak.
—Itulah sebabnya ketika Musa memanggil ELOHIM, yang menjawab adalah YHWH.—
Jadi belum tentu ketika kita memanggal nama YHWH maka yang menjawab pasti YHWH. Belum tentu juga ketika kita memanggil nama ELOHIM maka yang menjawab adalah ELOHIM. Belum tentu ketika kita memanggil nama YHWH yang menjawab adalah ELOHIM. Belum tentu ketika kita memanggil nama ELOHIM yang menjawab YHWH. Tergantung hati kita menyembah dan tertuju  kepada siapaAllah-lah yang menjadi hakimnya, karena Firman Tuhan (di dalam Ayub) mengajarkan, tidak ada satupun manusia, setan, dan allah lain yang bisa menjadi wasit dan hakim antara manusia dengan Allah.
Masakan jika kita menyebut nama YHWH yang menjawab bukan Allah? Jika “allah lain” adalah berhala, apakah “YHWH lain” juga ada? Telah saya bahas bahwa kata YHWH sendiri itu kemungkinan besar bukan berasal dari sesembahan suku Keni-Midian, dan berbagai penemuan juga memberikan pemikiran-pemikiran tentang asal mula kata YHWH. Anda bisa membacanya di dalam blog: YHWH (1) – Masa Pra “YHWH”
Tetapi jika kita menginginkan bukti otentik dari catatan Alkitab sendiri, apakah “YHWH lain” itu ada? ADA!
Keluaran 32:4
32:4Diterimanyalah itu dari tangan mereka, dibentuknya dengan pahat, dan dibuatnyalah dari padanya anak lembu tuangan. Kemudian berkatalah mereka: “Hai Israel, inilah Allahmu, yang telah menuntun engkau keluar dari tanah Mesir!”
3:25Ketika Harun melihat itu, didirikannyalah mezbah di depan anak lembu itu. Berserulah Harun, katanya: “Besok hari raya bagi TUHAN (YHWH)!”
Bangsa Israel pernah membuat suatu YHWH lain yang berwujud patung anak lembu emas, yang akhirnya membuat Allah marah. Kejadian ini adalah salah satu contoh ketika manusia menjadi wasit antara Allah dan manusia.
Tetapi ketika Musa sering menyebut YHWH, apakah yang menjawab adalah anak lembu emas? Tidak, yang menjawab adalah Allah. Darimana Allah tahu bahwa YHWH yang dimaksut Musa itu bukan anak lembu emas? Karena Allah melihat hati.
—Itulah sebabnya ketika Musa memanggil ELOHIM, yang menjawab adalah YHWH.—
Manusia bisa saja menyebut ini dan itu karena bahasa manusia terbatas. Manusia hanya bisa melihat apa yang di depan mata, manusia hanya bisa melihat sesama nya manusia sedang memanggil YHWH, ELOHIM, ALLAH, TUHAN, dll. Tetapi sayangnya manusia tidak bisa melihat hati manusia, kepada siapakah dan kepada yang manakah hati manusia itu menyembah.
Roma 8:26
8:26Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan.
8:27Dan Allah yang menyelidiki hati nurani, mengetahui maksud Roh itu, yaitu bahwa Ia, sesuai dengan kehendak Allah, berdoa untuk orang-orang kudus.
Jika berurusan dengan hati, maka manusia tidak akan bisa adil dalam menghakimi hati, karena manusia tidak bisa melihat hati.
Matius 27:46
27:46Kira-kira jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring: “Eli, Eli, lama sabakhtani?”* Artinya: /Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?
Ketika di salib, Yesus memanggil EL. Menurut anda EL yang mana yang Dia maksut? Bukankah banyak EL-EL lain (allah lain)? Jika yang dimaksut El adalah YHWH, maka YHWH yang mana yang dimaksut? Bukankah anak lembu emas juga YHWH?
—Itulah sebabnya ketika Musa memanggil ELOHIM, yang menjawab adalah YHWH.—

Bagaimana sih cara menyebut “YHWH” dengan benar?



Di dalam Kejadian 10 dikatakan Nuh mempunyai 3 anak; Sem, Ham dan Yafet.
Kejadian 10:22-24
10:22Keturunan Sem ialah Elam, Asyur, Arpakhsad, Lud dan Aram.10:23Keturunan Aram ialah Us, Hul, Geter dan Mas.10:24Arpakhsad memperanakkan Selah, danSelah memperanakkan Eber.
Ibrani=keturunan Eber.
Dari Eber turun temurun muncullah Abraham (Kejadian 11). Jika kita membaca kisah Abraham, maka kita akan mendapat bahwa Abraham tinggal di Ur-Kashdim. Ketika para keturunan Eber ini tinggal di ur-Kashdim, mereka belum disebut sebagai orang Ibrani. Tetapi masih dikaitkan dengan orang Aram (Kejadian 10:22 tadi menerangkan bahwa Aram adalah salah satu keturunan Sem juga, saudara Arpakhsad), yang menduduki daerah Padan-Aram/Mesopotamia.
Kata-kata “orang Ibrani” baru kita akan temui di Kejadian 14:13.
Kejadian 14:13
14:13Kemudian datanglah seorang pelarian dan menceritakan hal ini kepadaAbram, orang Ibrani itu, yang tinggal dekat pohon-pohon tarbantin kepunyaan Mamre, orang Amori itu, saudara Eskol dan Aner, yakni teman-teman sekutu Abram.
Abraham pergi dari Ur-Kashdim dan menjadi orang asing di Kanaan. Kata-kata “orang Ibrani” ini pertama kali ditujukan kepada Abraham sebagai orang asing yang menyebrang ke daerah lain. Kata “Ibrani” ini dari kata “Ibri” yang artinya“menyeberang.” Jadi “Ibrani” artinya: orang yang menyebrang.
Abraham mempunyai cucu yang bernama Yakub. Didalam perjumpaannya dengan Allah, Allah memberi nama baru kepada Yakub, nama itu adalah ISRAEL. Jadi dari nama Israel ini bisa tercetus bangsa Israel. Yakub lari dari rumah dan pergi ke Padan-Aram, kepada Laban, pamannya. Laban adalah orang Aram/keturunan dari Aram. Yakub cukup lama mengembara di tempat Laban dan mengawini anak-anak Laban yang orang Aram. disini Yakub ketika berpindah ke Mesir masih disebut sebagai orang Aram.
Ulangan 26:5
26:5Kemudian engkau harus menyatakan di hadapan TUHAN, Allahmu, demikian:Bapaku dahulu seorang Aram, seorang pengembara. Ia pergi ke Mesir dengan sedikit orang saja dan tinggal di sana sebagai orang asing, tetapi di sana ia menjadi suatu bangsa yang besar, kuat dan banyak jumlahnya.
Setelah sampai kepada generasi Yusuf, anak Yakub. Maka orang-orang keturunan Abraham ini pindah ke Mesir akibat kelaparan. Setelah berkembang pesat di Mesir, orang Israel barulah menjadi bangsa yang besar.
Dari Abraham sampai kepada Yusuf, terjadi banyak sekali percampuran kebudayaan, baik itu dari Aram, Ibrani, Kanaan, Mesir. Bahasa merekapun mengalami banyak sekali perkembangan, baik itu dari segi arti, penulisan maupun dialeg.


  • Bahasa Ibrani
Setelah bangsa Israel bertumbuh menjadi banyak di Mesir, merekapun mengalami percampuran kebudayaan dan bahasa tentunya. Tetapi karena bangsa israel sangat banyak dan dibedakan dengan orang Mesir, maka kemungkinan terjadinya perbedaan dialeg karena status sosial. Jadi kemungkinan besar di Israel pun sudah terjadi suatu dialeg tersendiri. Dari situlah diperkirakan sumber timbulnya bahasa IBRANI KUNO. Setelah Israel keluar dari Mesir barulah mereka bisa dengan leluasa mengembangkan dialeg-dialeg mereka sendiri, maka timbullah bahasa IBRANI KUNO. Di dalam Alkitab (2Raja-raja 18:26) dicatat bahwa bahasa Aram dan bahasa Ibrani (kuno) sudah dibedakan, disini bahasa Ibrani (kuno) disebut sebagai bahasa Yehuda.
2Raja-raja 18:26
18:26Lalu berkatalah Elyakim bin Hilkia, Sebna dan Yoah kepada juru minuman agung: “Silakan berbicara dalam bahasa Aram kepada hamba-hambamu ini, sebab kami mengerti; tetapi janganlah berbicara dengan kami dalam bahasa Yehuda sambil didengar oleh rakyat yang ada di atas tembok.”
Tetapi dasar nasib ya nasib, sekitar abad 6SM bangsa Israel menjadi bangsa jajahan lagi dan mengalami pembuangan ke Babel. Akibat pembungan, Israel mengalami penggodogan kebudayaan dan bahasa lagi. Lama kelamaan bahasa Ibrani kuno tidak lagi menjadi bahasa percakapan sehari-hari oleh rakyat biasa. Bahasa Ibrani kuno hanya menjadi bahasa Kitab, bahasa Kesusastraan dan bahasa Keagamaan yang hanya dimengerti oleh sedikit orang-orang yang ahli, contohnya adalah ahli kitab seperti Ezra. Sedangkan pada jaman pembuangan itu kegiatan-kegiatan keagamaan israel sudah sangat redup/mati, hal ini lebih membuat bahasa Isarel kuno menjadi hilang sebagai bahasa percakapan sehari-hari. Bahasa sehari-hari rakyat jelata lebih menggunakan bahasa Aram. Hal ini terbukti ketika bangsa Israel kembali dari pembuangan jaman Ezra-Nehemia, bangsa Israel sudah tidak mengerti lagi bahasa kitab Taurat lagi, maka pembacaan kitab Taurat itu perlu dijelaskan, diterjemahkan dan diberi keterangan-keterangan sehingga rakyat mengerti.
Nehemia 8:1-9
8:1(8-2) maka serentak berkumpullah seluruh rakyat di halaman di depan pintu gerbang Air. Mereka meminta kepada Ezra, ahli kitab itu, supaya ia membawa kitab Taurat Musa, yakni kitab hukum yang diberikan TUHAN kepada Israel.
8:2(8-3) Lalu pada hari pertama bulan yang ketujuh itu imam Ezra membawa kitab Taurat itu ke hadapan jemaah, yakni baik laki-laki maupun perempuan dan setiap orang yang dapat mendengar dan mengerti.
8:3(8-4) Ia membacakan beberapa bagian dari pada kitab itu di halaman di depan pintu gerbang Air dari pagi sampai tengah hari di hadapan laki-laki dan perempuan dan semua orang yang dapat mengerti. Dengan penuh perhatian seluruh umat mendengarkan pembacaan kitab Taurat itu.
8:4(8-5) Ezra, ahli kitab itu, berdiri di atas mimbar kayu yang dibuat untuk peristiwa itu. Di sisinya sebelah kanan berdiri Matica, Sema, Anaya, Uria, Hilkia dan Maaseya, sedang di sebelah kiri berdiri Pedaya, Misael, Malkia, Hasum, Hasbadana, Zakharia dan Mesulam.
8:5(8-6) Ezra membuka kitab itu di depan mata seluruh umat, karena ia berdiri lebih tinggi dari semua orang itu. Pada waktu ia membuka kitab itu semua orang bangkit berdiri.
8:6(8-7) Lalu Ezra memuji TUHAN, Allah yang maha besar, dan semua orang menyambut dengan: “Amin, amin!”, sambil mengangkat tangan. Kemudian mereka berlutut dan sujud menyembah kepada TUHAN dengan muka sampai ke tanah.
8:7(8-8) Juga Yesua, Bani, Serebya, Yamin, Akub, Sabetai, Hodia, Maaseya, Kelita, Azarya, Yozabad, Hanan, Pelaya, yang adalah orang-orang Lewi, mengajarkan Taurat itu kepada orang-orang itu, sementara orang-orang itu berdiri di tempatnya.
8:8(8-9) Bagian-bagian dari pada kitab itu, yakni Taurat Allah, dibacakan dengan jelas, dengan diberi keterangan-keterangan, sehingga pembacaan dimengerti.
8:9(8-10) Lalu Nehemia, yakni kepala daerah itu, dan imam Ezra, ahli kitab itu, dan orang-orang Lewi yang mengajar orang-orang itu, berkata kepada mereka semuanya: “Hari ini adalah kudus bagi TUHAN Allahmu. Jangan kamu berdukacita dan menangis!”, karena semua orang itu menangis ketika mendengar kalimat-kalimat Taurat itu.
Dari sini muncul adanya tradisi TARGUM. Targum adalah ulasan atau terjemahan yang disertai tafsiran atas suatu bagian PL/Taurat dalam bahasa Aram yang disampaikan secara lisan, yang mengiringi pembacaan naskah dalam bahasa Ibrani. Tradisi targum ini terjadi semenjak jaman Ezra ini. Karena dianggap perlu, maka Targum ini akhirnya dibuat menjadi tulisan. jika kita pernah mendengar istilah “tulisan-tulisan Targum,” ya inilah asal mula tulisan-tulisan Targum tersebut.
Perlu kita ketahui bahwa tulisan Ibrani Kuno hanya berupa huruf-huruf mati/konsonan, tidak ada huruf vokalnya. Huruf vokalnya baru ketahuan ketika diucapkan. Jadi satu kata yang mengandung huruf mati semua itu di dalam penggunaan bahasa percakapannya bisa terjadi kemungkinan memiliki beberapa huruf vokal yang berbeda, tergantung kepada konteksnya. Jadi memang bisa dimaklumi jika masyarakat setelah pembuangan tidak lagi bisa memahami bahasa Kitab Suci, karena penulisan kitab Suci hanya menggunakan huruf mati saja. Dialeg dan pengucapan Ibrani-nya mereka sudah tidak tahu lagi, karena sehari-hari menggunakan bahasa Aram. Maka dibutuhkan orang-orang ahli kitab seperti Ezra contohnya.
Bahasa Ibrani sendiri mengalami banyak perkembangan jaman dengan mengalami beberapa fase, tulisan Ibrani yang sekarang kita lihat ada huruf Vokalnya itu Ibrani modern banget yang sudah banyak berbeda dengan arti dan dialeg tulisan Ibrani kuno. Dimulai dari abad 6M dimana bahasa Ibrani mengalami fase yang dinamakan “bahasa Ibrani para Rabi,” dimana bahasa Ibrani-tulisan mulai diberikan huruf-huruf vocal, tetapi tetaplah bahasa Ibrani ini menjadi bahasa tulisan, tidak menjadi bahasa percakapan sehari-hari.
Pada jaman menjelang abad-abad pertama sampai abad-abad awal, bahasa aram dialeg orang Yahudi ini disebut juga sebagai bahasa Ibrani, tetapi yang dimaksut disini sebenarnya adalah HEBRAISTI/lidahnya orang Ibrani, bukan bahasa Ibrani asli.
Bahasa “Ibrani Modern” dibangun dan dipopulerkan sejak abad 18-19M sebagai bahasa tulis dan bahasa percakapan. Hal ini terjadi karena adanya Zionisme/nasionalisme untuk membentuk negara Israel Yahudi di kalangan orang-orang Yahudi yang tersebar dan membentuk WZO (The World Zionist Organization).


  • YHWH Dan Bahasa Ibrani
Nah, sekarang kita sampai kepada topik YHWH.
Setelah kita baca penjelasan-penjelasan diatas, maka sekarang setidaknya kita mengerti mengapa YHWH ditulis dalam huruf mati semua? Karena memang tulisan Ibrani Kuno itu ditulis dalam huruf mati saja.
“YHWH” karena dipandang sebagai sebutan sakral, mereka menganggap YHWH ini tidak boleh disebutkan sembarangan. Maka di dalam penyebutannya, YHWH diganti dengan ADONAY, artinya TUAN. Karena TUAN yang diatas segala TUAN maka kita sebut TUHAN. Nah, karena penyebutannya YHWH selalu diganti dengan ADONAY, maka semua orang bila membaca tulisan YHWH ini dibaca ADONAY.
Karena dari jaman dulunya selalu dilkukan tradisi demikian (mengganti YHWH dengan ADONAY), maka orang-orang banyak sudah tidak tahu lagi penyebutan YHWH. Bahkan di dalam kotbah-kotbah pembacaan kitab Musa, YHWH tetap dibaca ADONAY. Karena tulisan Ibrani adalah huruf mati semua dan vocalnya hanya bisa keatahuan waktu diucapkan, maka sampai sekarang huruf vocal YHWH tidak diketahui.
Terutama semenjak masa pembuangan Israel ke Babel pada sekitar abad 6SM, bait Allah dihancurkan, dan tradisi pembacaan YHWH ini sudah tidak lagi dilakukan. Dahulu ketika upacara Yomkipur/upacara pendamaian yang dilakukan setahun sekali, Imam besar akan menyebut nama YHWH ini. Memang tidak sembarang orang tahu akan penyebutan nama ini karena dianggap sakral. Mereka biasa membaca atau menyebut YHWH dengan ADONAY. Pada waktu masa pembuangan ke Babel upacara dan tradisi-tradisi seperti ini sudah tidak dilakukan lagi seperti waktu dulu. Kemungkinan besar dari sinilah timbulnya tragedi hilangnya penyebutan/pelafalan nama YHWH ini. Maka dari itu, sampai sekarang penyebutan yang benar dari YHWH tidak diketahui.
Maka dari itu, dari berbagai aliran “sacred name movement/gerakan nama suci” yang walaupun ingin mengembalikan/mengibarkan nama YHWH ini, tetapi mereka tidak pernah sama di dalam penyebutan YHWH ini. Ada yang nyebut JAHAVEH, JAHVAH, JAHVE, JEHOVAH, YAHVE, YAHVEH, YAHWE, YAHWEH, dll.

Membandingkan YHWH dan ELOHIM

Keluaran 6:2-3
6:2(6-1) Selanjutnya berfirmanlah Allah kepada Musa: “Akulah TUHAN.
6:3(6-2) Aku telah menampakkan diri kepada Abraham, Ishak dan Yakub sebagaiAllah Yang Mahakuasa (EL-SHADDAY), tetapi dengan nama-Ku TUHAN (YHWH) Aku belum menyatakan diri.
Di dalam bahasa aslinya/Ibrani, kata “Allah Yang Mahakuasa” adalah “El-Shadday,” dan kata “TUHAN” adalah “YHWH.”
Di sini ada 2 pandangan.
1. Tuhan berkata kepada Musa bahwa Allah telah menampakkan diri kepada Abraham, Ishak dan Yakub sebagai El-Shadday, Allah belum pernah menyatakan diri-Nya sebagai YHWH.
2. Ada yang menafsir bahwa terjemahan ayat ini adalah kurang tepat, yang mereka anggap lebih tepat adalah dari versi The Scriptures dan Hebraic Roots Version.
(The Scriptures) And I appeared to Abraham, to Yitshaq, and to Ya’aqob, as El Shaddai. And by My name , YHWH, was i not known to them?
(Hebraic Roots Version) And I appeared unto Avraham, unto Yitzchak, and yo Ya’aqov, as El Shaddai, and by My name YHWH was i not known to them?
Jadi pandangan ke 2 ini beranggapan bahwa Allah sudah pernah menyatakan diri dengan nama YHWH kepada Abraham, Ishak dan Yakub, dan di dalam perkembangannya nama YHWH ini dilupakan oleh Israel. Argumen ini deperkuat dengan adanya nama YHWH yang muncul pada kitab-kitab awal yang menceritakan nenek moyang bangsa Israel, seperti dalam kasus penciptaan, Henokh, Abraham, dll.
Baik, sebelum berjalan lebih jauh, kita akan membahas dulu kedua pandangan ini.
Sampai sekarang saya sendiri cenderung lebih percaya kepada pandangan pertama. Pandangan kedua memang membuktikan adanya nama YHWH yang tertulis di dalam kejadian-kejadian bapa-bapa nenek moyang Israel. Tetapi menurut saya, yang perlu kita ingat adalah, kitab-kitab tentang nenek moyang bangsa Israel itu justru ditulis pada waktu/setelah jaman Musa, setelah Musa disuruh Tuhan untuk melegalkan nama YHWH itu di kalangan Israel secara turun temurun. Setelah Musa melegalkan nama YHWH tersebut, maka justru penulislah yang ingin memnceritakan bahwa yang sekarang Israel sebut sebagai YHWH itu adalah sama dengan El-nya bapa-bapa leluhur dari jaman dahulu kala. Jadi argumen dari pandangan ke 2 ini bagi saya sangat tidak kuat.
Saya memang mempercayai adanya istilah/nama-nama yang berbau YHWH semenjak sebelum jaman Musa. Tetapi bagi saya, ayat diatas justru membuktikan bahwa meskipun dasar/benih dari kata YHWH itu sudah ada, tetapi Allah tidak pernah memakai nama-nama tersebut sebagai penyataan diri-Nya.
Lalu bagaimana tentang tafsiran yang mengatakan bahwa keturunan-keturunan Israellah yang telah melupakan nama YHWH?
Saya pribadi merasa tafsiran ini juga kurang kuat, karena jika memang benar kasusnya demikian dan Allah berkata kepada Musa: “Aku dulu sudah pernah menyatakan diriku sebagai YHWH, tetapi bangsa Israel melupakannya.” Lalu mengapa Allah sekarang memakai nama YHWH lagi? Maksut Allah mengingatkan Israel atau bagaimana? Jika kita baca di dalam kronolgis kejadian ini di dalam Alkitab, tidak ada unsur dimana Tuhan ingin mengingatkan bang Israel akan nama YHWH ini. Sebab pertama kali Tuhan mengutus Musa, Tuhan menyuruh Musa pergi menggunakan nama EL, ELOHIM Abraham, Ishak dan Yakub. Setalah Musa menanyakan nama yang lain, barulah Tuhan menyebut nama “YHWH.” Jadi disini memang tidak ada unsur yang menerangkan bahwa Tuhan ingin Israel mengingat nama YHWH kembali.
Di dalam kasus ini, kronologisnya ialah, Musa bertanya kepada Allah, jika nanti Musa bilang kepada bangsa Israel lalu Israel bertanya siapa nama Allah yang mengutus Musa, maka Musa harus jawab apa. Nah, jika Allah malah menyuruh Musa untuk mengingatkan bangsa Israel tentang nama yang Israel sendiri sudah lupa dan tidak tahu lagi nama itu, bukankah Allah kurang kerjaan? Padahal nama itu sudah hilang dari ingatan bangsa Israel. Jika benar nama YHWH itu hilang, pertanyaan saya adalah: “nama sepenting itu kok bisa hilang?” Mungkin ada yang menjawab: “bisa saja dong, kan proses sejarahnya panjang bukan cuman setahun atau dua tahun.”
Menurut saya, jika benar bangsa Israel benar lupa nama YHWH, itu kemungkinan besar adalah karena kesalahan Allah sendiri. Kok bisa? Nah, sekarang kita lihat saja nama yang Allah berikan kepada Israel,  nama itu mengandung unsur “EL” bukan “YAH.”  Jaman dahulu, “nama” adalah sangat berarti dan mengandung unsur untuk mengingat suatu arti. Salah satu nama yang penting bagi janji Allah adalah ISRA-EL. Allah memberi Yakub nama ISRA-EL. Mengapa Allah tidak memberi nama yang penting sebagai ingat-ingatan ini dengan unsur “YAH?” Jika bapa-bapa Israel tahu bahwa nama YHWH ini lebih penting dari “EL” maka nama-nama anak-anak mereka akan diberi unsur “YAH.”
Jika Allah benar-benar menyatakan diri kepada Abraham sebagai YHWH, lalu mengapa Abraham memberikan nama anaknya dengan nama ISMA-EL?
Jika Allah benar-benar menyatakan diri-Nya dengan nama YHWH kepada Yakub, mengapa Allah memberi nama Yakub dengan ISRA-EL?
Jika Yakub sadar benar nama Allah yang dijumpainya adalah YHWH, mengapa Yakub/Israel mendirikan tugu disitu dan menamai tempat itu BET-EL?
Jika Hagar tahu bahwa sehari-harinya Abraham menyebut YHWH, mengapa dia menamai Tuhan dengan sebutan EL-ROI?
Jika kita melihat kejadian yang lebih tua lagi yang menjadi argumen ke 2 juga yaitu pada jaman Enos, dimana dikatakan di jaman itu orang mulai memanggil nama YHWH.
Kejadian 4:26
4:26Lahirlah seorang anak laki-laki bagi Set juga dan anak itu dinamainya Enos. Waktu itulah orang mulai memanggil nama TUHAN (YHWH).
Jika benar yang dimaksut kata TUHAN disini adalah kata YHWH, mengapa anak Enos sendiri yang ada di jaman hot-hot nya istilah YHWH menamai anaknya MAHALALE-EL?
Bahkan penulis kitab-kitab tersebut (entah Musa, entah Yosua, entah siapa) pun mengakui bahwa nama-nama penting tersebut berhubungan dengan “EL,” bukan “YAH.”
Jadi bagi saya pribadi, tafsiran/pendapat ke 2 ini sangat tidak kuat.
Nama dengan unsur “YAH” banyak ditemui setelah jaman Musa, contoh; ELI-YAH (Elia, disini baru terlihat gabungan antara EL dan YAH, yang artinya: Tuhan adalah Allah[ku]), YESA-YAH (Yesaya), ABI-YAH (Abiya), YAH-SYUA (Yesus), dll.
Saya justru berpikir terbalik terhadap pandangan no.2 ini,. Dulu saya pernah berpikir, ada kemungkinan kecil bahwa, Israel sudah tahu nama YHWH dan tidak melupakannya. Tetapi sampai sekarang YHWH sendiri itu kita tidak tahu artinya, ditafsir dari kata sebelumnya yaitu HYH HSR HYH, yang artinya “Aku Adalah Aku.” Jadi menurut saya YHWH itu bukan nama, tapi justru sebutan/kata keterangan untuk menunjuk kepada satu oknum yang tak terbatas oleh apapun juga termasuk tidak terbatas oleh nama, kita menyebutnya TUHAN. Jika Tuhan punya nama, maka orang pertama yang tahu seharusnya adalah Adam. Tetapi pandangan no.2 mengatakan bahwa orang pertama kali menyebut nama YHWH itu pada jaman Enos. Jadi kemana saja orang-orang sebelum Enos kok tidak tahu nama Allahnya?
Yang menjadi bahan pertanyaan saya lagi adalah, sebenarnya tidak ada ayat yang menyebutkan bahwa Allah menurunkan nama YHWH itu di jaman Enos. Yang ada ayatnya berkata, “orang-orang mulai menyebut nama YHWH.” Jadi dari siapa kok orang-orang di jaman Enos bisa tahu sebutan Allah? Tafsiran saya hingga saat ini adalah, nama Tuhan itu timbul dari orang itu sendiri. Manusia mulai berpikir tentang sebutan untuk Yang Disembahnya. Jika benar bahwa YHWH adalah sebutan manusia untuk Allah-nya, maka nama YHWH itu adalah dari manusia itu sendiri.
Tetapi ini hanya bahan pemikiran saya saja tentang kemungkinan kecil dan bagi saya kemungkinan ini sangat kecil sekali dan sangat lemah. Kemungkinan besarnya tetap bahwa sebelum jaman Musa, nama YHWH belum Allah gunakan sebagai penyataan diri-Nya.
Lalu saya berpikir bahwa, jika benar di jaman Enos Allah memberikan/menurunkan nama YHWH, mengapa Alkitab mencatat nama YHWH sudah ada di jaman ketika Adam dan Hawa di hidup di Eden? Lalu mengapa ketika melahirkan Kain, dari mana Hawa bisa mendapatkan kata “YHWH?” Saat kain dilahirkan tentu saja Enos belum ada.
Kejadian 4:1
4:1Kemudian manusia itu bersetubuh dengan Hawa, isterinya, dan mengandunglah perempuan itu, lalu melahirkan Kain; maka kata perempuan itu: “Aku telah mendapat seorang anak laki-laki dengan pertolongan TUHAN (YHWH).”
Pemikiran saya yaitu, hal ini menunjukkan adanya unsur yang mendukung pandangan no.1 bahwa nama YHWH ini disisipkan oleh penulis (perlu diingat sekali lagi, bahwa penulis ada di jaman Musa-YHWH), karena penulis tahu bahwa EL/Elohim-nya Abraham, Ishak dan Yakub adalah sama dengan YHWH yang menyatakan diri-Nya kepada Musa, maka penulis ingin menyampaikan bahwa Allah nenek moyang Musa dan Israel adalah sama dengan yang disebut Israel sebagai YHWH.
Jika yang dimaksut penulis adalah bahwa di jaman Enos orang menyebut nama “YHWH” (bukan nama Allah yang lain), berarti seharusnya penulis tidak menuliskan nama YHWH di jaman sebelum Enos, bahkan seharusnya tidak menuliskan YHWH pada cerita Adam di Eden, bahkan yang menurut saya paling fatal adalah, penulis seharusnya juga tidak menyebut bahwa ketika melahirkan Kain, Hawa sudah tahu nama YHWH.
Jadi sampai disini saya berpikir bahwa yang dimaksut penulis Alkitab ketika   mencatat ada orang-orang sebelum Musa (seperti orang-orang di jaman Enos, Abraham, dll) yang menyebut YHWH, maksut si penulis adalah, bukan kata-kata “YHWH” nya yang disebut oleh orang-orang sebelum Musa itu, tetapi maksutnya adalah, mereka (nenek moyang/orang-orang seblum Musa dan israel) menyebutkan sebutan lain untuk YHWH, yang OKNUM-nya adalah sama dengan yang Israel sebut dengan YHWH. Itulah maksut si penulis.
Dan karena kasus-kasus dan keterangan-keterangan dari pemikiran-pemikiran seperti ini, sampai sekarang saya menganggap bahwa “YHWH” itu adalah salah satu nama dari sekian banyak nama untuk SANG MAHA. Bisa juga nama-nama ini disebut sebagai “sebutan.” Hal ini nanti akan saya terangkan lebih lanjut di dalam blog-blog berikutnya.


  • Inti dari YHWH
Keluaran 3:6-15
3:6Lagi Ia berfirman: “Akulah Allah ayahmu, Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub.” Lalu Musa menutupi mukanya, sebab ia takut memandang Allah.
3:7Dan TUHAN berfirman: “Aku telah memperhatikan dengan sungguh kesengsaraan umat-Ku di tanah Mesir, dan Aku telah mendengar seruan mereka yang disebabkan oleh pengerah-pengerah mereka, ya, Aku mengetahui penderitaan mereka.
3:8Sebab itu Aku telah turun untuk melepaskan mereka dari tangan orang Mesir dan menuntun mereka keluar dari negeri itu ke suatu negeri yang baik dan luas, suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya, ke tempat orang Kanaan, orang Het, orang Amori, orang Feris, orang Hewi dan orang Yebus.
3:9Sekarang seruan orang Israel telah sampai kepada-Ku; juga telah Kulihat, betapa kerasnya orang Mesir menindas mereka.
3:10Jadi sekarang, pergilah, Aku mengutus engkau kepada Firaun untuk membawa umat-Ku, orang Israel, keluar dari Mesir.”
3:11Tetapi Musa berkata kepada Allah: “Siapakah aku ini, maka aku yang akan menghadap Firaun dan membawa orang Israel keluar dari Mesir?”
3:12Lalu firman-Nya: “Bukankah Aku akan menyertai engkau? Inilah tanda bagimu, bahwa Aku yang mengutus engkau: apabila engkau telah membawa bangsa itu keluar dari Mesir, maka kamu akan beribadah kepada Allah di gunung ini.”
3:13Lalu Musa berkata kepada Allah: “Tetapi apabila aku mendapatkan orang Israel dan berkata kepada mereka: Allah nenek moyangmu telah mengutus aku kepadamu, dan mereka bertanya kepadaku: bagaimana tentang nama-Nya? –apakah yang harus kujawab kepada mereka?”
3:14Firman Allah kepada Musa: “AKU ADALAH AKU.” Lagi firman-Nya: “Beginilah kaukatakan kepada orang Israel itu: AKULAH AKU telah mengutus aku kepadamu.”
3:15Selanjutnya berfirmanlah Allah kepada Musa: “Beginilah kaukatakan kepada orang Israel: TUHAN (YHWH), Allah nenek moyangmu, Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub, telah mengutus aku kepadamu: itulah nama-Ku untuk selama-lamanya dan itulah sebutan-Ku turun-temurun.
Pertama kali Allah memperkenalkan diri kepada Musa bukan sebagai YHWH, tetapi sebagai EL/Elohim, Elohim Abraham, Elohim Ishak dan Elohim Yakub. Musa bertanya kepada Allah, jika bangsa Israel tanya siapa nama Yang Menyuruh Musa, maka apa yang Musa jawab. Tuhan tidak langsung berkata YHWH. Yang Tuhan katakan adalah “AKU ADALAH AKU.” Lalu dilanjutkan dengan “AKULAH AKU.” Setelah itu barulah Tuhan berkata tentang YHWH.
AKU ADALAH AKU bahasa Ibraninya adalah “ehye asyer ehye,” dalam tulisan Ibraninya adalah “HYH HSR HYH.” Ketika Musa menanyakan nama Tuhan, maka Tuhan menjawab dengan “HYH SHR HYH.”
Kata “HYH” artinya adalah: ADA, BERADA, ADALAH. Kata ini diterjemahkan di dalam penggunaannya secara umum sebagai: AKU ADALAH.
Kata “HSR” artinya: YANG, YAITU, SEBAB.
Jadi “HYH HSR HYH” dapat diartikan dengan pendekatan berikut:  AKU ADA,  AKU ADALAH AKU ADA, AKU YANG ADA ADALAH AKU YANG ADA, AKU YANG ADA ADALAH AKU YANG ADA, AKU ADALAH AKU YANG ADA, AKU ADALAH YANG AKU ADALAH, dll. Di dalam penggunaannya dalam bahasa Indonesia secara umum sering diartikan sebagai: AKU ADALAH AKU. Dapat juga diartikan di dalam penggunaanya sebagai:“Yang telah ada, Yang ada, dan Yang akan ada”
YHWH berasal dari kata-kata Allah sendiri yaitu: HYH SHR HYH. Sampai sekarang arti dari YHWH sendiri sudah tidak lagi ditemukan secara pasti. Pelafalan YHWH juga sudah tidak diketahui secara pasti. Tetapi dari keterangan-keterangan seperti HYH SHR HYH, maka bisa disimpulkan bahwa sebenarnya itu berarti “SANG BEING,” atau “YANG MAHA ADA,” atau “YANG TAK TERBATAS.” Kita menyebutnya dengan Allah/Allah Yang Maha. Keterangan tentang hal ini dan kaitannya, akan saya terangkan di blog selanjutnya masih tentang YHWH.
Mari kita lihat di dalam ayat-ayat berikut ini:
Keluaran 6:2-8
6:2(6-1) Selanjutnya berfirmanlah Allah kepada Musa: “Akulah TUHAN.
6:3(6-2) Aku telah menampakkan diri kepada Abraham, Ishak dan Yakub sebagai Allah Yang Mahakuasa, tetapi dengan nama-Ku TUHAN Aku belum menyatakan diri.
6:4(6-3) Bukan saja Aku telah mengadakan perjanjian-Ku dengan mereka untuk memberikan kepada mereka tanah Kanaan, tempat mereka tinggal sebagai orang asing,
6:5(6-4) tetapi Aku sudah mendengar juga erang orang Israel yang telah diperbudak oleh orang Mesir, dan Aku ingat kepada perjanjian-Ku.
6:6(6-5) Sebab itu katakanlah kepada orang Israel: Akulah TUHAN (YHWH), Aku akanmembebaskan kamu dari kerja paksa orang Mesir, melepaskan kamu dari perbudakan mereka dan menebus kamu dengan tangan yang teracung dan dengan hukuman-hukuman yang berat.
6:7(6-6) Aku akan mengangkat kamu menjadi umat-Ku dan Aku akan menjadi Allahmu, supaya kamu mengetahui, bahwa Akulah, TUHAN (YHWH), Allahmu, yangmembebaskan kamu dari kerja paksa orang Mesir.
6:8(6-7) Dan Aku akan membawa kamu ke negeri yang dengan sumpah telah Kujanjikan memberikannya kepada Abraham, Ishak dan Yakub, dan Aku akan memberikannya kepadamu untuk menjadi milikmu; Akulah TUHAN (YHWH).
Didalam ayat-ayat ini Tuhan banyak kali berbicara tentang janji-Nya kepada Abraham, Ishak dan Yakub. Karena janji-Nya maka Tuhan melepaskan/membebaskan/menebus Israel dari Mesir. Di dalam ayat 7 Tuhan berkata bahwa Tuhan akan mengangkat Israel menjadi umat Tuhan, yang artinya Israel akan mempunyai TUAN/TUHAN, supaya Israel tahu bahwa Dialah YHWH.
Jadi, jika kita telah bahas sebelumnya bahwa Tuhan tidak pernah/belum pernah menyatakan diri-Nya sebagai YHWH kepada nenek moyang Israel, melainkan sebagai EL-SHADDAY (Allah yang Maha Kuasa/Besar), maka sekarang Tuhan menyatakan diri-Nya kepada Israel bukan sebagai Allah yang Maha Besar seperti kepada Abraham, tetapi sebagai Allah yang membebaskan/menebus/melepaskan.
Dari ayat-ayat ini Allah menerangkan maksut kedatangan-Nya, Allah menerangka maksut penyataan diri-Nya kepada Musa dan Israel. Jadi dari ayat-ayat ini kita bisa menyimpulkan arti dari YHWH. Seperti kata EL-SHADDAY yang artinya adalah Allah Maha Kuasa/Besar, maka sebagai Allah Yang Maha Kuasa-lah Allah menyatakan diri-Nya kepada Abraham. Jadi jika dengan nama “YHWH” Allah menyatakan diri-Nya sebagai pembebas/penebus/pelepas, maka itulah arti dibalik nama YHWH itu sendiri.
Menurut pemahaman saya, mungkin Allah memberikan sebuah nama yang sudah Musa mengerti sebelumnya. Mungkin Musa mengerti YHW sebagai Tuhan dari mertuanya yaitu Yitro, Imam Midian. Karena telah kita pelajari dalam blog sebelumnya bahwa YHWH sendiri kemungkinan besar dari YHW, sesembahan suku Keni-Midian, dimana Yitro sebagai mertua Musa adalah imam dari suku Keni ini. Tetapi di dalam penemuan-penemuan, baik di mesir maupun daerah sekitarnya, kata YHWH secara lengkap tidak ditemukan, berarti asumsi saya, YHWH adalah nama lanjutan dari unsur-unsur yang sudah ada, contohnya seperti YHW tersebut. Ada juga kemungkinan bahwa bangsa Israel telah mengenal bentuk lain dari YHWH ini, walaupun bukan dalam bentuk YHWH, tetapi telah kita bahas dalam blog sebelumnya bahwa di Mesir sendiri banyak catatan-catatan dari kebudayaan Mesir kuno yang mengarah kepada nama YHWH tersebut.
Saya pribadi berpandangan bahwa Musa dan Israel mungkin sudah mengenal bentuk YHWH/bentuk lain yang mengarah kepada YHWH ini, seperti bentuk YHW dan “nuk pu nuk” yang mirip dengan “HYH HSR HYH” (keterangan “nuk pu nuk” dan YHW dapat dibaca pada blog: YHWH (1) – Masa Pra “YHWH” )
Pandangan saya ini didasarkan kepada argumen sebagai berikut; Konteks kasus disini adalah, Musa bertanya kepada Allah, jika bangsa israel tanya siapa nama Allah yang mengutus Musa, Musa harus bilang apa. Nah, jika Allah memberikan nama yang sama sekali asing bagi Israel, itu sama saja akan menimbulkan masalah baru, bukan? Musa disini kuatir jika nanti Israel tidak bisa menerima sebutan El/Elohim, maka apakah ada sebutan lain yang bisa diterima oleh Israel. Jika dengan El/Elohim yang telah dipakai oleh nenek moyang bangsa Israel sendiri Musa masih kuatir, apalagi nama yang baru dan sama sekali asing bagi bangsa Israel.
Perlu diingat bahwa, pertama kali Allah menyuruh Musa untuk memberitahu kepada bangsa Israel tentang perihal pembebasan mereka, Allah tidak menyuruh Musa menggunakan nama YHWH, tetapi menggunakan El/ELOHIM, ELOHIM Abraham, Ishak dan Yakub. Nama YHWH itu timbul karena pertanyaan lanjutan yang ditimbulkan dari kekuatiran Musa sendiri.


  • Musa, Nabi Yang Suka “Iseng-Iseng Berhadiah.”
Jika saya membaca kisah Musa ketika diutus Allah membebaskan bangsa Israel ini, saya mendapati bahwa Musa itu sebenarnya banyak sekali melakukan negosiasi dengan Tuhan. Akibat banyaknya negosiasi tersebut maka timbullah hal-hal tertentu yang sebenarnya jika Musa tidak negosiasi dengan Tuhan maka hal-hal tersebut tidak ada. Contohnya;
Keluaran 4:9-15
4:9Dan jika mereka tidak juga percaya kepada kedua tanda mujizat ini dan tidak mendengarkan perkataanmu, maka engkau harus mengambil air dari sungai Nil dan harus kaucurahkan di tanah yang kering, lalu air yang kauambil itu akan menjadi darah di tanah yang kering itu.”
4:10Lalu kata Musa kepada TUHAN: “Ah, Tuhan, aku ini tidak pandai bicara, dahulupun tidak dan sejak Engkau berfirman kepada hamba-Mupun tidak, sebab aku berat mulut dan berat lidah.”
4:11Tetapi TUHAN berfirman kepadanya: “Siapakah yang membuat lidah manusia, siapakah yang membuat orang bisu atau tuli, membuat orang melihat atau buta; bukankah Aku, yakni TUHAN?
4:12Oleh sebab itu, pergilah, Aku akan menyertai lidahmu dan mengajar engkau, apa yang harus kaukatakan.”
4:13Tetapi Musa berkata: “Ah, Tuhan, utuslah kiranya siapa saja yang patut Kauutus.”
4:14Maka bangkitlah murka TUHAN terhadap Musa dan Ia berfirman: “Bukankah di situ Harun, orang Lewi itu, kakakmu? Aku tahu, bahwa ia pandai bicara; lagipula ia telah berangkat menjumpai engkau, dan apabila ia melihat engkau, ia akan bersukacita dalam hatinya.
4:15Maka engkau harus berbicara kepadanya dan menaruh perkataan itu ke dalam mulutnya; Aku akan menyertai lidahmu dan lidahnya dan mengajarkan kepada kamu apa yang harus kamu lakukan.
Imam Harun harus capek-capek bolak-balik-bolak-balik sampai brapa kali ke Mesir, peristiwa Harun dikerjain bolak-balik Mesir ini adalah cetakan dari hasil “iseng-iseng berhadiah” nya Musa. Seharusnya yang diutus Tuhan hanya Musa. Musa takut dan negosiasi sama Tuhan. Tuhan bilang pada Musa agar jangan kuatir, masih pula diberi tanda mujizat yang bisa dilakukan Musa. masih aja musa gak mau percaya omongan Tuhan, tetep ngeyel aja bilang dia gak pandai bicara. Lalu Tuhan bilang lagi (mungkin dengan agak sedikit jengkel) bahwa Musa disuruh jangan kuatir, sebab siapa sih yang menciptakan lidah? Tuhan kan? Maka Tuhan bisa menyertai lidah Musa. Masih aja Musa ngotot (wahhh…ini orang kelewatan iseng bener ya, ngisengin Tuhan pake nego-nego terus), akhirnya Tuhan jengkel beneran kan? Akhirnya Harun lah yang kena batunya…hahaha ^_^ Musa iseng-iseng berhadiah, setelah dikocok-kocok, diambil kupon hadiahnya, setelah dibuka kuponnya ada nama “Harun.” Gak ada ujan gak ada angin, ngimpi apa semalem Harun musti bolak-balik Mesir nemenin Musa ngadep Firaun.
Contoh kedua tentang apa? Tentang YHWH. YHWH itu juga hasil “iseng-iseng” berhadiahnya Musa. Coba kita lihat ayatnya;
Keluaran 3:6
3:6Lagi Ia berfirman: “Akulah Allah ayahmu, Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub.” Lalu Musa menutupi mukanya, sebab ia takut memandang Allah.
Keluaran 3:10-14
3:10Jadi sekarang, pergilah, Aku mengutus engkau kepada Firaun untuk membawa umat-Ku, orang Israel, keluar dari Mesir.”
3:11Tetapi Musa berkata kepada Allah: “Siapakah aku ini, maka aku yang akan menghadap Firaun dan membawa orang Israel keluar dari Mesir?
3:12Lalu firman-Nya: “Bukankah Aku akan menyertai engkau? Inilah tanda bagimu, bahwa Aku yang mengutus engkau: apabila engkau telah membawa bangsa itu keluar dari Mesir, maka kamu akan beribadah kepada Allah (Elohim) di gunung ini.”
3:13Lalu Musa berkata kepada Allah: “Tetapi apabila aku mendapatkan orang Israel dan berkata kepada mereka: Allah nenek moyangmu telah mengutus aku kepadamu, dan mereka bertanya kepadaku: bagaimana tentang nama-Nya? –apakah yang harus kujawab kepada mereka?”
3:14Firman Allah kepada Musa: “AKU ADALAH AKU.” Lagi firman-Nya: “Beginilah kaukatakan kepada orang Israel itu: AKULAH AKU telah mengutus aku kepadamu.”
3:15Selanjutnya berfirmanlah Allah kepada Musa: “Beginilah kaukatakan kepada orang Israel: TUHAN (YHWH), Allah nenek moyangmu, Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub, telah mengutus aku kepadamu: itulah nama-Ku untuk selama-lamanya dan itulah sebutan-Ku turun-temurun.
Jika kita melihat kronologis dari kejadian dari ayat diatas ini, pertama-tama Tuhan menyuruh Musa memberitahu kepada Israel bahwa Elohim Abraham, Ishak dan Yakub akan membebaskan mereka. Nah seperti biasanya Musa kluar isengnya nego-nego lagi sama Allah, Musa bilang, “ahhh…aku ini siapa sih kok bilang sama Firaun dan memimpin Israel kluar dari mesir.” Lalu Tuhan ngomong sama Musa,” jangan kuatir, Tuhan menyertai Musa, dan akan ada tanda penyertaan Tuhan yaitu, nanti bangsa Israel akan menyembah Allah di gunung ini.” Ehhhh…seperti biasanya lagi Musa nego-nego lagi, malah tanya sama Allah “ntar kalo Israel gak percaya sama sebutan Mu yang ini trus tanyasebutan Mu yang lain, aku suru jawab apa?” Nah, barulah disini Allah berkata, “AKU YA AKU. AKU ITU AKU. SANG MAHA. Ya udah gini aja deh, kamu sebutin aja nanti aku YHWH ke mereka, oke?”
Hufffff….setelah negosiasi yang panjang dan alot, akhirnya deal juga. Horee..Lega!!!^_^ Akhirnya Musa brangkatlah ke Mesir menjumpai orang Israel dan Musa berkata demikian seperti yang Tuhan katakan pada Musa. Bangsa Israel percaya atau tidak? Pertamanya bangsa Israel percaya. Tetapi setelah Firaun tidak mau melepaskan Israel dan menambah berat kerja paksa, maka terjadilah tragedi itu:
Keluara 6:9
6:9(6-8) Lalu Musa mengatakan demikian kepada orang Israel, tetapi mereka tidak mendengarkan Musa karena mereka putus asa dan karena perbudakan yang berat itu.
Bruaaakakakakaka… aduh Opa Musa, udah negosiasi panjang-panjang ama Tuhan, mikir yang engga-engga, takut ini lah takut itu lah, ternyata pake nama YHWH pun akhirnya Israel gak percaya huehuehue…Kalo gitu ngapain pake nego-nego nama segala. ^_^ Memang Tuhan tahu yang terbaik dan tahu yang akan terjadi, tidak usah pake nego-nego an segala, toh hasilnya gak beda. Jika kita baca ayat-ayat tentang opera van Midian ini, pertama kali Tuhan sudah memberikan rincian kejadian yang akan terjadi kepada Musa, bahwa nanti setelah kamu ke Mesir akan terjadi A, B, C. Lalu Musa masih menambahi dengan bertanya, gimana kalo terjadi D, E, F? Lalu, setelah negosiasi, muncullah nama YHWH bukan? Tapi yang terjadi ya tetap saja kejadian A,B, C yang Allah sudah terangkan kepada Musa.
Walaupun jika saya di posisi Musa saya juga akan takut setengah mati, tetapi setiap membaca kisah ini saya selalu geli senyum-senyum sendiri hehehe ^_^
Sampai disini pasti saudara-saudara pembaca mengerti yang saya maksut dengan: YHWH adalah hasil “iseng-iseng berhadiahnya” Musa. Sebab jika Musa tidak nego soal nama, Allah mungkin tidak memberikan nama YHWH. Ini sama kasusnya seperti Harun tadi, yang tidak ada hujan tidak ada angin, tidak tau mimpi apa semalam, tiba-tiba kejatuhan durian, menemani Musa bolak-balik Mesir untuk ngomong kepada Firaun.
Jika kita teruskan baca kisahnya, maka Musa masih aja nego-nego lagi sama Tuhan. Baiklah, OPERA VAN MIDIAN-MESIR nya kita tutup sampai disini dulu. Sekarang kita agak serius sedikit.
Tadinya Tuhan tidak menyuruh Musa menggunakan nama YHWH untuk berkata kepada bangsa Israel. Ketika musa berkata “siapakah aku ini” di ayat 12, Tuhan memberikan jawaban di ayat 13 yang bisa kita jadikan pencerahan untuk kita:
Keluaran 3:12
3:12Lalu firman-Nya: “Bukankah Aku akan menyertai engkau? Inilah tanda bagimu, bahwa Aku yang mengutus engkau: apabila engkau telah membawa bangsa itu keluar dari Mesir, maka kamu akan beribadah kepada Allah (Elohim) di gunung ini.”
Tuhan berfirman bahwa nanti setelah keluar dari Mesir, bangsa Israel akan beribadah kepada ELOHIM (bukan YHWH) di gunung ini. Jadi jika Musa tidak menanyakan sebutan yang lain untuk Tuhan, maka sebutan Allah itu akan tetap Elohim, bangsa Israel akan menyembah ELOHIM, karena nama YHWH belum disebut oleh Tuhan. Perlu diingat kembali bahwa Tuhan memerintahkan Musa untuk berbicara kepada bangsa Israel pertama-tama atas nama EL/Elohim Abraham, Elohim Ishak, Elohim Yakub. Setelah Tuhan berkata demikian, maka karena Musa menanyakan alternatif sebutan yang lain jika sebutan “Elohim Abraham, Ishak dan Yakub” ini gagal, maka Tuhan baru menyebutkan YHWH. Semenjak inilah nama YHWH dilegalkan didalam AGAMA YAHUDI karena Tuhan menyuruh bangsa israel menjadikan YHWH sebagai ingat-ingatan secara turun-temurun karena nama YHWH sendiri adalah khas akan peristiwa keluarnya bangsa Israel dari Mesir atas pertolongan Tuhan.
Ayat Keluaran 3:12 ini sebenarnya tidak mendukung teori no.2 yang mengatakan bahwa, nama “YHWH” sudah ada dari dulu tetapi Israel lupa. Jika memang Israel lupa dan Tuhan ingin mengingatkannya maka seharusnya dari semula Tuhan menyuruh Musa menggunakan nama YHWH. Dan nantinya Israel akan menyembah YHWH, bukan EL/ELOHIM. Tetapi ayat ini berkata sebaliknya, justru setelah bangsa Israel keluar dari Mesir, Israel akan menyembah ELOHIM, bukan YHWH.
Kita bisa melihat pentingnya peristiwa keluarnya bangsa Israel dari Mesir itu dengan melihat betapa taurat mengajarkan agar Israel melakukan hari-hari raya yang berkenaan dengan peristiwa-peristiwa Mesir tersebut sebagai ingat-ingatan bahwa Allah telah membebaskan mereka dari Mesir. Peristiwa-peristiwa Mesir ini harus diceritakan turun-temurun. Sebagai ingat-ingatan maka Tuhan menyuruh bangsa Israel untuk membuat hari-hari raya untuk mengingat kebesaran Tuhan di dalam peristiwa-peristiwa ini. Jadi dalam hal ini, perintah untuk mengadakan hari-hari raya untuk suatu ingat-ingatan sama dengan perintah Tuhan yang mengatakan bahwa nama YHWH harus dijadikan ingat-ingatan turun temurun. Karena YHWH adalah khas dengan  peristiwa exodus dari Mesir.
Keluaran 3:15
3:15Selanjutnya berfirmanlah Allah kepada Musa: “Beginilah kaukatakan kepada orang Israel: TUHAN (YHWH), Allah nenek moyangmu, Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub, telah mengutus aku kepadamu: itulah nama-Ku untuk selama-lamanyadan itulah sebutan-Ku turun-temurun.
Jadi apakah kita sebagai orang Kristen jaman sekarang harus mengingat-ingat dan menyebut nama YHWH juga